Seketika ia menjawab, "Banyak......."
"Wirausaha adalah pekerjaan yang memberi kita kebebasan. Yaitu kebebasan akan waktu, ide, dan tentu saja finansial. Asyiknya di situ," tambahnya sambil tersenyum.
Di sela-sela mengurusi usaha sablon dan keluarga, ternyata wanita S2 jurusan akuntansi ini juga aktif mengajar di sebuah universitas swasta ternama Medan. Terkadang juga ia diundang untuk berbagi kiat-kiat mengenai kewirausahaan oleh dinas tenaga kerja.
"Kayaknya sedang vakum menulis ya Kak?" saya coba mencari tahu mengapa tulisannya sudah jarang muncul di Kompasiana.
Kak Pipin ternyata mengembangkan sayap dan potensi diri pada dunia startup. Saat ini ia bersama suami sedang mengelola 5 buah startup. Mulai dari transportasi, rental mobil, hingga marketplace. Salah satu startup-nya bahkan sudah menjaring 5 ribu pengguna. Padahal baru berusia 3 bulan.
Kak Pipin bersama SablonMedan-nya bisa jadi model bagi mereka yang ingin memulai wirausaha. Ia sebenarnya bisa jadi sosok yang pantas diperhitungkan pada Danamon Entreprenuer Awards (DEA) 2017. Sebuah ajang penghargaan yang diberikan Bank Danamon bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang mampu memberdayakan masyarakat sekitar. Para pelaku usaha yang terus berinovasi dan penuh inspirasi sehingga usaha mereka berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H