Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Teka-teki Manuver Politik Jokowi Menuju Pemilu 2024

19 April 2023   18:33 Diperbarui: 19 April 2023   19:37 24861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun bila sindiran atau penegasan Megawati diumbar di depan Publik, seharusnya ia sadar bahwa Jokowi adalah Presiden, kepala Negara dan Pemerintahan, Jabatan tertinggi di Republik ini. Sehingga terlepas sebagai kader PDI-P sekalipun megawai berjasa membesarkan dan memberi tiket kepada Jokowi, karena hak preogratifnya sebagai Ketua Umum PDI-P, baik dimulai dari walikota solo, gubernur Jakarta hingga maju selama dua kali bertarung di Pilpres 2014 dan 2019. Seharusnya bisa menempatkan diri secara tepat.

Kita dapat ingatkan kembali  ketika Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam pidatonya mem[eringati HUT PDI-P ke 50, ia menegaskan kalau PDIP berperan penting terhadap karier Presiden Joko Widodo. Dengan sedikit sindiran dalam bahasa jawa mengakatakan

“Pak Jokowi itu ngono lho mentang-mentang, lah iya padahal Pak Jokowi kalau gak ada PDIP kasihan dah,"

Pantaskah?

Seharusnya juga Megawati sadar ketika memberi “tiket” kepada Jokowi, dukungan tersebut berasal berbagai pihak, khususnya dukungan militansi PDI-P sebagai aspirasi rakyat dan dukungan gabungan partai (koalisi), yang terbukti pilihannya tepat, karena kader terbaik ini secara nyata memberi kontribusi positif kepada Partai, bangsa dan negara.

Paling tidak kita catat saja Efek Jokowi terhadap eletoral PDI-P pada pemilu 2014 dan 2019.

Dalam bidang politik, Efek Jokowi ini, digambarkan oleh Dany Sutrisno, Elvan melalui pemberitaan detik.com (14 Maret 2014), yang berjudul "Charta Politika: Deklarasi Jokowi Sebelum Pileg, PDIP Bisa Tembus 30%".

Ramalam 2014 tersebut ternyata terbukti ketika, lewat pemberitaan cnnindonesia.com (24 Mei 2019), yang mengusung judul berita “Pecah Rekor PDIP dan Berkah Efek Jokowi di Pemilu 2019”. Dimana dijelaskan bahwa PDI-Perjuangan memecahkan rekor kemenangan pada pemilu legislatif pasca-reformasi dengan menang dua kali berturut-turut. Kepemimpinan Megawati Soekarnoputri dan Jokowi effect dinilai jadi modalnya.

Hasil rekapitulasi suara nasional Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan PDIP sebagai peraih suara tertinggi pada Pileg 2019. 'Banteng' disebut mendapat 27.053.961 suara atau 19,33 persen suara sah di Pemilu 2019.

Mengulang kemenangannya saat gelaran Pileg 2014 dengan raihan 23.681.471 atau 18.95 persen suara. Perolehan suara PDIP kali ini pun mengalami kenaikan dibanding pemilu 2014.

Lalu bagaimana dengan prediksi di pemilu 2014, dimana jokowi tidak lagi menjadi calon Presiden? Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto, (PDIP)  tak ambil pusing soal dampak elektoral setelah Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun