Emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Intensitas emosi biasanya berhubungan dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap suatu situasi.Â
Proses perkembangan emosi tiap individu akan melewati beberapa fase, perkembangan ini tentunya sejalan dengan usia. Perkembangan emosi dipengaruhi oleh faktor internal yang terdiri dari usia dan lingkungan keluarga, dan juga faktor eksternal yang terdiri dari lingkungan masyarakat dan teman sebaya. Jika tidak memproses emosi dengan baik, tindakan kita dapat merugikan diri sendiri dan orang-orang sekitar.Â
Regulasi emosi adalah kapasitas untuk mengontrol dan menyesuaikan emosi yang timbul pada tingkat intensitas yang tepat untuk mencapai sebuah tujuan. Masing-masing individu memerlukan regulasi emosi untuk mengambil tindakan terhadap emosinya dan menerima konsekuensi dari tindakan emosional yang dilakukan.Â
Psikolog UGM, Sutarimah Ampuni, S.Psi., M.Si., MPsych., Psikolog., menyampaikan penting untuk semua orang mempelajari cara meregulasi emosi supaya dapat disalurkan dengan sehat. Jika tidak memproses emosi dengan baik, tindakan kita dapat merugikan diri sendiri dan orang-orang sekitar.Â
"Emosi perlu dikelola, mengekspresikannya dengan sehat dan pas. Tidak menahan-nahan namun juga tidak meledak-ledak,"ujarnya.Â
Dalam regulasi emosi, kita harus selektif dalam memilih emosi yang diekspresikan ataupun ditahan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meregulasi emosi yaitu :Â
Pemilihan SituasiÂ
Memilih situasi sekaligus memikirkan dampaknya untuk emosinya dalam jangka panjang jika memilih situasi tersebut. Contohnya setiap melihat video-video pendek kontroversial di TikTok kerap kali tidak dapat menahan amarah, maka lebih baik hal tersebut dihindari.
Modifikasi Situasi
Dengan melakukan sedikit perubahan dalam situasi yang tengah dihadapi dapat mengalihkan emosi yang dirasakan. Contohnya jika merasa jenuh dan mulai merasa kesepian kita dapat mengubah suasana bekerja atau  sekedar merapikan meja kerja.
Perubahan kognitif saat menghadapi suatu situasi
Cara tiap individu untuk mencerna sebuah situasi dengan mengubah emosi. Contohnya tidak diterima pada saat melamar kerja, ubahlah pikiran-pikiran sedih menjadi lebih positif dan optimis mungkin memang belum berjodoh dengan perusahaan tempat melamar. Mungkin kedepannya akan mendapatkan yang lebih baik lagi. Memang hal ini sulit dilakukan tetapi kita harus mempunyai kemauan untuk bangkit dari peristiwa menyedihkan tersebut.
Mengambil waktu untuk mencerna emosi
Terkadang ketika kita sedang merasakan amarah atau kekecewaan sulit untuk tidak diekspresikan tetapi disarankan untuk mengambil waktu sejenak untuk diam dan mencerna emosi yang tengah dirasakan lalu dicari juga penyebab dari emosi tersebut. Contohnya ketika kita merasakan amarah yang luar biasa kita tidak langsung mengekspresikannya melainkan berdiam diri dulu untuk sementara waktu.
Mengalihkan perhatian Â
Jika merasa sedih tanpa sebab dan berujung kepada pikiran-pikiran negatif, alangkah baiknya kamu mengalihkan perhatian dengan melakukan hobi, me-time dengan mengunjungi tempat-tempat yang sudah ada di wishlist atau mengunjungi tempat favorit.
Manfaat yang kita dapatkan dari regulasi emosi antara lain, mindset yang akan lebih positif saat menghadapi masalah, serta kita tidak terikat dengan permasalahan yang ada. Bukan hal yang mudah untuk dapat mengolah dan memahami emosi diri sendiri, tetapi perlu diingat bahwa kita adalah empu dari emosi kita sendiri, kita dapat mengontrol tindakan emosi sebelum kita melakukan hal-hal yang tidak berdasar akibat emosi sesaat.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI