Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Data adalah Mata Uang Dunia yang Baru, Jangan Biarkan Diri Anda Dimanfaatkan!

9 Januari 2022   07:09 Diperbarui: 9 Januari 2022   11:52 6543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot Disconnected Kompasiana 

Anda mungkin belum lama ini, sempat membaca tulisan saya yang berjudul "Mengurusi Kebutuhan Teknologi Presiden AS: Rumit, Ketat dan Juga Ada Cerita Lucunya" yang diganjar artikel utama oleh admin kompasiana (4/01/2022) 

Di mana saya gambarkan begitu ketatnya Pihak Pengamanan Presiden bekerjasama dengan NSA (National Security Agency) USA Berusaha keras untuk memenuhi keinginan preseiden negara adikuasa dan adidaya di dunia ini dalam pemanfaatan peralatan teknologi khususnya smartphone, namun dengan modifikasi pengamanan yang super ketat.

Dalam paparan saya sempat saya singgung pendapat dari, Dosen Harvard Kennedy School, Bruce Schneier. Yang mengatakan "Kemungkinannya nol, bahwa [Rusia] tidak menargetkan para pemimpin dunia,"

Dia juga menekankan bahwa di era saat ini apalagi smartphone dan perangkat IoT (Internet of Thing), semuanya memang rawan untuk di retas. Pokoknya sekali device terhubung dengan internet, terbuka peluang baik data dan informasi diperoleh oleh mereka yang sangat berkepentingan dalam bisnis pertukaran data, untuk kepentingan perolehan pendapatan iklan bertarget dan tujuan lain yang lebih strategis dalam memetakan kondisi suatu negara.

Pendapat sang pakar ini, belakangan ini bagi Anda yang aktif berselancar dan melakuakan browsing dan login dari browrser device yang tidak aman, baik dari device sendiri maupun orang lain (Laptop, PC, smartphone), dan ketika membuka media sosial Anda dan email anda, ada peringatan bahwa ada kecerugaan bahwa akun anda tersebut sempat dimasuki oleh "hacker" katakannlah begitu.

Sehingga anda diminta untuk mengganti password atau mengevaluasi keamanan semua akun online Anda yang digunakan disemua device. Saya yakin Anda akan menemukan bahasa atau lokasi yang di sebutkan penyedia layanan, adalah mereka yang berasal dari Rusia.

Ini ada benarnya, dan kejadiannya massal. Saya pun mengalaminya, sekalipun sudah memasang proteksi yang cukup ketat. Kecuali pada satu laptop saya yang memang clean karena digunakan untuk kerja, aplikasi serta email yang digunakan berbeda serta jarang melakukan browsing. Namun di laptop yang biasanya digunakan untuk beselancar termasuk smaprtphone, saya temukan peringatan seperti itu. Apakah Anda mengalaminya juga?

Kemudian pertanyaanya, apakah ada ketakutan jika email penting Anda dibobol, apalagi untuk kerjaan dan media sosial yang biasa digunakan untuk having fun di retas? Tentu ada dong?

Ada teman yang super cueknya, mengatakan "saya siapa sih, mau diretas ya diretas saja. Wong nggak penting-penting amat". Saya hanya memberikan pertanyaan simple, jika email anda untuk kerjaan atau aplikasi yang disediakan oleh persuahaan diretas, terus gimana?

Belum lagi kalau tidak diurus baik-baik pengamanannya, jangankan yang online. Yang disimpan di laptop Anda saja rentan terhadap serangan "Virus" Ransomware yang bagi saya sangat menakutkan. Karena jenis malware ini akan menggunakan metode enkripsi untuk menyimpan dan menyembunyikan informasi (file apa saja) sebagai sebagai tahanan.

Filenya tidak bisa dibuka, haru ditebus sama yang "hacking" baru dikasih kode untuk membuka edkripsi file-file anda. Ingat si penjahat "ransomware" akan mengenkripsi data penting dari perangkat korban dengan kunci yang hanya dimiliki oleh pelaku kejahatan siber itu. Catat, ya. Apa sudah tau? Syukur, dan mudah-mudahan nggak kena attack!

