Mengapa Kecerdasan Emosional Itu Penting?
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal.
Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar.
Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Menurut Irwanto (1997 :105) belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan.
Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar.
Hasil beberapa penelitian di University of Vermont mengenai analisis struktur neurologis otak manusia dan penelitian perilaku oleh LeDoux (1970) menunjukkan bahwa dalam peristiwa penting kehidupan seseorang, EQ selalu mendahului intelegensi rasional. EQ yang baik dapat menentukan keberhasilan individu dalam prestasi belajar membangun kesuksesan karir, mengembangkan hubungan suami-istri yang harmonis dan dapat mengurangi agresivitas, khususnya dalam kalangan remaja(Goleman, 2002 : 17).
Memang harus diakui bahwa mereka yang memiliki IQ rendah dan mengalami keterbelakangan mental akan mengalami kesulitan, bahkan mungkin tidak mampu mengikuti pendidikan formal yang seharusnya sesuai dengan usia mereka. Namun fenomena yang ada menunjukan bahwa tidak sedikit orang dengan IQ tinggi yang berprestasi rendah, dan ada banyak orang dengan IQ sedang yang dapat mengungguli prestasi belajar orang dengan IQ tinggi. Hal ini menunjukan bahwa IQ tidak selalu dapat memperkirakan prestasi belajar seseorang.
Kemunculan istilah kecerdasan emosional dalam pendidikan, bagi sebagian orang mungkin dianggap sebagai jawaban atas kejanggalan tersebut. Teori Daniel Goleman, sesuai dengan judul bukunya, memberikan definisi baru terhadap kata cerdas. Walaupun EQ merupakan hal yang relatif baru dibandingkan IQ, namun beberapa penelitian telah mengisyaratkan bahwa kecerdasan emosional tidak kalah penting dengan IQ (Goleman, 2002:44).
Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
Menurut Goleman, khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.
Daniel Goleman juga mengatakan, kecerdasan emosional (EI) adalah kemampuan seseorang untuk mengelola emosi, mengenali perasaan, dan menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Goleman berpendapat bahwa EI merupakan sekumpulan keterampilan dan kompetensi yang didasarkan pada empat kemampuan, yaitu kesadaran diri, pengelolaan hubungan, dan kesadaran sosial.
-Komponen-komponen inti dari teori EI Goleman adalah: Empati, Komunikasi efektif atau keterampilan sosial, Kesadaran diri, Pengaturan diri, Motivasi.
-Daniel Goleman (2009: 411) mengemukakan beberapa macam emosi, yaitu: Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri.
Adapun menurut Daniel Goleman tentang kecerdasan emosional di dunia pekerjaan:
4 Area Kecerdasan Emosional Menurut Daniel Goleman.
Memiliki posisi sebagai manajer, Anda tentu saja akan dituntut untuk bisa mengendalikan diri Anda ditengah tekanan, tenggat waktu , konflik, bahkan krisis. Saat berada dalam situasi tersebut, ada dua tindakan yang dapat Anda ambil. Tindakan pertama adalah tetap tenang dan berupaya memberikan pengertian untuk menenangkan tim Anda sehingga tetap dapat mencapai tujuan organisasi. Tindakan lain adalah mengeluarkan reaksi buruk, dan menyebabkan ketakutan serta kesalahan. Jadi tindakan apa yang akan Anda ambil? Anda pasti menjawab tindakan yang pertama tetapi tanpa sadar bisa saja Anda justru melakukan tindakan kedua. Ingatlah bahwa Anda akan diuji oleh situasi yang rumit yang bisa saja membuat Anda menunjukkan sisi baik atau bahkan buruk.
Hal yang membedakan dari kedua tindakan tersebut adalah kecerdasan emosional atau kecerdasan emosional yang dimiliki oleh sang manajer. Kecerdasan emosional adalah kemampuan individu untuk memperhatikan situasi dan sadar serta strategi memilih respons terbaik untuk menghadapinya. Psikolog John Mayer menjelaskan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk secara akurat melihat emosi diri dan juga orang lain, serta kemampuan memahami sinyal yang dikirimkan oleh emosi mengenai hubungan dan mengelola emosi diri serta orang lain.
