Dengan menggambungkan atau irisan dari dua gaya bahasa tersebut, ada isyarat gambaran fisik penggantinya. Paling tidak, ia sudah mengetahui bahwa pengikutnya sudah memiliki pilihannya saat ini yang tak lain dan kurang lebih hampir sama dengan sifat dan karakter kepemimpinannya. Serta diterima sebagian besar rakyat.
Jokowi mungkin wajahnya  tidak terlihat jelas banyak kerutan namun tidak memutih rambutnya, inilah sosok yang yang dia arahkan kepada para pengikutnya, lagi-lagi telah ketahui siapa sebenarnya sosok pengantinya yang dikehendaki rakyat.
Tapi dari uraian saya di atas, anda sudah menangkap sosoknya yang sudah terang-terangan saya tulisakan di judul tulisan saya ini.
Sekalipun, Â Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto melontarkan sindiran keras kepada relawan Presiden Joko Widodo yang menggelar acara di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Sabtu (26/11). Seperti diberitakan cnnindonesia (28/11/2022).
Dengan dalih yang dapat dibaca, seolah-olah menjaga kewibawaan Presiden, Menurut Hasto, gerakan relawan yang mengatasnamakan diri Gerakan Nusantara Bersatu itu hanya ingin mengambil keuntungan tanpa melihat dampaknya bagi Presiden.
"Akibatnya kehebatan kepemimpinan Presiden Jokowi di acara G20 yang membanggakan di dunia, dan rakyat Indonesia, lalu dikerdilkan hanya urusan gegap gempita di GBK," kata Hasto dalam keterangannya, Minggu (27/11).
Bagi saya, boleh-boleh saja mengkritik, karena sedang dalam pertapaan menentukan siapa capres dan atau cawapres yang akan diberikan "tiket" maju ke Pilpres nanti. Namun sepantasnya, bijak. Bila gagasan acara di GBPK tersebut, bukan bertujuan mendesak PDIP secara langsung, sekalipun memang ada indikasinya. Namun biarlah Presiden bertemu langsung dengan para pendukungnya untuk mendengarkan petuah dan arahan jujungannya.
Pada akhitnya saya harus beropini, sebagai penutup. Siapa sosok dimaksud? Dalam hal ini saya sepakat dengan, pernyataan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin.
"Saya rasa Ganjar tidak akan menyatakan siap jadi capres jika tidak punya dukungan dari individu atau sosok atau tokoh tertentu yang kuat. Bisa saja dorongan itu berangkat dari Jokowi. Ya selama ini kan Ganjar kekuatannya ada di situ, ada pada dorongan Jokowi," ujar Ujang saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (19/10/2022).
Dia menilai, pernyataan Gubernur Jawa Tengah tersebut sama dengan melawan perintah PDI Perjuangan (PDIP). PDIP, menurut Ujang, lebih condong mengusung Puan Maharani daripada Ganjar.
Anda punya pilihan lain? Monggo... nunaikan Hak Konstitusi anda.