Jadi bukan urusan keamanan informasi online Anda saja, namun juga file-file local Anda rentan ternancam. Saya pernah ngalamin ini, tapi cepat terdeteksi namun beberapa file sempat di enkripsi alias di kunci. Ya terpaksa harus bersihin benar semunya. Banyak petunjuk cara menyingkirkannya, tapi banyak ahli yang mengakui tidak mampu mebereskan file-file yang sudah terenkripsi.

Silakan Anda yang pernah menikmati serangan ini bersaksi. Berhasil nggak, semua file dipulihkan? Sedangkan Malware Ransomware banyak variannya, dan perlakuannya pun berbeda-berbeda. Dengan teknis tersendiri.

Nah entar saja saya bahas soal virus yang bagi saya menakutkan ini. Karena sekarang yang ditawarkan berbagai anti virus terkemuka di dunia hanyalah pencegahannya saja. Tapi pemulihan belum tentu bisa diselesaikan.

Ok paham ya? Jadi mengapa data dan informasi kita itu penting. Jangan menganggap seorang presiden atau pejabat penting saja yang memang pantas dipasang proteksi yang serba canggih. Anda juga bisa melakukan hal itu.

Dengan memasang penagamanan (anti virus/walware yang updated dan resmi) juga menjaga device Anda clean benar. Dan kebiasaan browsing dan mengklik link phising atau membuka ttachment email secara terburu-buru bisa menyebabkan kerugian besar bagi Anda.

Jadi bukan persoalan Anda bukan siapa-siapa, jika jejak digital Anda direkam oleh banyak perngkat jahat secara online. Tapi lebih dari itu tentang banyak persoalan mengenai keamanan data. Jadi data dan ifnromasi Anda adalah penting.

Simple saja, ketika Anda mendownload suatu aplikasi di smartphone, termasuk yang remsi dan dipercaya ada notifikasi bahwa, bila Anda mendownload dan memasang aplikasi tersebut maka mereka meminta persetujuan Anda untuk dapat mengakses, daftar nomor telepon kolega dan teman-teman Anda, gambar atau foto, bahkan dokumen. Hal tersebut bertujuan untuk mengintersep telepon melacak di mana keberadaan Anda.

Apakah Anda tidak berpikir kalau keamanan data dan informasi pribadi digunakan untuk bisnis mereka. Lebih fatal lagi, Anda ikut bertanggung jawab menyebarkan informasi yang terkait dengan kolega atau teman Anda yang tersimpan dalam smartphone Anda.

Saya kepengin sekali menjelaskan secara teknis disertai gambar atau video, namun bukan meremehkan pembaca tapi nantinya bisa saja nggak dibaca dan menjadi kekhawatiran saya apakah dipahami dan diperaktikan.

Sebenarnya di luaran sana, banyak tips dan tricks baik melalui artikel maupun video youtube tentang masalah-masalah ini. Tapi apakah Anda perhatikan dan menyaring dengan benar petunjuk dan instruksi (tutorial) tersebut? Apakah Anda yakin menyelesekain masalah dengan tidak menimbulkan masalah yang baru?

Oleh karena itu saya kepengen sedikit mendaur ulang bukan repost tulisan saya dulu di kompasiana yang berjudul "Menjaga Privasi dan Aktivitas Online dari Pelacakan" yang saya tulis 3 juni 2013. Jadi warning ini sudah saya sampaikan berulang-ulang, bahkan dalam beberapa artikel lainnya. Jika ingin dibaca, masih relevan kok dan bisa dipraktekin kalau mau.

Tujuan saya untuk mengingatkan kembali, sekalipun banyak yang sudah pinter dan melek internet, kadang lalai dan menganggap remeh dalam hal ini. Apalagi terjadi pada anak-anak dan orang tua yang di zamannya perkembangan teknologi internet belum secanggih seperti saat ini.

Ok untuk melengkapi tulisan ini saya usahakan (kemungkinan berseri) ini udah janji saya, menjelaskannya dalam beberapa bagian.

Ilustrasi (thesagenext.com)
Ilustrasi (thesagenext.com)

Data Anda adalah mata uang dunia saat ini dan ke depan

Perkembangan modern yang mencolok seperti cryptocurrency , blockchain, dan IoT telah disebut sebagai mata uang masa depan. Namun, ketika Anda merincinya, ada satu bidang bisnis berbasis digital yang telah beroperasi sebagai "minyak baru" di era teknologi lebih lama yaitu data.

Data telah menggemparkan dunia setelah dikomersialisasi melalui internet. Tapi di mana tumpukan data dibandingkan dengan kekayaan teknologi berkembang lainnya di era modern? Seberapa penting bagi bisnis untuk memperlakukan data mereka sebagai peluang daripada pemasaran atau taktik bisnis, strategi, atau alat operasi yang terbatas?

Pertanyaan-pertanyaan ini harus dijawab untuk memahami nilai sebenarnya dari data sebagai aset bisnis.

Pentingnya data

Seperti yang dikemukan oleh Peter Daisyme, pendiri Palo Alto, Hostt yang berbasis di California, yang berspesialisasi dalam membantu bisnis dengan meng-hosting situs web mereka secara gratis, seumur hidup melalui situs due.com. Menurutnya Data mengubah dunia bisnis jauh sebelum mata uang Bitcoin pertama ditambang atau sebuah chip dimuat ke mesin pencuci piring atau televisi. Pada saat itu, data telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk memantapkan dirinya sebagai bagian penting dari lanskap bisnis. Tren ini terus berlanjut hingga dua dekade memasuki abad ke-21, 50% dari 10 perusahaan teratas adalah perusahaan berbasis data.

Jane Barratt dari MX Technologies menunjukkan bahwa 10 perusahaan terbesar di tahun 2009 terutama adalah pembuat produk dan layanan. Pada 2019, hanya sepuluh tahun kemudian, daftar 10 teratas didominasi oleh pakar data seperti Google, Facebook, dan Tencent.

Barratt mengklarifikasi bahwa "dunia data-sebagai-mata uang" masih dalam masa pertumbuhan, tetapi tidak ada keraguan tentang semakin pentingnya data. Tidak ada yang lebih benar daripada mereka yang mengumpulkan, mengkonsolidasikan, dan menganalisis data itu.

Meskipun data mungkin merupakan mata uang baru, banyak perusahaan belum memanfaatkan fakta itu. Hal ini tidak selalu mudah terlihat. Lagi pula, banyak organisasi menjadi mampu mengumpulkan data dalam jumlah besar. Perusahaan dari semua ukuran telah gagal memanfaatkan nilai berbasis data tanpa akhir yang mereka miliki.

Bahkan ketika teknologi telah membuat informasi ini tersedia dalam tingkat perincian yang semakin meningkat, sebagian besar perusahaan terus melakukan sedikit lebih dari sekadar menggaruk permukaan.

Mereka memanfaatkan aspek-aspek tertentu dari kumpulan data dan sering kali membiarkan sejumlah besar fakta, wawasan, dan detail lainnya tidak tersentuh. Dalam banyak hal, rasanya mirip dengan pembelian pizza ikonik Laszlo Hanyecz dengan 10.000 bitcoin saat cryptocurrency masih dalam masa pertumbuhan dan tampaknya tidak berharga.

Namun, bisnis modern harus siap memanfaatkan kekuatan praktik baru di bidang operasi data dan analitik data.

Data adalah mata uang dunia digital saat ini

Bisnis telah memanfaatkan data analitik untuk meningkatkan pertumbuhan dan memahami tren yang bergerak. Menurut laporan marketsandmarkets.com, pasar ilmu data diperkirakan akan mencapai USD 140,9 miliar pada tahun 2024 dan pertumbuhannya akan dicapai oleh fokus perusahaan yaitu pada intelijen bisnis data.

Platform media sosial memimpin dalam teknik menggunakan data dan analitik ini untuk memberikan pengalaman unik kepada penggunanya yang canggih. Pengguna media sosial dalam jumlah besar dengan tingkat penetrasi smartphone tinggi, dan aktif, meningkatkan jumlah data yang dibagikan secara online.

Sebagai gambaran umum saja, mari kita memahami bagaimana dua raksasa media sosial, Twitter dan Facebook memanfaatkan ilmu data (ruckus since) untuk mengembangkan dan mengembangkan bisnis mereka.

Media sosial dan pengguna data

Aliran data yang terus menerus pada platform media sosial dapat membuat kesibukan informasi data dan kerap acak, karena ini sebagian besar merupakan data yang tidak terstruktur . Media sosial memanfaatkan ilmu data untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan menyediakan konten yang ditargetkan dan dipersonalisasi. Data perilaku, pribadi, dan demografi yang dibagikan di akun media sosial tidak sia-sia. Platform media ini memanfaatkannya bersama dengan pos dan aktivitas lain di akun pengguna untuk melacak perilaku pengguna.

Terlepas dari analisis tekstual, platform ini juga menggunakan teknologi ilmu data untuk pemasaran dan iklan yang ditargetkan. Data besar dan penambangan data adalah bagian penting dari analisis media sosial.

Jika Anda suka membuka media sosial bahkan situs dan mencari satu produk misalnya "gitar". Maka yakinlah, ketika anda membuka Facebook, informasi seputar gitar atau seputarnya akan muncul di halaman facebook Anda.

Sehingga perlu Anda yakin, kalau pengen menguji apa yang sering di cari oleh keluarga, anak, teman dan rekan Anda. Mudah saja, buka saja halaman facebook. Pasti iklan bertarget akan berbeda. Nah yang suka browsing situs porno atau gambar porno, iklan yang keluar ya seputar obat penguat dan sejenisnya sekalipun bukan situs pornonya yang ditampilkan namun produknya.

Facebook dan Instagram memanfaatkan ilmu data (ruckus since)

Merke amemproses jumlah data yang sangat besar dan yang tadinya tidak terstruktur menjadi informasi cerdas, adalah tugas yang mudah. Data ilmu yang menggunakan pembelajaran mendalam dan pembelajaran mesin membantu proses ini, terutama untuk raksasa media sosial seperti Facebook.

Algoritma DeepText dan DeepFace Facebook menganalisis data dan gambar pengguna untuk mengekstrak makna darinya. DeepText, produk internal Facebook, memanfaatkan banyak teks secara kontekstual untuk menghadapinya. Jaringan saraf dalam dan NLP (Neuro-linguistic programming), yang digunakan untuk membangun korelasi antara kata-kata. Perangkat ini dapat digunakan untuk menyarankan video, posting, atau konten lain berdasarkan interaksi pengguna di platform.

Sedangkan DeepFace, adalah gagasan lain dari Facebook merupakan perangkat yang dengan efisien mengenali orang di foto dan menggunakan teknologi pengenalan wajah. Facebook pernah bermasalah dalam beberapa masalah kontroversi terkait DeepFace, karena adanya pertanyaan tentang pelanggaran privasi dan keamanan data.

Seperti yang disebutkan di atas, konten dan iklan yang ditargetkan adalah manfaat dari manfaat ilmu data. Facebook menggunakan data analitik untuk meningkatkan personalisasi bukan lagi rahasia. daya tarik dan keterlibatan adalah fokus utama besar bisnis. Iklan bertarget dan pemasaran konten menggunakan analisis data akan meningkatkan pengalaman pengguna dengan menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan dan pola perilaku mereka.

Instagram, oleh Facebook, adalah ruang media sosial terkemuka lainnya dengan peningkatan pengguna dari hari ke hari.

Daya tarik visual dan estetika telah menarik banyak pengguna ke Instagram, begitu menarik perhatian kaum milenial. Platform ini menggunakan alat DeepText dan DeepFace yang dikembangkan oleh Facebook dan secara luar biasa memanfaatkan kemampuan analitik data.

Instagram membutuhkan bantuan dari DeepText untuk mendeteksi dan memfilter pesan spam. Menggunakan teknik pembelajaran mesin yang dikenal sebagai penyematan ajaib (wonder embedding). Instagram menguraikan interaksi pengguna dengan berbagai halaman dan mengkategorikan konten dan halaman serupa untuk memberikan rekomendasi ke pusat informasi dan data.

Jika Anda memperhatikan bagaimana iklan muncul saat menelusuri cerita Insta. Ini adalah iklan bertarget yang didasarkan pada jejak yang ditinggalkan saat online. Terhubung dengan Facebook, Instagram kini memiliki berbagai macam data dan wawasan. Algoritma Instagram telah banyak dibicarakan. Ini memberikan umpan yang dipersonalisasi dengan konten relevan yang mungkin dibagikan atau disukai pengguna.

