6. Promosi
Bagaimana pun kita tidak bisa pasif. Di tengah persaingan industri pariwisata dunia ang semakin sengit promosi menjadi salah satu ujung tombak.
Promosi ke dalam negeri dan luar negeri harus terus digalakan. Potensi kunjungan wisatawan lokal jangan disepelekan. Wisatawan lokal tidak rentan travel banned atau faktor lain seperti pandemi misalnya.
Bentuk promosi seperti pembuatan video dengan sinematografi berkualitas seperti yang dimiliki Pesona Indonesia di kanal TVRI World harus diperbanyak. Kemenparekraf bisa menggandeng penulis, Youtuber, dan penggiat media sosial untuk menjadi influencer dalam mempromosikan Mandalika.
7. Stabilitas Keamanan
Salah satu yang dapat menghancurkan industri pariwisata selain faktor force majeure adalah tindak kejahatan dan terorisme. Kita tentu ingat bagaimana pariwisata Bali goncang akibat aksi terorisme.
Semua pihak harus bergandeng tangan menjaga stabilitas keamanan yang selama ini sudah terbangun dengan baik. Bukan tugas pemerintah saja, tetapi tugas kita semua. Jangan sampai sirkuit Mandalika hanya dipakai satu atau dua kali karena terkendala masalah stabilitas keamanan.
Jika ketujuh poin tersebut diatas dapat dilaksanakan, pelan tapi pasti kita akan memetik hasilnya. Jika dibandingkan Malaysia kita memang tertinggal 2 dekade. Tetapi tidak ada kata terlambat dan bahkan kita pasti bisa melangkah lebih jauh.
Kehadiran Pertamina Mandalika International Street Circuit tentu akan menjadi primadona baru pecinta olahraga motor baik lokal maupun luar negeri. Indonesia bisa menghemat devisa sekaligus mendatangkan devisa dari kunjungan wisatawan manca negara.
Tayangan MotoGP dan teaser-teaser yang disiarkan ke seluruh dunia tentu menjadi media promosi yang luar biasa. Dunia menjadi tahu bahwa Indonesia memiliki tempat lain yang tidak kalah eksotis dari Bali. Bahkan Bali bisa kecipratan kunjungan karena keduanya bertetangga dekat.