Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat saat ini sedang merampungkan jalan tol Medan – Tebing Tinggi yang terhubung dengan Bandara Internasional Kualanamu dengan total panjang 61,70 kilometer. Proyek ini juga melibatkan perusahaan-perusahaan BUMN seperti PT Hutama Karya, PT Waskita Karya, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Jasa Marga.
Kita tahu bahwa saat ini pemerintah memasukan Danau Toba kedalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) bersama 10 destinasi lain. Pemerintah juga akan membentuk Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba yang akan dikuatkan dengan payung hukum yaitu Peraturan Presiden. Indonesia harus punya destinasi pariwisata berkelas selain Bali atau Yogyakarta. Ini bukan sekedar wacana di atas kertas semata. Jelas terbaca bahwa pemerintah serius dengan paradigma baru, Pembangunan Indonesia Sentris.
Data jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Danau Toba tidak sebanding dengan potensi wisata Danau Toba. Potensi wisata baik itu keindahan alam maupun budaya yang besar belum mampu menyedot wisman hadir. Festival Danau Toba yang diselenggarakan setiap tahun seperti sebuah agenda tahunan biasa. Padahal antusiasme pemerintah daerah dan partisipasi masyarakat lokal sangat tinggi dalam memeriahkan acara tersebut.
Jadi jika kehadiran jalan tol tersebut dapat terealisasi maka waktu tempuh dari Medan atau Kualanamu menuju Danau Toba akan memangkas setengah waktu perjalanan normal. Wisatawan yang turun di Bandara Internasional Kualanamu bisa langsung menuju Danau Toba melalui akses jalan tol dan begitu pula sebaliknya. Wisatawan juga akan mempunyai waktu lebih panjang sehingga mereka dapat merasakan wisata alternatif lain di kota Medan. Misalnya wisata kuliner yang juga terkenal itu.
Ini semua tentu saja akan membangkitkan sektor pariwisata Sumatera Utara yang selama ini seolah berjalan di tempat. Pariwisata Danau Toba diharapkan menjadi destinasi pariwisata berkelas internasional. Syaratnya jelas Sumatera Utara harus memiliki infrastruktur yang baik. Tentu saja harus dibarengi dengan pembangunan sarana pendukung pawisata di Danau Toba itu sendiri seperti resort dan hotel.
Tol dari Medan ke Parapat akan semakin sempurna dengan pembangunan jalan nasional lingkar luar dan dalam dalam Pulau Samosir yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kementerian PUPR telah menggandeng Pemprov Sumatera Utara dan kabupaten-kabupaten di sekitar Danau Toba untuk sama-sama bersinergi membangun infrastruktur guna mendukung pariwisata Danau Toba.
Kita semua berharap akan timbul dampak multiganda (multiplier effect) dari pembangunan infrastruktur di Sumatera Utara. Pembangunan infrastruktur akan menggerakan lebih cepat pembangunan-pembangunan sektor lain. Secara tidak langsung pun akan berimbas pada peningkatan pendapatan negara yang didapat dari sektor pajak dan devisa.
Orang Sumatera Utara tidak perlu lagi merantau ke Jawa atau Papua karena daerahnya sendiri akan memberi mereka ‘hidup’. Jika daerah asal ini mereka maju dan berkembang sehingga memberi peluang yang besar untuk berkarya, tentu saja mereka akan lebih memilih untuk tinggal di daerah.
Pembangunan infrastruktur di Sumatera, khususnya jalan tol, bukan untuk kepentingan jangka pendek semata. Pembangunan Infrastruktur akan menjadi pondasi pembangunan yang berkelanjutan. Presiden boleh saja berganti tapi visi harus tetap sama. Pembangunan Infrastruktur Indonesia Sentris menjadi sebuah keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Persoalan yang menahun selalu menjadi masalah klasik tentang ketimpangan di berbagai bidang seperti pendidikan maupun kesehatan secara perlahan akan teratasi.