Untuk tetap menjadi yang terdepan dalam persaingan, platform media digital terlibat dalam pemanfaatan teknologi yang mengganggu secara maksimal. Analisis data tingkat lanjut, AI, dan pembelajaran mesin berada di urutan teratas. Pengembangan teknologi ini untuk menganalisis sentimen manusia mungkin membuka jalan baru untuk ilmu data dan analitik.

Sampai di sini dulu, pemahaman dasar pemanfaatan data dari media sosial. Jika dijelaskan akan lebih panjangn terkait platform lainnya, yang pasti Anda perlu menyadari bahwa data dan informasi Anda adalah mata uang terkini di dunia.

Selanjutnya saya berikan bagian ke berikutnya, Secara umum saja ya.

Pelacakan pihak ketiga di ekosistem seluler

Ini saya ambil beberapa sumbernya dari hasil penelitian Reuben Binns, Ulrik Lygs, Max Van Kleek, Jun Zhao, Timothy LibertKeahlian, Nigel Shadbolt dari Departemen Ilmu Komputer, Universitas Oxford Tahun 2018 dan masih relevan sebagai dasar pijakan pekembangannya kini selangkah lebih maju.

Menurut mereka, pelacakan pihak ketiga memungkinkan perusahaan mengidentifikasi pengguna dan melacak perilaku mereka di berbagai layanan digital. Study mereka menyajikan studi empiris tentang prevalensi pelacakkan pihak ketiga pada 959.000 aplikasi dari Google Play store AS dan

Inggris khususnya dan merupakan gambaran umum bagi dunia bagaimana hal ini terjadi, khususnya di negara dengan penduduk tinggi dan tingkat ekonomi yang memadai pada umumnya di masayarakat, sekalipun negara kecilpun terkena dampaknya.

Mereka menemukan bahwa sebagian besar aplikasi berisi pelacakan pihak ketiga, dan distribusi pelacak berekor panjang dengan beberapa pelacak yang sangat dominan menyumbang sebagian besar cakupan. Tingkat pelacakan juga berbeda di antara kategori aplikasi; khususnya, aplikasi berita dan aplikasi yang ditargetkan untuk anak-anak tampaknya termasuk yang terburuk dalam hal jumlah pelacak pihak ketiga yang terkait dengan mereka.

Pelacakan pihak ketiga juga terungkap sebagai fenomena yang sangat trans-nasional, dengan banyak pelacak yang beroperasi di yurisdiksi di luar UE. Berdasarkan temuan tersebut.

Kita ketahui bersama bahwa, Miliaran orang menggunakan ponsel cerdas setiap hari, menghasilkan sejumlah besar data tentang diri mereka sendiri. Sebagian besar fungsi yang diberikan oleh perangkat ini datang dalam bentuk aplikasi yang memperoleh pendapatan dari memonetisasi data pengguna dan menampilkan iklan bertarget perilaku.

Perusahaan dengan kemampuan untuk mengumpulkan data tersebut memiliki Model bisnis ini terutama diaktifkan melalui pelacak 'pihak ketiga', yang melacak pengguna melalui aplikasi seluler 'pihak pertama', yang pengembangnya menyematkan teknologi mereka ke dalam kode sumber aplikasi.

Jaringan tersebut menautkan aktivitas di beberapa aplikasi ke satu pengguna, dan juga menautkan ke aktivitas mereka di perangkat atau media lain seperti web. Hal ini memungkinkan konstruksi profil terperinci tentang individu, yang dapat mencakup kesimpulan tentang kebiasaan berbelanja, kelas sosial ekonomi, atau kemungkinan opini politik. Profil ini kemudian dapat digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari iklan bertarget hingga penilaian kredit dan pesan kampanye politik yang ditargetkan.

Dengan gambaran empiris tingkat tinggi tentang sejauh mana pelacakan pihak ketiga pada ekosistem seluler. Secara khusus, ditujukan untuk menjawab beberapa hal,

  • Bagaimana pelacak pihak ketiga didistribusikan di seluruh aplikasi di Google Play Store?
  • Perusahaan mana yang pada akhirnya memiliki teknologi pelacakan ini, dan di yurisdiksi mana mereka berada?
  • Apakah pelacak yang berbeda berlaku di antara genre aplikasi yang berbeda?

Motivasi mereka adalah untuk menjelaskan status quo, agar upaya di masa depan untuk mengatasi dan mengurangi pelacakan pihak ketiga dan lebih dari itu dalam perlindungan data semamsimal mungkin

Hasil penelitian

Distribusi jumlah host pelacak per aplikasi sangat miring dengan Koefisien ketimpangan Gini adalah 0,44. Di semua aplikasi yang dianalisis (n = 959.426), jumlah rata-rata host pelacak yang disertakan dalam bytecode aplikasi adalah 10. 90,4% aplikasi menyertakan setidaknya satu, dan 17,9% lebih dari dua puluh.

histo-61da698f06310e744c4a26c2.png
histo-61da698f06310e744c4a26c2.png
Jumlah perusahaan pelacak yang berbeda di belakang host

Distribusi jumlah perusahaan pelacak yang berbeda (di tingkat anak perusahaan terendah) di belakang host dalam aplikasi juga sama miringnya. Jumlah rata-rata perusahaan adalah 5, 90,4% aplikasi menyertakan host yang terkait dengan setidaknya satu perusahaan, dan 17,4% dengan lebih dari sepuluh perusahaan.

Ada 13 aplikasi yang analisis untuk mengidentifikasi 30 atau lebih perusahaan pelacakan berbeda yang dirujuk melalui host dalam bytecode. Dalam beberapa kasus, angka yang tinggi ini dapat dijelaskan oleh fungsi khusus aplikasi; misalnya, beberapa aplikasi ini mengintegrasikan beberapa layanan berbeda ke dalam satu aplikasi (misalnya 'Jaringan Sosial Semua dalam Satu'); dalam kasus seperti itu, domain pelacakan apa pun yang terkait dengan layanan terintegrasi tersebut akan diidentifikasi dengan metode yang kembangkan yang lain, yaitu sebagian besar aplikasi game, jumlah pelacak yang tinggi tidak memiliki fungsi yang jelas selain jenis iklan dan analitik bertarget perilaku yang biasa.

Daripada hanya menghitung jumlah perusahaan, mereka juga dapat menanyakan proporsi aplikasi yang berisi host yang terkait dengan perusahaan tertentu. Bagaimanapun, banyak perusahaan telah diakuisisi oleh perusahaan induk atau induk yang lebih besar, seperti Alphabet. Hasil pengelompokan berdasarkan 'root parent' persentase aplikasi yang menyertakan host yang terkait dengan perusahaan

Metadata toko Google Play membagi aplikasi menjadi 49 genre yang berbeda (tidak kurang dari 17 di antaranya adalah subkategori game, misalnya 'Game Kasino' dan 'Game Petualangan'). Untuk memberikan analisis tingkat tinggi, kami mengelompokkan genre ini ke dalam 8 'genre super' yang lebih ringkas.

Perbedaan negara

Mereka juga menganalisis prevalensi negara di mana perusahaan pelacak berbasis (termasuk tingkat anak perusahaan dan induk akar. Lebih dari 90% dari semua aplikasi berisi setidaknya satu pelacak yang dimiliki oleh perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat. Cina, Norwegia, Rusia, Jerman, Singapura, dan Inggris adalah tujuan paling umum berikutnya. Jumlah rata-rata negara unik yang terkait dengan perusahaan yang dirujuk.

Web vs seluler

Studi pelacakan skala besar sebelumnya sebagian besar berfokus pada web. Model distribusi web memungkinkan pengukuran pelacakan untuk menskalakan dengan cara yang tidak dilakukan oleh model untuk distribusi aplikasi ponsel cerdas; layanan web disampaikan dengan cara standar melalui browser yang dapat dengan mudah diotomatisasi.

Akibatnya, studi pelacakan web skala besar biasanya mencakup jutaan situs. Sebaliknya, studi pelacakan aplikasi smartphone terbesar yang dilakukan sebagai bahan study adalah lalu lintas jaringan yang terdeteksi oleh aplikasi Lumen, yang mencakup aliran data dari 14.599 aplikasi yang diinstal pada perangkat pengguna Lumen .