-Menurut buku Primal Leadership karya Psikolog Daniel Goleman menunjukkan bahwa dalam kecerdasan emosional terdapat 4 area, yaitu:
1. Kesadaran diri
2. Manajemen diri
3. Kesadaran sosial
4. Manajemen hubungan
Untuk mengetahui apakah Anda memiliki kecerdasan emosional yang baik, maka Anda perlu memeriksa keempat area tersebut. Mari kita bahas satu persatu:
1. Kesadaran diri
Area pertama ini akan membuktikan seberapa baik Anda mengenal diri Anda sendiri dan untuk itu ada 3 pertanyaan yang harus Anda jawab untuk mengetahui tingkat kemampuan Anda. Pertanyaannya adalah sebagai berikut:
-Apakah Anda memiliki kendali yang baik terhadap kekuatan dan kelemahan Anda?
Beberapa orang memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengidentifikasi keahlian mereka dan apa yang harus ditingkatkan. Tetapi sebagian orang lagi perlu mendapatkan masukan dari orang lain dalam proses identifikasi ini. Jika Anda adalah tipe orang yang kedua maka jangan disungkan untuk melibatkan bawahan Anda. Namun, saja bawahan Anda akan merasa ragu dalam memberikan kritik atau masukan kepada pemimpin mereka, untuk itu Anda perlu berusaha lebih keras dalam mencari tahu masukan dan meningkatkan keterampilan Anda.
-Apakah Anda bisa membaca emosi Anda sendiri?
Cari tahu apakah Anda menyadarinya ketika Anda merasa senang ataupun sedih serta alasan dibalik terjadinya emosi tersebut. Cari tahu juga apakah Anda merupakan orang yang optimis atau pesimis, dan apakah orang lain dapat dengan mudah membaca emosi Anda atau tidak.
-Apakah Anda tahu bagaimana dan kapan emosi Anda meningkat atau mengambil alih pikiran Anda?
Cari tahu mengenai apakah Anda membuat keputusan buruk ketika lelah atau stres. Atau apakah Anda mengatakan sesuatu karena situasi dan setelah melakukan refleksi diri Anda menyesalinya, atau bahkan tidak menyadari hal yang sama sekali dan baru sadar setelah semuanya terlambat. Cari tahu apakah emosi emosional Anda kepada beberapa orang atau situasi dapat membuat Anda mengambil keputusan buruk
2. Manajemen Diri
Di area ini, Anda akan diajak untuk mengetahui seberapa baik Anda mengelola diri sendiri. Untuk dapat mengenal diri Anda, terdapat 3 hal yang perlu Anda jawab yakni:
-Jika Anda sadar akan kekuatan dan kelemahan Anda, apakah Anda melakukan sesuatu terhadap hal-hal tersebut?
Kenyataannya ada saja manajer yang berhenti pada area self-aware saja dan menganggap bahwa itu sudah cukup, padahal Anda perlu melanjutkan ke area berikutnya agar dapat mengelola diri dengan lebih baik. Ketika Anda menyadari kekuatan dan kelemahan Anda, artinya Anda perlu mengelola diri Anda untuk dapat meningkatkan diri Anda sendiri atau berusaha mengatasi kekurangan yang Anda miliki.
-Bisakah Anda beradaptasi terhadap perubahan dan tantangan?
Cari tahu apakah Anda bisa menjaga dan mengerjakan peran Anda sebagai pemimpin dengan tenang bahkan di bawah tekanan. Apakah Anda orang yang optimis atau pesimis? Ketahanan emosional adalah salah satu tanda dari kecerdasan emosional. Ketika Anda menjadi pemimpin yang optimis maka Anda dapat memiliki kekuatan untuk mendorong orang lain melakukan perubahan dan mencoba hal baru, sehingga tidak menyerah terlalu cepat.
-Apakah Anda tahu bagaimana dan kapan ucapan dan tindakan Anda menginspirasi kepercayaan dalam diri orang lain?
Pemimpin yang dapat mengelola dirinya akan membangun kepercayaan dan niat baik dari karyawan yang pimpin mereka, sesuatu yang akan terus melekat pada diri Anda sepanjang waktu terutama ketika keputusan Anda mengecewakan banyak orang. Artinya, Anda perlu secara aktif berusaha keras dalam membangun kepercayaan, jangan berasumsi bahwa orang-orang berinvestasi kepada Anda karena Anda adalah pemimpin mereka
3. Kesadaran Sosial
Area yang ketiga ini akann mengukur sejauh mana kemampuan Anda untuk melihat hal dari sudut pandang orang lain. Untuk itu, ada 3 hal yang perlu Anda jawab untuk mengetahui tingkat kemampuan Anda di area ini.
-Apakah Anda memiliki kemampuan untuk membaca emosi atau perasaan orang lain?
Cari tahu apakah Anda mampu secara akurat menilai bagaimana perasaan seseorang berdasarkan ekspresi dan bahasa tubuh mereka. Cari tahu juga apakah Anda bisa mengetahui ketika kalimat Anda tidak dipahami oleh seseorang dan kemudian mengubah pendekatan Anda?
-Tahukah Anda bagaimana cara “ membaca ruangan ”?
Cari tahu apakah Anda bisa membaca situasi di ruangan dan merasakan apakah orang-orang bersemangat, kehilangan semangat, atau terpecahkan perhatiannya kemudian Anda merespons sesuai dengan kondisi yang menghadap? Sebagai pemimpin, Anda bertugas menjaga tim tetap tenang ketika mereka semua cemas. Hal ini disebabkan, ketika semua orang terlalu tegang dan stres, tugas Anda adalah untuk tetap tenang dan percaya diri, dan ketika semua terlalu tenang, tugas Anda perlu menambahkan energi dan rasa urgensi.
-Apakah Anda mendemonstrasikan empati yang tulus?
Empati adalah kemampuan untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain, dan memerlukan usaha lebih keras dibandingkan sekadar bersimpati dengan seseorang untuk bisa keluar dari kerangka referensi yang Anda miliki. Anda perlu memiliki kemampuan mendengarkan dan menyampaikan kembali kepada mereka apa yang disampaikan berdasarkan pemahaman Anda. Ketika orang merasa bahwa Anda terbuka untuk melihat dari sudut pandang mereka, itu dapat membangun kepercayaan terhadap diri Anda.
4. Manajemen Hubungan
Area terakhir ini akan berbicara seputar keterampilan interpersonal yang Anda miliki. Terdapat 3 hal yang perlu Anda jawab untuk mengetahui tingkat kemampuan Anda di area ini.
-Apakah Anda memberikan masukan, Arah, dan inspirasi bagi orang lain?
Pemimpin yang baik akan mengukur keberhasilan mereka berdasarkan pencapaian yang telah mereka capai. Mereka akan berperan untuk membantu karyawan tumbuh dan berkembang dengan menjadi pelatih, mentor, atau bahkan role model.
-Apakah Anda membangun hubungan, mengembangkan tim Kerjasama, dan jaringan dengan efektif?
Mungkin hubungan Anda dengan karyawan yang langsung Anda pimpin terjalin dengan baik, tapi bagaimana dengan karyawan lain di organisasi Anda? cari tahu apakah Anda hanya berinteraksi dengan mereka ketika Anda memerlukan sesuatu saja. Cari tahu seberapa baik Anda mengenal karyawan ataupun rekan kerja Anda yang lain dan menghormati orang-orang dari segala bidang pekerjaan.
-Apakah Anda berbagi visi yang bisa dilihat oleh orang lain dan menarik bagi mereka?
Cari tahu apakah karyawan Anda memahami visi dengan baik dan berbagi visi tersebut sehingga menjalankannya dalam proses kerja mereka.
Itulah pentingnya kecerdasan emosional yang dimiliki oleh pemimpin. Ketika Anda memahami dan mengidentifikasi kemampuan Anda pada setiap area kecerdasan emosional, Anda dapat meningkatkan diri atau memperbaiki bagian mana yang perlu Anda tingkatkan lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H