"Besok aku udah gak disini, aku pindah sekolah. Orang tua aku pisah dan aku ikut Ibu ke Semarang."
Agam tampak terdiam mendengar perkataan Bina. Dadakan sekali.
"Aku punya gelang buat kamu, kita couple. Biar kamu ingat terus sama aku." Bina menyodorkan sebuah gelang kepada Agam.
"Kamu serius?"
Bina mengangguk, "Serius. Nanti sepulang sekolah aku langsung pergi ke Semarang."
"Agam, makasih ya udah mah jadi teman aku. Aku senang bisa kenal dan berteman dengan kamu, makasih udah ngajarin aku banyak hal yang gak aku paham, ya."
"Terus jadi manusia baik ya Agam," lanjut Bina.
"Iya Bina. Sama-sama, aku juga senang kok bisa ngajarin kamu. Di Sekolah baru nanti jangan judes lagi ya Bin, serem."
"Hei Agam, aku gak serem ya."
Keduanya tertawa bersama. Agam sering sekali meledek Bina seram dan itu menyebalkan bagi Bina.
Sedih, itu yang Agam rasakan. Tapi memang sudah seharusnya seperti itu 'kan? Setiap pertemuan selalu ada perpisahan dan setiap manusia harus siap akan hal itu.