Mohon tunggu...
Veranita Libra
Veranita Libra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ulasan Bumi Manusia

26 Februari 2016   23:23 Diperbarui: 26 Februari 2016   23:54 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mengenal lebih jauh, Darsam pun juga terus berbaik hati, ia menuruti perintah Nyai yang menyuruhnya  untuk menjaga Minke, saat Minke harus disembunyikan dan tidak boleh kembali ke rumah karena sudah diincar untuk dibunuh oleh Robert Mellema. Dari sifatnya tersebut dapat dilihat Darsam sangat setia kepada Nyai dengan menuruti perintahnya.

Selanjutnya, Robert Mellema yang merupakan tokoh antagonis dalam cerita ini, ia adalah anak pertama dari Herman Mellema dan Nyai Ontosoroh. Robert ini adalah orang yang sangat sombong , ia juga sangat membenci orang pribumi, terutama Minke. Baginya Minke adalah pengganggu dalam hidupnya, keluarganya lebih menyayangi Minke yang hanya orang luar dibanding dirinya yang merupakan bagian dari keluarga. Ia saja pernah mencoba untuk membunuh Minke lewat orang suruhannya, sungguh perbuatan keji.

Robert Mellema pertama kalinya bertemu dengan Minke setelah Robert Suurhof yang mengenalkannya. Robert Mellema berteman dengan Robert Suurhof karena sama-sama menyukai tim sepakbola. Saat pertama kalinya Robert Mellema ini melihat Minke, ia langsung memandang rendah Minke dengan tatapannya yang artinya sangat merendahkan orang pribumi. Waktu pun berlalu begitu cepat, Minke semakin dekat dengan keluarga Mellema, dan itu semakin membuatnya kesal karena kedekatan Minke terhadap keluarganya, padahal Minke hanya seorang pribumi.

Setelah Robert ketahuan berniat membunuh Minke, Nyai pun marah padanya yang diakhiri dengan Robert melarikan diri dari rumahnya sama seperti apa yang dilakukan ayahnya, lalu ia pergi ke tempat dimana itu sangat dilarang yaitu tempat plesiran, tempat itu milik Ah Tjong, seorang Cina. Ia pun jatuh hati kepada salah satu pelacur yang ada disana. Dan hal itu juga yang membuat semakin jelek namanya.

Dan tokoh yang tak kalah penting adalah Sanikem atau yang disapa dengan Nyai Ontosoroh, ia seorang ibu yang begitu menjiwai dirinya sebagai seorang ibu sejati. Ia begitu menyayangi anaknya, Annelies, ia tak pernah meninggalkan anaknya. Ia seorang ibu yang kuat. Walau dirinya itu dipandang orang-orang jelek. Karena namanya ia yang dikenal Nyai yang artinya merupakan gundik, berawal dari orang-orang yang menjulukinya dengan nama Nyai  dan bagi mereka Nyai ini orang yang tidak benar.

Tak hanya kuat, tetapi ia juga sabar. Dalam situasi yang mencekam, ia tetap tenang dan menggunakan pikirannya sebelum bertindak. Ia yakin yang terbaik untuk anaknya Annelies. Annelies yang begitu mencintai Minke, Nyai pun mendukung kemauan anaknya dan yakin akan keputusannya dengan menyatukan mereka berdua. Nyai sangat mengharapkan kebahagiaan untuk mereka berdua.

Walaupun Nyai tegar dan kuat, tapi bisa juga karena suatu hal ia seperti lain, seperti mengalami kepanikan dan takut, apalagi jika menyangkut dengan Annelies, anak yang paling ia sayangi  dan ia ingin selalu lindungi, setelah suaminya yang pergi meninggalkan mereka berdua disusul oleh anak sulungnya. Sebenarya banyak sekali hal-hal yang bisa diteladani dari Nyai, ia adalah ibu yang baik, sudah sepatutnya hormat dan turut apalagi orang tua seperti Nyai.

Nyai dulunya juga memiliki pengalaman yang buruk, ia dulu dijual oleh ayahnya sendiri, sungguh perbuatan tega. Ayahnya Nyai sangat menginginkan naik jabatan dengan melakukan cara yang salah, ia membuat anaknya menjadi gundik untuk pria lain demi jabatan. Namun, Nyai sekarang tumbuh menjadi seorang yang kuat dan itu patut diteladani dari dirinya.

Nyai juga sangat pandai menarik hati orang, salah satunya adalah Minke, Minke tak menduga seorang Nyai yang dikenal hanya seorang gundik tapi pengetahuannya melampaui seorang gundik. Mana mungkin pikirnya seorang gundik bisa sehebat itu, bisa sepandai itu dalam bicara. Bicaranya hanya biasa tetapi berpengetahuan dan membuat orang tekagum akan kepintarannya yang hanya seorang gundik.

Selain itu, Nyai juga yang setelah menjadi gundik, ia bekerja dan bertemu Darsam saat itu, Nyai membantunya karena memang kewajibannya sebagai sesama manusia yang saling menolong, apalagi saat itu Darsam  yang sedang mengalami kesusahan. Sifat baiknya yang mau menolong orang bukan karena ingin dipandang tetapi karena keikhlasan , begitu murah hati Nyai itu, tetapi sayang banyak orang tidak mengetahuinya.

Saya sangat merekomendasi buku ini. Dengan membaca buku ini, banyak nilai yang bisa didapatkan, tokoh-tokohnya yang juga membuat pembacanya terkagum-kagum akan sosok karakternya seperti Minke dan Nyai Ontosoroh, merupakan kedua tokoh yang saya senangi. Setelah membacanya, saya menjadi sangat bangga dan juga berharap jika cerita buku ini dapat dikenal lagi oleh banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun