Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Presiden "Tersandera" di Lingkungan Terdekatnya?

23 Maret 2022   05:33 Diperbarui: 24 Maret 2022   23:02 10393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaannya, manuver para elit lingkar 1 Presiden ini, sadar apa sengaja menempatkan sang presiden "Tersandera"? begitu Beraninya? Padahal sudah berulang kali, apapun alasannya. 

Sesuai konstitusi, Presiden tegak lurus akan mengakhiri masa jabatannya yang kedua sesuai ketentuan perundangan-undangan diujung pengumuman KPU, penetapan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Baru. Sekalipun ada kecendrungan tinggal menunggu waktu jika masalah Pemilu dibawa ke MK. Namun yang pasti, Isu Presiden III periode sudah ditepisnya dengan kalimat yang cukup tegas.

Pada akhirnya, banyak orangpun termasuk para pengamat politik dan tokoh lainya, pasti akan berpikir adanya konspiratif yang menimbulkan spekulasi tentang skenario di balik politik tunda Pemilu yang datang dari 'pintu belakang' istana.

Erros pun menambahkan, tidak sedikit yang kemudian menyimpulkan "yah beginilah kalo Jokowi dikelilingi dan di bawah 'cengkraman' panglima politik yang kental aroma Orde Barunya".

Dan dalam prespektif dan pendapat pribadinya, hembusan "bau angin politik busuk" istilah Erros yang meresahkan masyarakat ini pun diduga keras datang dari kubu pro Ordebaruis-oligark yang berkuasa dan menguasai istana.

Dan satu nama yang disebutkan Erros, Nama Luhut Binsar Panjaitan (LBP) sang super minister yang kekuasaannya dibaca banyak pengamat nyaris 'melebihi' Presiden, menjadi muncul sebagai figur sentral dari hembusan angin politik yang tak sedap ini.

Sampai di sini, bukan pernyataan saya ya, entar kena lagi di somasi dan di ajukan ke polisi. Tunggu dulu.. ceritaya belum berakhir.

Untunglah, menurut Erros. Manuver politik tunda Pemilu ini segera dibaca oleh para tokoh kelompok Nasionalis sebagai upaya 'njongkrongke' Pak Jokowi yang dalam kedudukannya kental bernaung di bawah bendera Banteng.

Maka tak heran PDIP pun sebagai institusi politiknya kaum banteng yang hafal watak dan prilaku politik Orde Baru yang biasanya menurut Erros dan banyak kalangan juga selalu mengandalkan kekuatan uang, birokrasi, dan politiking konstitusi. Maka partai pemenang pemilu ini, langsung bereaksi.

Sikap dan reaksi cepat PDIP ini dapat dibaca diberbagai media, ketika Ms Hasto sebagai Sekretaris Jenderal, PDIP pun langsung mengeluarkan sikap politik yang cukup keras dan sangat tegas menolak politik busuk penundaan Pemilu.

Dalam pengamatan Erros, kebiasaan Megawati menangani masalah politik yang super sensitif, seorang Hasto maupun orang terdekatnya akan patuh kepadanya tanpa syarat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun