Sehingga, harapannya adalah bubarnya koalisi Indonesia Bersatu. Dimana dua anggota partainya, dapat saja mendukung Anis. Sedangkan Golar cenderung merapat ke PDI-P, karena banyak faktor yang jika dijelaskan akan panjang lebar.
Dengan menggunkan sedikit perhitungan di atas dan hiruk pikuk saling bersilahturahmi antar partai, dimana salah satunya adanya statement bahwa Golkar dan Nasdem akan mendukung Pemerintahan Jokowi hingga akhir masa jabatan, di satu sisi menegaskan beda koalisi dalam pemerintahan dan koalisi untuk capres,
Namun di sisi lain, apalagi Surya Paloh sempat bertemu Presiden. Maka mungkin saja, Nasdem akan mengambil sikap mengusung figur Ganjar Pranowo. Dan apabila ini terjadi maka prosentase suara untuk Presidential Threshold Anies akan berkurang menjadi 18,09%.
Bila hal ini terjadi, apakah masih ada peluang untuk anies? Semua mungkin saja. Karena dalam kubu PPP ada kader yang cenderung memilih Anies, maka ketambahan 3,30% suara PPP mememperkuat pencalonan Anis hingga mencapai 21,39% dan lolos Presidential Threshold, Namun perlu dicatat bahwa PPP cenderung menjadi bagian dari koalisi atau pendukung pemerintah atau dengan kata lain akan mendukung Capres/Cawares PDI-P
Lain soal dengan  PAN yang lebih mungkin mendukung Anies, jika ini terjadi maka perolehan partai pendukung anies yang akan mendeklarsikan diri bersama mencapai 25,74% suara, jelas lolos Presidential Threshold.
Namun dibalik itu semua, saya cukup yakin PDI-P sedang bemanuver secara senyap, dan membaca situasi yang ada. Jika pernyataan Jokowi "Ojo Kesusu", juga senada dengan Megawati, Sebenarnya ini permasalahaan internal, siapa calon Presiden Nanti dari PDI-P dan mencari cawapres sebagai koalisi yang tepat. Dan saya cukup yakin, PD-P akan berusaha menggebosi parati pendukung Anies dan mengganjalnya maju sebagai Capres. Jika  tujuan tersebut tidak tercapai, dan Anies tetap Maju, maka dipastikan menurut survey berbgai lembaga survey, bila hari ini dilakukan pemilu, dan Ganjar sebagai capresnya, maka pemenangnya adalah Ganjar sebagai Presiden.
Lalu Bagimana dengan Prabowo?
Seperti tulisan saya sebelumnya, jika prabowo menjadi pertimbangan megawati untuk dipasangkan dengan Ganjar adalah wajar. Hal ini terbukti dengan pernyataan, Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah Abdul Wachid mengatakan terbuka kemungkinan Prabowo Subianto berpangan dengan Ganjar Pranowo sebagai bakal capres dan cawapres pada Pilpres 2024seperti diberitakan JPN.com (06/02/2023).
Menurutnya,, duet Prabowo-Ganjar pada Pilpres 2024 banyak disuarakan, termasuk saat Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia XVII Jawa Tengah di Kota Semarang yang diikuti 17 organisasi pendukung Presiden Joko Widodo. "Sikap warga Jateng terkait pilpres sama dengan, Musra didominasi Prabowo-Ganjar," tambahnya.
Ini jika diluas lagi jadi satu artikel tersendiri, namun seperti pengantar di awal, dapat berubah secara dinamin kapan saja.Â
Jadi, Bagaimana Akhir Analisa Sementara, Karena unsur "Delai Tempe"?Â