Selain itu, strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh PSI untuk mendapatkan suara anak muda adalah dengan memanfaatkan media sosial seperti instagram, facebook, twitter, dan sebagainya. Jika dilihat dari political branding yang dilakukan oleh PSI, sebenarnya sudah sangat masif dan terarah sasarannya.Â
Seperti pada kampanye PSI mengeluarkan dana sebesar 80 M untuk kepentingan kampanye online dan offline. Namun, lagi-lagi branding dan dana yang telah dikeluarkan PSI pada kenyataanya tidak sebanding dengan suara yang diperoleh oleh partai ini. Kekuatan Jokowi Effect pun sama sekali tidak memberikan pendulangan suara yang diterima oleh PSI. Hal ini jelas terlihat bahwa PSI sebagai partai baru belum memiliki "nyawa" di masyarakat. Pendekatan dengan memasang APK pada dasarnya adalah vandalisme, merusak keindahan dan floop tidak berpengaruh dalam meningkatkan elektabilitas partai tersebut.Â
Menurut Ujang seperti yang dilansir Kompas.com, memberikan pandangannya terkait dengan cara komunikasi partai anak muda ini. Menurutnya partai ini memiliki pengalaman yang belum matang di dunia perpolitikan Indonesia. Salah satunya adalah kader-kadernya masih minim pengalaman, sehingga mereka kalah dari partai dan politikus senior dalam merebut simpati masyarakat. Selain itu, Ujang memaparkan bahwa PSI harus membenahi internal partai nya karena sudah dua kali pemilu mereka tidak mendapatkan kursi di parlemen.Â
Kenaikan suara PSI memang benar ditopang oleh pengaruh atau image mereka dengan Jokowi.  Meski mengalami kenaikan, PSI pada realitasnya kembali gagal masuk ke Senayan. Menurut Adjie seperti yang dilansir oleh CNN Indonesia  menyatakan terdapat dua faktor yang menyebabkan PSI masih belum mampu menyentuh angka 4 persen. Faktor pertama, adalah telatnya Kaesang Pangarep bergabung sebagai Ketua Umum PSI.Â
Faktor kedua yang mempengaruhi PSI masih gagal menyentuh suara 4 persen berkaitan dengan kelemahan dalam memunculkan sosok calon legislatif mumpuni di sejumlah dapil. Kurangnya ketersediaan caleg berkualitas itu membuat suara PSI tidak mampu bersaing dengan partai lain yang memiliki dua hingga tiga caleg kuat di tiap dapil.
PSI sendiri perangkat strukturnya tidak sekuat partai-partai lain. Kalau partai yang lolos PT (parliamentary threshold) misalnya PAN, Demokrat, PKS, mereka bukan hanya mengandalkan image partai, namun juga mengandalkan kekuatan caleg-caleg mereka di tiap dapil. Kelemahan PSI tidak punya caleg-caleg yang bagus yang kuat yang kompetitif di setiap dapil sehingga bisa bertarung dengan caleg-caleg dari partai lain," tutur Adjie.Â
Oleh karena itu, pada Pemilu 2029 mendatang, PSI harus segera membenahi masalah internal partai nya dan melakukan penjaringan kader-kadernya segera agar mereka bisa memiliki mental dan bersaing dengan kuat dengan politikus-politikus senior lainnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H