Mohon tunggu...
vennie sheren sanjaya
vennie sheren sanjaya Mohon Tunggu... Lainnya - freelancer

freelancer sejak 2022. Hobi menonton, membaca dan menulis. random topics.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tantangan Komunikasi dalam Perbedaan Menuju Pasar Bisnis Global

28 Oktober 2016   19:08 Diperbarui: 4 April 2017   17:45 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernah mendengar istilah ‘beda budaya, beda tata cara komunikasi’?

Inilah yang akan saya bahas sedikit dalam tulisan sederhana dibawah ini.

Kadangkala, kita melupakan bahwa di dunia ini terdiri dari banyak negara. Dan setiap negara tentu memiliki kebudayaan masing-masing yang menjadi ciri khas dari negara tersebut. Salah satu ciri khas dari tiap negara adalah bagaimana mereka berkomunikasi antar satu sama lain. Cara mereka berkomunikasi atau berinteraksi secara langsung dapat dengan mudah terlihat.

Namun, seringkali tidak semua orang dapat dengan mudah memahami konteks tersebut. Mereka cenderung kesulitan menerima adanya perbedaan dari sikap dan cara berkomunikasi. Akhirnya, dalam komunikasi tersebut justru akan muncul miss communicationakibat dari ketidaktahuan akan perbedaan makan dalam komunikasi antar budaya.

Contohnya, di Jerman, baik pria dan wanita sudah terbiasa melakukan jabat tangan dalam pergaulan sosial sedangkan di Amerika Serikat, wanita umumnya jarang melakukan jabat tangan. Selain itu, di Korea Selatan dan Jepang, umumnya orang yang memiliki posisi/jabatan lebih rendah akan menundukkan kepalanya ketika bertemu dengan orang yang memiliki posisi/jabatan lebih tinggi.

Hal di atas hanyalah segelintir dari contoh-contoh perbedaan kebudayaan yang ternyata begitu mempengaruhi dalam bersikap dan berkomunikasi. Baik itu secara verbal maupun non-verbal.

Maka, penting bagi kita untuk memahami bagaimana konteks komunikasi yang tepat untuk dilakukan dengan orang lain meskipun berbeda budaya.

Untuk kaitannya dengan bisnis secara lebih jelasnya akan dijabarkan di bawah ini.

1. Komunikasi antar budaya adalah sebuah proses dari mengirim dan menerima pesan yang terjadi antar masyarakat yang berbeda kebudayaan dimana ini dapat membuat mereka menginterpretasikan pesan secara verbal dan non-verbal. Karena budaya sangat mempengaruhi maka, untuk mengetahui sebuah pesan sukses tersampaikan, seseorang perlu untuk mengetahui perbedaan budaya yang paling mendasar dan bagaimana menanggapinya. Sehingga lebih terbuka kesempatan bagi karyawan dalam mendapatkan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dimana mereka bisa bebas berkontribusi di lingkungan kerja yang berbeda. Sebab, komunikasi yang dilakukan dengan orang yang berbeda budaya akan dilakukan melalui karir yang dimiliki.

2. Meskipun terdengar cukup sulit jika bekerja dalam lingkungan kerja yang berbeda terutama dalam hal kebudayaan tetapi, ada beberapa keuntungan yang didapatkan jika melakukannya, yaitu:

a. Memiliki pandangan yang lebih luas termasuk ide-ide yang dimiliki.

b. Agar lebih memahami perbedaan, fragmentasi pasar.

c. Memperluas jaringan dalam perekrutan bakat.

3. Walaupun memiliki keuntungan, bukan berarti dalam melaksanakan komunikasi antar budaya ini tidak menemui tantangan-tantangan di dalamnya. Mengenai interaksi antara budaya dengan komunikasi adalah dua hal yang mustahil untuk dapat dipisahkan. Dimana ini terlihat dari komunikasi yang kita lakukan dipengaruhi oleh kebudayaan tempat kita berada. Sedangkan, untuk masyarakat yang lebih luas, kebudayaan anda, cara berpikir akan berdampak secara natural terhadap komunikasi yang terjalin antara pengirim dan penerima. Perbedaan-perbedaan yang ada di dunia sebagai berikut:

a. Perbedaan kontekstual.

Merupakan pola isyarat fisik, rangsangan dari lingkungan, dan pengertian langsung mengenai dua anggota dari dua orang budayanya sama.

Meliputi :

a.1. High-context culture.

Hanya sedikit orang yang berkomunikasi secara verbal, mereka cenderung lebih menggunakan komunikasi non-verbal disertai lingkungan yang membantu memberikan maknanya. Contohnya, ‘budaya berbasa-basi’ di Indonesia ketika akan menyampaikan sesuatu.

a.2. Low-context culture.

Konteks ini mengutamakan komunikasi secara verbal dimana mereka dapat langsung menyampaikan maksudnya. Contohnya, masyarakat Amerika Serikat yang seringkali langsung mengutarakan maksud dan tujuannya.

b. Perbedaan hukum dan etika.

Konteks kebudayaan dipengaruhi oleh hukum dan etika perilaku dimana ini akan berdampak pada komunikasi. Dan, ketika kita mulai menjalankan bisnis ke tingkat global, kita akan menemui perbedaan dari satu budaya ke budaya lainnya terkait dengan sistem hukum dan standar etika. Membuat sebuah pilihan yang beretika untuk budaya berbeda memang rumit. Akan tetapi, itu bukan hal mustahil untuk dilakukan bila kita melakukannya dengan didasarkan pada empat prinsip berikut:

1) Saling mencari dasar dengan secara aktif.

2) Mengirim dan menerima pesan tanpa pertimbangan.

3) Mengirim pesan secara jujur.

4) Menunjukkan kepekaan terhadap perbedaan kebudayaan.

c. Perbedaan sosial.

Aturan formal dari etiket sangat jelas dan mudah untuk didefiniskan sedangkan aturan informal dapat dipelajari dengan melakukan pengamatan dan peniruan.

Gabungan dari aturan formal dan informal mempengaruh keseluruhan perilaku sebagian besar orang di masyarakat untuk jangka waktu yang panjang.

Selain faktor-faktor yang sudah ada, keragaman norma sosial juga ditentukan oleh berbagai budaya dan diterapkan dalam bidang berikut ini:

1) Perilaku terhadap kesuksesan dan pekerjaan.

2) Peran dan status.

3) Penggunaan tata krama.

4) Konsep waktu.

5) Berorientasi untuk masa depan.

6) Keterbukaan dan keikutsertaan.

7) Penggunaan teknologi komunikasi.

d. Perbedaan non-verbal.

Arti dari tanda non-verbal dapat menjadi beragam bergantung pada kebudayaannya. Jadi, tidak dapat mengandalkan pada asumsi.

Komunikasi non-verbal dapat membantu mengarahkan untuk menentukan makna dari pesan. Tetapi, situasi ini hanya dapat terjadi apabila antara si pengirim dan penerima memiliki makna yang sama terkait dengan tanda non-verbal tersebut.

Ada beberapa bentuk komunikasi non-verbal yang dapat dipelajari melalui pengamatan , yaitu:

1) Salam.

Berupa jabat tangan, membungkukkan tubuh 900, atau ciuman pipi kiri-kanan.

2) Jarak antar seseorang.

Terlihat ketika mereka tengah bercakap apakah mendekat atau saling menjauhi.

3) Sentuhan.

Sentuhan bisa digunakan untuk mengekspresikan kebahagiaan, suka cita dsb. Tergantung budayanya.

4) Ekspresi wajah.

Melalui ekspresi di wajah seseorang, kita akan mudah menebak bagaimana situasi orang tersebut

5) Kontak mata.

Ada beberapa negara yang dalam percakapan langsung menuntut adanya kontak mata antar satu sama lain.

6) Postur.

Bagaimana sikap tubuh orang tersebut ketika berada di kantor atau di ruang publik, sering menjadi salah satu penentu untuk mengetahui makna dari kondisi orang tersebut.

7) Formalitas.

Secara umum, apakah budaya terlihat lebih formal atau tidak?

e. Perbedaan usia.

Pandangan budaya terkait generasi muda dan generasi tua mempengaruhi bagaimana orang berkomunikasi dengan satu sama lain.

f. Perbedaan gender.

Gender mempengaruhi komunikasi di tempat kerja di beberapa hal.

a. Pertama, ada persepsi mengenai pria dan wanita dalam bisnis dari beberapa budaya dan ini dapat menjadi bias yang berakibat adanya diskriminasi dan keyakinan bawah sadar.

b. Kedua, ketika rasio pria dan wanita yang bekerja di level profesionl ada dalam posisi yang sama maka, adanya penambahan persentase pria oleh manajemen.

c. Ketiga, pria dan wanita memiliki gaya komunikasi yang berbeda.

Pria cenderung menekankan konten dalam pesan mereka, sementara wanita cenderung menekankan pemeliharaan hubungan di dalam pesan mereka. Jadi, pria lebih suka berterus-terang sedangkanan wanita, lebih mengutamakan harmonisnya suatu hubungan.

g. Perbedaan agama.

Agama adalah hal yang paling berpotensi memunculkan kontroversi dan konflik dari 'settingan'-semata. Jadi, di perusahaan sebaiknya memperhatikan bagaimana karyawannya dalam berkomunikasi antar sesame karyawan tanpa menyinggung konteks agama yang kemungkinan dapat dikaitkan dalam dunia bisnis. Atau jika menjalin kerjasama dengan pihak yang dari segi agama terdapat perbedaan, tata cara berkomunikasinya pun perlu diperhatikan.

h. Perbedaan kemampuan.

Kolega dan konsumen yang memiliki keterbatasan akan berdampak pada komunikasi terutama mengenai hal-hal penting terkait dengan aspek perbedaan makna pada gambar. Jika hal ini terjadi, akan muncul perbedaan interpretasi pada tiap orang untuk suatu hal yang sama. Solusinya adalah dengan menggunakan teknologi yang mendukung dilengkapi dengan website yang juga mendukung agar para pengusaha dapat menciptakan tempat kerja yang lebih terbuka dan mendapat manfaat dari kontribusi orang dengan gangguan fisik maupun kognitif.

4. Untuk mempelajari suatu budaya yang berbeda, kita perlu melakukan adaptasi terhadap budaya itu sendiri. Dalam melakukan proses adaptasi tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a. Menyadari prasangka yang muncul dari dalam diri.

b. Menolak “Golden Rule”.

c. Melatih rasa toleransi, fleksibilitas dan kepekaan.

d. Mempraktekkan rasa sabar dan memelihara selera humor.

5. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi antar budaya.

Cara-caranya sebagai berikut:

a. Mempelajari kebudayaan lain seperti cara berperilaku, cara berbicara, kata-kata yang boleh/tidak boleh dikatakan di tempat-tempat tertentu dan sebagainya.

b. Mempelajari bahasa lain seperti makna yang ada dari setiap kosakata baru dalam bahasa lain, kalimat-kalimat yang umum digunakan dalam percapakan baik formal maupun informal. Selain itu, ada beberapa negara yang juga menggunakan huruf/symbol dalam tulisan-tulisannya, jika kita ingin mudah dalam komunikasi antarbudaya, perlu juga untuk mempelajari tulisan-tulisan tersebut.

c. Kepekaan dalam mengutamakan gaya berkomunikasi.

d. Menulis dengan baik dan benar serta mudah dipahami bahasa penulisannya dan kalimat-kalimat yang digunakan juga sistematikan penulisan yang digunakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun