Mohon tunggu...
Venitaning Siwi Rozaqi
Venitaning Siwi Rozaqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Memasak saya sebagi mahasiswa

Hobi memasak dan saya sebagai mahasiswa inisnu temanggung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan berbasis multikulturalisme

16 Januari 2025   22:58 Diperbarui: 16 Januari 2025   22:58 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di Indonesia Pendidikan Multikultural,adalah Pendidikan yang dapat mencetak siswa yang memiliki kecerdasan yang berkearifan lokal,memiliki kecerdasan yang berkearifan lokal,memiliki rasa toleransi,atau menghasilkan siswa yang memiliki pandangan yang komperhensif,sangat penting untuk dilakukan.

Beberapa di antaranya termasuk Pendidikan multikultural merupakan 

proses pendidikan yang bertujuan untuk 

mempromosikan pemahaman dan 

penghargaan terhadap keberagaman budaya 

di masyarakat. Dalam proses pendidikan 

multikultural, terdapat beberapa pendekatan 

yang dapat digunakan untuk mencapai 

tujuan tersebut. Setiap pendekatan memiliki 

kelebihan dan kekurangan dalam mencapai 

tujuan pendidikan multicultural (Sudargini 

& Purwanto, 2020) uk memperkenalkan kurikulum yang mempromosikan kebaragaman budaya dan ras,mempekerjakan guru yang mewakili sepuluh cara untuk mengimplementasikan pendidikan multikulturalisme disekolah:

Beberapa kualifikasi pendidik yang dibutuhkan sebagai bagian dari

pengembangan pembelajaran multikultural (Banks, 2018), diantaranya:

1. guru perlu mempunyai skill mengajar, pengetahuan, pengalaman serta nilai-nilai

budaya yang baik untuk dapat memahami peserta didiknya yang berbeda suku,

ras, dan budayanya serta mengikutsertakan peserta didiknya di dalam kelas agar

dapat belajar bersama, Mengembangkan pembelajaran kooperatif di dalam kelas.

2. Guru juga harus selalu mempertimbangkan apakah mereka telah mampu

memberikan rekrutmen dan perlakuan yang adil kepada semua siswa dari latar

belakang suku, ras dan budaya yang berbeda dan apakah mereka telah

memperlakukan siswa yang berbeda jenis kelamin secara setara.

3. Pendidikan multikultural bisa dilaksanakan dengan dinamis. Maka dari itu guru

diharuskan memperdalam pengetahuannya bukan hanya tentang keguruan dan

pembelajaran, tetapi juga pemahaman-pemahaman konsepsional mengenai

multikultural, misalnya budaya, ras, imigrasi, seks, etnis, stereotip serta rasisme.

4. Seorang guru diharuskan mempunyai pemahaman yang cukup mengenai sejarah,

ciri-ciri serta perbedaan-perbedaan dari dalam masing-masing kelompok etnik

serta ras- ras tertentu.

5. Seorang guru diharuskan bisa melaksanakan analisis-analisis perbandingan serta

bisa membuat inti mengenai teori-teori yang bisa dipakai agar bisa mengurus

keragaman sosial, hingga menjadi kecakapan yang kuat untuk bangsa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun