Mohon tunggu...
Venty Nilasari
Venty Nilasari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Lagi Kerangka Pendidikan di Sekolah, Mungkinkah?

18 April 2024   20:18 Diperbarui: 18 April 2024   20:18 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun kenyataan yang terjadi berbicara lain. Pungli dan penyelewengan masih marak terjadi, terutama oleh oknum yang mengakali aplikasi pelaporan dana bos. Anggaran belanja yang di mark up, pengadaan sarana yang berkualitas di bawah standar, dsb. Parahnya, hal ini dianggap sudah menjadi budaya dan masyarakat menjadi permisif, bahkan kadang pihak atasan melindungi dan menutupi.

  • Memangkas Birokrasi dan Administrasi

Bukan rahasia umum lagi kalau birokrasi itu sinonim dengan pepatah "kalau ada yang ruwet kenapa harus simple". 

Birokrasi pendidikan yang selama ini dikeluhkan berbelit-belit, memang persoalan yang rumit yang disebabkan oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kewenangan yang tumpang tindih, kebijakan yang tidak transparan, dan banyak hal lainnya. 

Bagi guru, rutinitas awal semester yaitu membuat perangkat pembelajaran adalah termasuk salah satu kewajiban guru. Setelah monitoring, maka tumpukan itu akan berakhir teronggok di dalam lemari, bertahun-tahun sampai akreditasi sekolah tiba, atau nggak keburu menjadi camilan rayap. Sudah waktunya kita beralih menuju digitalisasi untuk efisiensi dan optimalisasi administrasi. Kabar baiknya, di KM guru sudah dibebaskan dengan tetek bengek perangkat ini. Wah, bukankah hal ini sangat melegakan?

  • Menggiatkan Kembali Literasi

Darurat literasi saat ini terjadi karena berbagai faktor, diantaranya kurangnya buku berkualitas yang beredar, minimnya dukungan pemerintah, serta kurangnya gairah membaca masyarakat.

Buku yang diedarkan pemerintah, baik buku teks pedoman maupun buku bebas, sorry to say, sangat jauh dari bermutu. Terlalu banyak typo bahkan salah konsep. Buku picisan tersebut tak akan banyak berdampak untuk memajukan literasi kita.

Membaca buku berkualitas untuk menghidupi jiwa anak-anak sama perlunya dengan memberi makan tubuh kita. Kegiatan literasi bukan hanya sekedar membaca, tapi bernalar dan bernarasi, baik dengan lisan maupun tulisan. Jika anak-anak sudah terbiasa dengan literasi, mereka akan menjadi generasi yang kritis dengan isu sosial yang tengah terjadi.

  • Meningkatkan Kualitas SDM Guru

Guru adalah ujung tombak pendidikan. Kualitas pendidikan secara keseluruhan bisa dinilai dengan melihat kualitas guru. Saat ini upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru sudah mulai menggeliat. Adanya program guru penggerak dan berbagai macam webinar daring yang diselenggarakan oleh berbagai pihak turut berperan serta mempercepat upgrade pengetahuan bagi guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun