Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Karena Ada yang "Salah", Maka Wajar Saja Sekolah Jam 5 Subuh di NTT, Akan Tetapi....

2 Maret 2023   11:16 Diperbarui: 2 Maret 2023   11:33 18712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam penjelasan tentang cara mengekspresikan 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 dalam perkalian, Yohanes Surya memberi sebuah soal sederhana. Ada dua kotak yang berisi empat buah jeruk. Berapa total jumlah jeruk?

Menurut Prof Yohanes, dari situ, bila diminta mengekspresikan 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 dalam perkalian, maka jawabannya adalah 6 x 4. Itu bukan soal benar salah, melainkan kesepakatan dalam mengekspresikan penjumlahan berulang dalam perkalian.

Pada saat diketahui oleh profesor Iwan, iapun menanggapi profesor Yohanes. bahwa 4 x 6 dan 6 x 4 sebenarnya sama saja. Jawaban bahwa 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 4 x 6 tidak bisa serta-merta disalahkan. Kemudian dilanjutkan dengan pernyataan lainnya, bahwa "Itu ilmu alam, bukan matematika jadinya. Di ilmu alam, kita mengamati alam, lalu berteori. Di matematika, kita berteori dan bernalar dengannya, menjelajah berbagai inferensinya.  jika mendefinisikan perkalian dengan situasi di alam atau kejadian di kenyataan, perkalian jadi gagasan yang tergantung alam. "Math is not like that," ujar Profesor Iwan.

Kemudian ia melanjutkan lagi melalui twitter, bahwa dalam ilmu alam, bila teori berbeda dengan kenyataan, maka teori gugur. Namun, dalam Matematika, bila pernyataan berbeda dengan kenyataan, tak serta-merta salah. "Math is not about the nature," ungkapnya.

"Secara becanda, matematikawan akan berkata bahwa karena alam/semesta yg tak ideal, akhirnya teori matematika tak sesuai dengan fenomena alam. Yang salah itu alam/semesta, bukan salah matematikanya karena matematika lebih ideal dari kenyataan/alam. Persamaan/pernyataan matematika itu kekal. Lebih kekal dari alam," pungkas pak Iwan. Seperti di tuliskan atau diberitakan melalui https://nationalgeographic.grid.id (25/09/2014)

Dari penutup cerita ini, mungkin Pak Gubernur beserta staf serta guru serta anggota institusi pendidikan di NTT dapat mengartikiannya.

Semoga bermanfaat, dan dapat menerapkan berbagai kebijakan yang diimplementasikan dalam metode pendidikan dapat diterapkan dengan tepat,

Sebagaimana sama persis ketika hanya berjarak satu tahun, agar terjadi pemerataan pemenerimaan mahasiswa baru yang mengakomodir seluruh putra putri calon mahasiswa dari seluruh Indonesia. Sang menteri mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2022 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Diploma dan Program Sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri. Antara lain, yang saya high light adalah adanya perbedaan skema penerimaan mahasiswa baru tahun 2023 dibandingkan tahun 2022.

Skema jalur SBMPTN 2022

Calon mahasiswa yang ikut SBMPTN 2022 harus mengikuti Tes Potensi Skolastik (TPS) dengan subtes berupa: penalaran umum, pemahaman bacaan dan menulis, pengetahuan dan juga pemahaman umum serta pemahaman seputar kuantitatif.

Selanjutnya juga ada Tes Kemampuan Akademik, seperti Fisika, Biologi, Geografi, Ekonomi dan sejumlah mata pelajaran lain yang akan ditentukan berdasarkan dengan kelompok tes yang dipilih yakni Saintek atau Soshum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun