Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Teka-teki Manuver Politik Jokowi Menuju Pemilu 2024

19 April 2023   18:33 Diperbarui: 19 April 2023   19:37 24861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan keyakinan Hasto menyatakan "Kami bertindak bukan berdasarkan kalkulasi elektoral, kami bertindak atas keyakinan ideologi, konstitusi, sejarah dan juga melihat masa depan,". Pernyataan  ini diucapkan  Hasto di Kompleks GBK, (30/3/2023).

Selanjutnya, menurut Hasto, ia meyakini masyarakat menginginkan seorang calon pemimpin yang memiliki prinsip kokoh. Ia mengaku seluruh kader harus menerima semua konsekuensi atas keputusan partai.

"Justru dengan kejadian ini rakyat akan melihat bahwa kader PDIP, kokoh berdiri pada sikapnya meskipun itu membawa konsekuensi terhadap elektoral," ujarnya.

Dari ulasan ringkas ditas tentang efek jokowi terhadap elektoral PDIP, tidak dapat dipungkiri. Lalu untuk pemilu 2014, apakah efek jokowi masih berpengaruh. Pernyataan Hasto yang “ngasal” dan tidak percaya diri itu, ketika menyatakan tidak ambil pusing soal dampak elektoral, namun keder juga jika nantinya membawa konsekwensi penurunan elektoral PDIP.

Sampai di sini, bisa diambil kesimpulan oleh saya pribadi. Bahwa Capres yang di dukung oleh Jokowi, akan mendapat dukungan besar dari rakyat. Oleh karena itu, dalam pertemuan tertutup antara Megawati dan Jokowi, sedapatnya mendapat jalan keluar yang tepat. Saling menghormati. Karena sekalipun Kader Partai, kekuatan Jokowi masih besar, selain didukung mayoritas rakyat, Ia masi sebagai Presiden hingga terpilihnya penerusnya.

Jika hal ini menemui jalan buntu, maka jokowi dapat saja mendukung capres dari partai lain, apalagi koalisi besar benar-benar terwujud dan akan bertaurng dengan PDI-P yang mencalonkan jagoannya sendiri.

Teka-Teki Siapa Capres dan Cawapres Pilihan Jokowi?

Inilah teka-teki yang perlu dianalisa secara mendalam. Sebagian sudah saya jelaskan di atas, pertimbangan Jokowi mencari Capres penerusnya, bahkan hingga mengusulkan Cawapres.

Diakui ataupun tidak, pengamatan rakyat yang melihat kedekatan jokowi dan prabowo, seolah-olah rakyat (pemilih, pendukung jokowi) membaca bahwa Jokowi sedang meng-endorse Prabowo Subianto. Ditambah “kontroversi” pernyaan Ganjar dianggap berlawanan dengan Jokowi, berkontribusi pada masalah dibatalkannya Indonesia oleh FIFA, sebagai tuan rumah piala dunia Sepak Bola U-20. Mendokrak elektabilitas Prabowo dan sekaligus berdampak pada elektoral partai Gerindra pada pemilu 2024.

Menurut indikator Politik Indonesia (IPI) yang merilis survei dinamika elektoral capres dan cawapres pilihan publik dalam dua survei nasional (surnas) terakhir yang diberitakan detik.com atas hasil survei mereka dalam rentang waktu 13-18 Maret, yang dikemukakan oleh Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi  Bahwa. "Ini elektabilitas per hari ini PDIP agak sedikit turun, Gerindra meningkat tajam dari 11 ke 14 persen mungkin karena (elektabilitas) Pak Prabowo yang meningkat ya, jadi membawa efek,"

Sedikit berbeda dengan hasil survei LSI (9/4/2023), Elektabilitas Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan tingkat elektabilitas partai politik teratas masih diduduki oleh PDI-P dengan 17,7 persen pemilih dari responden survei. Meski demikian, PDI-P mengalami penurunan elektabilitas jika dibandingkan survei periode sebelumnya (pada Januari 2023 di survei LSI masih 22 persen turun menjadi sekitar 19 persen pada Februari, turun lagi jadi 17,7 persen pada April). Sedangkan diposisi kedua dan menguat adalah Gerindra dengan 12,8 persen. Posisi tiga ada Partai Golkar dengan total suara responden 7,8 persen. Posisi empat diduduki oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan elektabilitas sebesar 7,6 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun