Mohon tunggu...
vegi pujianto
vegi pujianto Mohon Tunggu... Montir - Mulai Menulis

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tata Cara Berdoa Menurut Dr Aidh Abdullah Al-Qarny

5 April 2022   15:20 Diperbarui: 5 April 2022   15:30 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay.com

Doa adalah sarana penghubung antara seorang hamba dengan tuhannya. Dan seorang hamba tidak akan jujur dalam berdoa kecuali jika ia jujur kepada Allah swt.

Bagi kebanyakan orang, doa tidak diperlukan kecuali apabila mereka sedang ditimpa musibah atau bencana. Allah swt. telah menyindir dalam Q.s Al-Ankabut [29] : 65

فَاِذَا رَكِبُوْا فِى الْفُلْكِ دَعَوُا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۚ فَلَمَّا نَجّٰىهُمْ اِلَى الْبَرِّ اِذَا هُمْ يُشْرِكُوْنَۙ 

 "Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan penuh rasa pengabdian (ikhlas) kepada-Nya, tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, malah mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)"

Padahal di dalam sebuah hadits, Rasullulah saw. pernah bersabda,

الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ
”Doa adalah ibadah.” (HR. Tirmidzi no. 2969. Dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani) 

Jika seseorang banyak berdoa, maka ketahuilah bahwa ia adalah seorang hamba yang dekat dengan Allah swt. Sebaliknya, orang yang tidak sering berdoa kepada Allah swt. berarti ia jauh dari-Nya.

Sebagaimana Allah swt. telah berfirman dalam Q.s Al-Baqarah [2] : 186,

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ 

 "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran."

Ali bin Abi Thalib r.a. pernah berkata, "aku kagum pada kalian, kalian mempunyai penyakit dan mempunyai obatnya. Penyakit itu adalah dosa-dosa kalian sedangkan obatnya adalah doa dan istigfar. Maka perbanyaklah berdoa dan bersungguh-sungguhlah dalam memanjatkan doa tersebut."

dalam buku Dr. Aidh Abdullah Al-Qarny 'Jangan Takut Hadapi Hidup' dijelaskan beberapa tata cara berdoa kepada Allah swt. diantaranya sebagai berikut :

1. Hendaknya seseorang berdoa dengan menyebut asmaul husna.

Allah swt. telah memilih untuk Dirinya sendiri nama-nama yang baik (Asmaul Husna) seperti, yang Mahabijak (Al-Hakim), yang Mahamulia (Karim), Yang Maha Mengetahui ( Al-Alim), yang Maha Penyayang (Al-Halim), yang Mahahidup (Al-Hayyu), Pemilik Keagungan dan Kemuliaan (Dzul Jalail wal Ikram), dan lain-lain. Oleh karena itu, kita seyogyanya berdoa kepada-Nya dengan menggunakan nama-nama itu.

Allah swt. telah berfirman dalam Q.s Al A'raf [7] : 180,

وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاۖ وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ اَسْمَاۤىِٕهٖۗ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ۖ 

"Dan Allah memiliki Asma'ul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma'ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan."

2. Hendaknya seseorang memuji Allah swt. terlebih dahulu sebelum berdoa.

Salah satu adab dalam berdoa adalah hendaknya seseorang memuji Allah swt. dahulu sebelum berdoa. Hal ini sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasullulah saw. Pada suatu malam, Rasullulah saw. berdoa, 

“Ya Allah, Tuhannya Jibril, mikail, dan israfil. Pencipta langit dan bumi. Yang mengetahui yang gaib dan nyata. Engkau yang memutuskan diantara hamba-Mu terhadap apa yang mereka perselisihkan. Berilah petunjuk kepadaku untuk menggapai kebenaran yang diperselisihan dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada siapa saja yang Engkau kehendaki menuju jalan yang lurus.” (HR. Muslim 770, Abu daud 767, Turmudzi 3420 dan yang lainnya)

3. Hendaknya seseorang bersunguh-sungguh dalam berdoa.

Maka jangan pernah berkata, "Aku telah berulang kali berdoa, namun tidak pernah dikabulkan." Tetapi, teruslah berdoa.

Rasullulah saw. pernah bersabda,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

“Doa salah seorang di antara kalian pasti dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa. (Yaitu) orang tersebut berkata, ‘Aku telah berdoa kepada Rabbku, tetapi Dia tidak mengabulkannya untukku.’” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6340 dan Muslim, no. 2735]

Segala sesuatu di sisi Allah swt. ada ketentuanya. Apakah kita menginginkan agar Allah swt. mengabulkan permohonan kita yang hanya berdoa selama seminggu ?

nabi Musa a.s. pernah berdoa kepada Allah swt. sambil berdiri. ia berucap,

وَقَالَ مُوْسٰى رَبَّنَآ اِنَّكَ اٰتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَاَهٗ زِيْنَةً وَّاَمْوَالًا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ رَبَّنَا لِيُضِلُّوْا عَنْ سَبِيْلِكَ ۚرَبَّنَا اطْمِسْ عَلٰٓى اَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْا حَتّٰى يَرَوُا الْعَذَابَ الْاَلِيْمَ

  88. Dan Musa berkata, “Ya Tuhan kami, Engkau telah memberikan kepada Fir‘aun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, (akibatnya) mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu. Ya Tuhan, binasakanlah harta mereka, dan kuncilah hati mereka, sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang pedih.” (Yunus [10] : 88)

Maka doanya pun dikabulkan.

Para ulama berkata, "Jarak antara doa Nabi Musa dengan pengabulan  doa tersebut adalah empat puluh tahun."

4. Doa hendaknya tidak melampaui batas.

Contoh doa yang melampaui batas adalah meminta agar bisa menjadi Nabi, agar bisa menjadi lebih utama dari Abu Bakar Shiddiq r.a. Hal ini tidak boleh karena sebuah hadits dengan sanan shahih menyebutkan bahwa beliau adalah umat yang paling utama.

Abdullah bin Mughaffal, seorang mujahid besar yang pemberani mendengar anaknya berdoa, " Ya allah, aku memohon kepada-Mu sebuah istana putih disamping kanan surga." anak ini menentukan semua syarat kecuali jumlah pintu dan warna pintu. lalu Abdullah berkata pada anaknya, " wahai anakku, sesungguhnya aku mendengar Rasullulah saw. bersabda,

ليكونن من أمتي يعتدون في الطهور والدعاء

“Akan ada beberapa kaum di antara umatku yang berlebih-lebihan dalam bersuci dan doa.” (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Hakim)

Maka dari itu, mintalah surga kepada Allah swt. dan berlindunglah kepada-Nya dari api neraka.

5. Doa hendaknya dilakukan pada waktu-waktu yang utama.

Waktu yag paling utama untuk berdoa adalah waktu sahur. Mahasuci Allah yang telah menjadikan waktu sahur sebagai waktu yang paling utama.

Dalam Shahih Bukhari dan Muslim diriwayatkan,

"Allah swt 'turun' ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ’Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan. Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku penuhi. Dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni.” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 1808)

dimana dalam hal ini bahwa Allah Ta’ala turun ke langit dunia tanpa menyerupakannya dengan satu pun dari makhluk-Nya dan tanpa mem-visualisasikan bagaimanakah bentuk (cara) dan hakikatnya. Hal ini adalah salah satu ijma’ (konsensus) ahlus sunnah.

Sujud juga merupakan saat yang utama untuk berdoa. Rasullulah saw. pernah bersabda,

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ 

"Keadaan seorang hamba yang paling dekat dari Rabbnya adalah ketika dia sujud, maka perbanyaklah doa." (HR Muslim).

Waktu lain yang baik untuk berdoa adalah setelah shalat ashar sampai datangnya Magrib pada hari Jum'at. Hal ini sesuai dengan hadits yang berbunyi,

إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ سَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فِيهَا خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَهِيَ بَعْدَ الْعَصْرِ

Di hari Jumat terdapat suatu waktu, dimana jika ada seorang hamba muslim yang memanjatkan doa kepada Allah bertepatan dengan waktu tersebut, Allah akan memberi apa yang dia minta. Waktu itu adalah setelah asar. (HR. Ahmad 7631 dan dinilai shahih Syuaib al-Arnauth).

6. Doa hendaknya tidak dibuat-buat.

Seseorang yang berdoa tidak perlu memikirkan kalimat-kalimat bersajak dalam doanya. Sebaiknya doa adalah apa yang keluar secara langsung dari hati sanubari dan bukan kata-kata yang dibuat dengan sedemikian rupa sebagaimana ketika akan berbicara.

7. Hendaknya dengan kata-kata yang sederhana tapi bermakna luas.

Aisya r.a. meriwayatkan bahwa Rasullulah saw. biasa berdoa dengan doa-doa yang sederhana tapi Jawami (bermakna luas). Salah satu doa yang Jawami adalah,

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Rabbanaa, aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar

Artinya: "Tuhan kami, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka."

8. Berdoalah dengan suara pelan.

Allah swt. telah berfirman dalam Q.s Al-A'raf [7] : 55

اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَۚ  

"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."

Itulah beberapa tata cara berdoa menurut Dr. Aidh Abdullah Al-Qarny dalam bukunya 'Jangan Takut Hadapi Hidup'. semoga dapat kita terapkan dalam doa-doa kita dan semoga bermanfaat, Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun