***
Agam kini sedang berada dirumah Rido, teman kelasnya. Bukan hanya sebagai teman tetapi Rido juga merupakan sahabat Agam.
"Kamu tau gak?"
"Apa?"
"Bina suka kamu tau," jawab Rido dengan wajah tengil khasnya.
Bina menyukai nya? Agam menggeleng, itu tidak mungkin. "Ngawur kamu ya."
"Aku serius, ini Bina nitipin sketchbook nya, isi nya kamu semua hehe, maaf ya aku penasaran jadi ku buka." Rido menyodorkan sebuah sketchbook milik Bina. sketchbook yang pernah Agam lihat waktu itu tetapi Bina tidak mengizinkan untuk melihat gambarnya. Sekarang Agam paham, mengapa Bina tidak mengizinkannya untuk melihat isi gambarnya. Ternyata semua gambar Bina adalah Agam.
Bina menjadikan Agam tokoh utama yang ia gambar.
Amerta dalam sketsa.
Itu yang tertulis pada salah satu gambar Bina. Agam tersenyum melihat gambar-gambar Bina. Bagus, sangat Bagus.
Menurut Bina, jatuh cinta itu musibah. Maka dari itu daripada mengungkapkan Bina lebih memilih untuk menjadikan Agam abadi dalam setiap sketsa yang ia buat. Menjadikan Agam objek utama untuk gambar-gambarnya. Karena sebaik-baiknya jatuh cinta yaitu menjadikannya abadi dalam karya.
"Bahagia selalu ya, Bina," ucap Agam dalam hati.