Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ganjarlah Orangnya! Capres Kode Manuver Politik Jokowi

4 Desember 2022   03:12 Diperbarui: 4 Desember 2022   03:34 11087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi-Ganjar Sumber : Solopos.com/dok/Sunaryo Haryo Bayu)

Saya jadi ingat pepatah jawa, "Aja dadi uwong sing rumangsa bisa lan rumangsa pinter. Nanging dadiya uwong sing bisa lan pinter rumangsa." (Jangan jadi orang yang merasa bisa dan merasa pintar tetapi jadilah orang yang bisa dan pintar merasa).  Pepatah ini cocok bagi saya untuk menilai sosok Presiden Jokowi juga Ganjar.

Seperti di singgung di atas tentang "Sabda Pendeta Ratu". Sebelumnya, saya pun memahami, bahwa persyaratan tersebut dalam filosofi jawa sangat mengikat khusunya dalam tertarik Berita yang diterbitkan detik.com (31 Mei 2021) dengan judul, Matinya "Sabda Pandita Ratu" Seorang Presiden" . Dalam ulasan berita dijelaskan bahwa

Falsafah tersebut bermakna bahwa seorang raja atau seorang pemimpin (presiden) tidak boleh berganti ucapan atau keputusan, karena keputusan seorang pemimpin sekali diucapkan, maka ucapannya akan menjadi pedoman, sumber rujukan semua orang, baik bagi pejabat negara yang menjalankan roda pemerintahan maupun kepada rakyat sebagai warga negara. Hal ini sudah saya singgung diatas, bahwa filosofi ini ada yang Ia langgar, tapi apakah tidak ada alasan dibalik pegeseran ini? Tentu saja ada.

Lebih lanjut, artinya dapat dimaknai bahwa seorang presiden ditempatkan sebagai tokoh utama dan paling strategis dan harus jalankan oleh para pembantu-pembantu presiden. 

Dalam konteks keindonesiaan, falsafah tersebut telah diadopsi dalam bingkai ketatanegaraan, yakni dalam kesepakatan menganut sistem presidensial. Jika ada yang mengatakan enak benar jadi presiden, ya memang begitulah konsekuensi pilihan negara yang sepakat untuk menguatkan sistem presidensial. Konsekuensi logisnya adalah menempatkan presiden sebagai tokoh utama dalam penyelenggaraan pemerintahan dan kenegaraan, sehingga keputusan dan arahan presiden harus dijalankan oleh bawahannya.

Di sinilah yang perlu di pahami betul, adakalanya filosofi yang saya yakin, dipahami presiden. Perlu disesuikan dengan kondisi dari bangsa dan negara. Sehingga kadang, pernyataann-pernyataanya dianggap berubah-ubah. Terlebih, sabdanya tidak dengan sepenuh hati dijalankan oleh para pembantunya, ya ini politik dan sistem ketatanegaraan kita. Sehingga tidak mutak sang presiden harus bersikukuh dengan "otoriter" mempertahankan prisipnya.

Saya rasa aggapan di atas dapat saya menduga cara pandang sang presiden, sebai cara pandang orang jawa.
"Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangestuti" adalah ajaran yang menekankan "Segala sifat keras hati, picik, angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar" . Lagi-Lagi, ada kecocokannya.

Jika dilanjutkan, sebagai seorang perantau yang hidup di tengah-tengah masyarakat jawa. Mungkin akan memahami tak seberapa, ada kalanya hanya kecil saja yang saya pahami dari filsafat jawa tersebut, namun dalam kenyataannya. Sebagai manusia yang bebas dalam berpikir dan mengeluarkan pendapat, atau kadang diam. Paling tidak dapat memahaminya secara benar, tanpa mencederai dan melukai perasaan dan nama baik orang lain.

Sampai di sini, sekalipun saya gunakan saja kata "Petuah" sang Presiden yang bernuansa filsafat jawa. Saya menyoroti gaya bahasanya. Paling tidak ada dua.

Penyataan Presiden menggunakan gaya bahasa Metafora, adalah gaya bahasa yang digunakan sebagai kiasan yang secara eksplisit mewakili suatu maksud lain berdasarkan persamaan atau perbandingan, yang selanjutnya perlu dimaknai baik dapat disimpulkan secara langsung oleh para pengikutnya, siapa sosok yang dimaksud.

Berikuynya, Presiden menggunakan gaya bahasa Simbolik, adalah gaya bahasa dengan ungkapan yang membandingkan antara manusia dengan sikap makhluk hidup lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun