Buku tetralogi yang berjudul “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer, setelah itu dilanjutkan lewat bukunya yang berjudul “Anak Semua Bangsa” lalu “Jejak Langkah” dan yang terakhir berjudul “Rumah Kaca” namun yang akan saya ulas disini adalah buku pertamanya yang berjudul Bumi Manusia. Buku yang mengandung unsur sejarah ini adalah buku tetralogi yang pertama kalinya saya baca dan membuat saya tertarik. Sejujurnya pun, saya ini jarang membaca buku terutama tentang sejarah. Namun, buku beliau ini berhasil membuat saya tertarik mengikuti jalan ceritanya, alhasil tidak begitu membutuhkan waktu lama sudah dapat membacanya hingga habis. Lagipula, tak hanya diceritakan mengenai era sejarahnya saja tetapi juga mengandung unsur roman di dalamnya.
Dalam buku tersebut, terdapat beberapa tokoh yang membuat saya tertarik. Minke, ia merupakan tokoh utama dalam cerita ini, ia adalah seorang pribumi yang baik hati,pantang menyerah, juga pandai dalam belajar,menulis, serta mencuri hati seorang perempuan. Tetapi dari sifatnya yang baik, terkadang ia diceritakan memiliki pandangan negatif terhadap orang lain. Ia juga dikenal sebagai orang berpendidikan karena bersekolah di HBS dan banyak mengetahui tentang hal yang berhubungan dengan Eropa. Walaupun begitu, ia seorang yang nasionalis dan juga tidak memandang rendah bangsa lain.
Minke ini sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, berpikir sebelum bertindak. Ia memakai pemikirannya dengan pintar di saat yang tepat, ia juga tidak mudah terhasut oleh dengaran orang. Saat bertemu dengan keluarga Mellema, pastinya belum saling mengenal, namun keluarga Mellema adalah keluarga yang baik terhadap Minke, dari awal menemuinya saja, keluarga Mellema sudah menyukai Minke. Entah karena ia pribumi atau hal lainnya. Menurut saya, apalagi di saat diceritakan bagaimana keluarga Mellema menolong Minke dan ia boleh menginap di kediaman Mellema. Memang Minke tidak diceritakan seperti apa saat itu, tetapi yang pasti ia juga bukan orang yang polos. Mungkin jika saya sebagai Minke yang merupakan orang asing pastinya berpikir dulu dan tidak boleh ceroboh, walau kenyataan tidak terjadi apa-apa.
Minke memakai nama “Max Tollenaar “ yang namanya dikenal sebagi penulis artikel dan menyebarkan iklan di koran. Ia pun sudah menghasilkan berbagai tulisannya, Minke itu sebenarnya hebat, padahal masih pelajar. Saya memaknai hal ini sebagai hal positif, karena hal ini berguna pada kenyataannya, ini juga dapat memotivasi kita dalam hal menulis.
Minke memiliki seorang guru, Magda Peters, sepertinya guru ini yang telah menginspirasinya dalam hal menulis, karena itu, ia jadi sangat tertarik pada ilmu pengetahuan daripada ilmu lain yang baginya belum pasti. Dan ini jugalah merupakan hal yang bagus, ada guru yang seperti Magda yang tahu bagaimana membuat muridnya senang akan belajar ilmu, keteladanannya sebagai seorang guru ini sangat patut dihargai dan dilihat banyak orang.
Minke juga menyukai seorang perempuan. Perempuan ini diceritakan sangat cantik dan Ia bernama Annelies Mellema. Minke pertama kali bertemu dengan Annelies ketika temannya yang bernama Robert Suurhof mengajaknya ke suatu acara. Minke juga bertemu dengan mamanya Annelies yang bernama Nyai Ontosoroh yang adalah nama panggilan. Di saat itulah Minke bertemu dengan keluarga Mellema pertama kalinya. Ia pun juga bertemu dengan ayahnya Annelies, Herman Mellema dan kakak laki-lakinya, Robert Mellema yang tidak menyukai dan sangat membencinya. Seiring berjalannya waktu, Minke pun semakin mengenal Annelies dan sifat dibalik kecantikannya seperti apa. Pada awalnya, Minke pun tak menyangka jika ia akan menjalin hubungan dengan Annelies. Namun apa daya jika saling menyukai, dicerita mereka akhirnya akan menikah.
Annelies Mellema, Ia seorang perempuan yang sangat cantik dan anggun seperti gadis Eropa zaman dahulu. Tetapi itu hanya dilihat dari bentuk fisiknya saja. Padahal, sifat yang sebenarnya ia sangat manja terutama dengan Minke, namun sifat manjanya itu pun hanya ia tunjukkan kepada orang-orang yang ia sayangi, yaitu Minke dan mamanya, Nyai Ontosoroh.
Sifat manja, kekanak-kekanakkan Annelies ini bisa dibilang tak jelek, karena dibalik ini semua ternyata Annelies pernah mengalami pengalaman yang buruk di masa kecilnya, apalagi ada sangkut pautnya dengan apa yang terjadi di keluarganya. Saat kecil, Annelies pernah diperkosa oleh kakak kandungnya sendiri, Robert Mellema. Ia pun juga menceritakan hal itu kepada Minke dan tentu setelah mendengar hal itu saja, nama Robert Mellema sudah terdengar buruk apalagi setelah apa yang sudah dilakukannya.
Annelies ini seorang penyayang, ia sangat menyayangi Nyai dan Minke, baginya mereka adalah orang yang berharga. Hubungan Annelies dan Minke yang sudah berjalan dengan lama tiba-tiba muncul sesuatu dan membuat berantakan. Minke pernah harus pergi dari kediaman Mellema karena dipanggil oleh Ayahnya, ada juga saat Minke harus bersembunyi dari Robert Mellema yang dibantu oleh Darsam. Karena terlalu lama berpisah, akhirnya membuat Annelies jatuh sakit. Hal ini sebenarnya terdengar sangat berlebihan.
Selain itu ada tokoh yang bernama Darsam, ia seorang Madura yang dulunya pernah ditolong Nyai, hingga sekarang ia selalu setia kepada Nyai terutama untuk melindunginya. Darsam ini adalah diceritakan memiliki fisik dengan tubuh yang besar dan gagah serta sangat kuat, karena Robert Mellema saja takut dengannya. Minke saja awalnya menganggap Darsam adalah orang yang seram, dengan melihat dari wajahnya serta selalu membawa senjata untuk berjaga-jaga. Bagaimanapun semua orang yang melihat pasti takut dan kalau sampai kena masalah dengannya jangankan bisa ditembak mati.
Namun walau wajah dan tubuh fisik yang dimiliki Darsam ini, sifatnya bisa diteladani dari kesetiaan dan kebaikan hati terutama melindungi orang yang harus dilindunginya. Darsam siap dalam segala hal dan sifatnya yang tidak takut apapun membuat ia sebagai tokoh yang tidak boleh ditinggalkan, walaupun perannya hanya sedikit.
Setelah mengenal lebih jauh, Darsam pun juga terus berbaik hati, ia menuruti perintah Nyai yang menyuruhnya untuk menjaga Minke, saat Minke harus disembunyikan dan tidak boleh kembali ke rumah karena sudah diincar untuk dibunuh oleh Robert Mellema. Dari sifatnya tersebut dapat dilihat Darsam sangat setia kepada Nyai dengan menuruti perintahnya.
Selanjutnya, Robert Mellema yang merupakan tokoh antagonis dalam cerita ini, ia adalah anak pertama dari Herman Mellema dan Nyai Ontosoroh. Robert ini adalah orang yang sangat sombong , ia juga sangat membenci orang pribumi, terutama Minke. Baginya Minke adalah pengganggu dalam hidupnya, keluarganya lebih menyayangi Minke yang hanya orang luar dibanding dirinya yang merupakan bagian dari keluarga. Ia saja pernah mencoba untuk membunuh Minke lewat orang suruhannya, sungguh perbuatan keji.
Robert Mellema pertama kalinya bertemu dengan Minke setelah Robert Suurhof yang mengenalkannya. Robert Mellema berteman dengan Robert Suurhof karena sama-sama menyukai tim sepakbola. Saat pertama kalinya Robert Mellema ini melihat Minke, ia langsung memandang rendah Minke dengan tatapannya yang artinya sangat merendahkan orang pribumi. Waktu pun berlalu begitu cepat, Minke semakin dekat dengan keluarga Mellema, dan itu semakin membuatnya kesal karena kedekatan Minke terhadap keluarganya, padahal Minke hanya seorang pribumi.
Setelah Robert ketahuan berniat membunuh Minke, Nyai pun marah padanya yang diakhiri dengan Robert melarikan diri dari rumahnya sama seperti apa yang dilakukan ayahnya, lalu ia pergi ke tempat dimana itu sangat dilarang yaitu tempat plesiran, tempat itu milik Ah Tjong, seorang Cina. Ia pun jatuh hati kepada salah satu pelacur yang ada disana. Dan hal itu juga yang membuat semakin jelek namanya.
Dan tokoh yang tak kalah penting adalah Sanikem atau yang disapa dengan Nyai Ontosoroh, ia seorang ibu yang begitu menjiwai dirinya sebagai seorang ibu sejati. Ia begitu menyayangi anaknya, Annelies, ia tak pernah meninggalkan anaknya. Ia seorang ibu yang kuat. Walau dirinya itu dipandang orang-orang jelek. Karena namanya ia yang dikenal Nyai yang artinya merupakan gundik, berawal dari orang-orang yang menjulukinya dengan nama Nyai dan bagi mereka Nyai ini orang yang tidak benar.
Tak hanya kuat, tetapi ia juga sabar. Dalam situasi yang mencekam, ia tetap tenang dan menggunakan pikirannya sebelum bertindak. Ia yakin yang terbaik untuk anaknya Annelies. Annelies yang begitu mencintai Minke, Nyai pun mendukung kemauan anaknya dan yakin akan keputusannya dengan menyatukan mereka berdua. Nyai sangat mengharapkan kebahagiaan untuk mereka berdua.
Walaupun Nyai tegar dan kuat, tapi bisa juga karena suatu hal ia seperti lain, seperti mengalami kepanikan dan takut, apalagi jika menyangkut dengan Annelies, anak yang paling ia sayangi dan ia ingin selalu lindungi, setelah suaminya yang pergi meninggalkan mereka berdua disusul oleh anak sulungnya. Sebenarya banyak sekali hal-hal yang bisa diteladani dari Nyai, ia adalah ibu yang baik, sudah sepatutnya hormat dan turut apalagi orang tua seperti Nyai.
Nyai dulunya juga memiliki pengalaman yang buruk, ia dulu dijual oleh ayahnya sendiri, sungguh perbuatan tega. Ayahnya Nyai sangat menginginkan naik jabatan dengan melakukan cara yang salah, ia membuat anaknya menjadi gundik untuk pria lain demi jabatan. Namun, Nyai sekarang tumbuh menjadi seorang yang kuat dan itu patut diteladani dari dirinya.
Nyai juga sangat pandai menarik hati orang, salah satunya adalah Minke, Minke tak menduga seorang Nyai yang dikenal hanya seorang gundik tapi pengetahuannya melampaui seorang gundik. Mana mungkin pikirnya seorang gundik bisa sehebat itu, bisa sepandai itu dalam bicara. Bicaranya hanya biasa tetapi berpengetahuan dan membuat orang tekagum akan kepintarannya yang hanya seorang gundik.
Selain itu, Nyai juga yang setelah menjadi gundik, ia bekerja dan bertemu Darsam saat itu, Nyai membantunya karena memang kewajibannya sebagai sesama manusia yang saling menolong, apalagi saat itu Darsam yang sedang mengalami kesusahan. Sifat baiknya yang mau menolong orang bukan karena ingin dipandang tetapi karena keikhlasan , begitu murah hati Nyai itu, tetapi sayang banyak orang tidak mengetahuinya.
Saya sangat merekomendasi buku ini. Dengan membaca buku ini, banyak nilai yang bisa didapatkan, tokoh-tokohnya yang juga membuat pembacanya terkagum-kagum akan sosok karakternya seperti Minke dan Nyai Ontosoroh, merupakan kedua tokoh yang saya senangi. Setelah membacanya, saya menjadi sangat bangga dan juga berharap jika cerita buku ini dapat dikenal lagi oleh banyak orang.
Cerita yang begitu menarik dan sangat menginspirasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H