Meskipun metode crowdsourced semacam itu memiliki banyak keunggulan dalam hal perincian aliran data dan validitas ekologis, metode ini paling baik menskalakan hingga puluhan ribu aplikasi. Sebaliknya.

Kesimpulan penilitian

Peneliti percaya bahwa dengan melakukan analisis distribusi teknologi pelacakan pada hampir 1 juta aplikasi ponsel cerdas, mereka memperoleh wawasan tentang luas dan skala fenomena yang sangat penting ini.

Tidak seperti studi sebelumnya yang cakupan aplikasinya berjumlah puluhan ribu, dan mungkin condong ke pilihan aplikasi pengguna dari mana data dikumpulkan, studi mereka adalah analisis sistematis aplikasi di Play Store.

Analisis genre demi genre juga menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam perilaku dan distribusi pelacak tergantung pada fungsi atau tujuan yang disediakan aplikasi. Aplikasi Berita dan Game muncul di antara yang terburuk dalam hal jumlah perusahaan pelacak yang terkait dengannya.

Pelacakan juga merupakan fenomena trans-nasional yang substansial, yaitu sekitar 100.000 aplikasi yang dianalisis mengirim data ke pelacak yang berlokasi di diluar dan luas dari satu yurisdiksi.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa ada tantangan ke depan baik untuk regulator yang bertujuan untuk menegakkan hukum, dan untuk perusahaan yang berniat untuk mematuhinya. Audit penuh toko aplikasi seluler seperti ini dapat membantu regulator mengidentifikasi area yang menjadi fokus.

'Pembersihan' dalam rangka penegakan privasi sebelumnya telah berfokus pada aplikasi paling populer, serta persyaratan layanan dan kebijakan privasinya. Namun analisis di sini menunjukkan bahwa aplikasi mungkin belum tentu menjadi titik analisis yang paling efisien; alih-alih, mengidentifikasi dan menyelidiki pelacak yang paling umum mungkin menjadi target yang lebih baik.

Beberapa praktik yang mungkin terlibat - seperti mengizinkan pembuatan profil anak-anak tanpa berusaha mendapatkan persetujuan orang tua - mungkin benar-benar melanggar hukum. Masih harus dilihat bagaimana dan apakah regulator akan mencoba mendeteksi dan mencegah penargetan perilaku yang memiliki 'efek signifikan' pada subjek data.

Tata kelola aktivitas ini rumit, melibatkan banyak pemangku kepentingan, termasuk: pengguna, pengembang sistem operasi ponsel cerdas, produsen peralatan, operator pasar aplikasi alternatif, pengembang aplikasi, dan perusahaan pelacakan (yang juga mengoperasikan pasar multisisi dengan pengiklan dan oleh karena itu memiliki kemampuan untuk memaksakan batasan tentang iklan apa yang dapat ditayangkan). Regulasi yang efektif akan membutuhkan kolaborasi antara regulator dan berbagai aktor lainnya.

Praktik perlindungan negara

Paling cepat saya ambil dari kebijakan yang dikeluarkan National Security Agency Amrika Serikat. Kebijakannya antara lain (Hanya sebagian saja yanya ambil), antara lain:

Memblokir web iklan yang tidak diperlukan

Musuh dunia maya dapat memanfaatkan iklan jahat ("malvertising") untuk memasang malware. Eksploitasi kit dalam iklan berbahaya dapat manfaatkan kerentanan yang belum ditambal untuk menginstal malware secara diam-diam.

Administrator harus memastikan bahwa perangkat lunak pembaruan diterapkan segera untuk mencegah instalasi malware. Memblokir iklan web yang berpotensi berbahaya lebih lanjut mengurangi malvertising. Selain itu, memblokir konten tersebut dapat menurunkan lalu lintas melintasi batas jaringan, merampingkan forensik insiden dan meningkatkan kinerja jaringan.

Dasar pertimbangan

Peramban web menghadirkan risiko keamanan siber yang besar karena seringnya mereka berinteraksi dengan konten berbasis Internet yang tidak tepercaya.

Karena lanskap Internet yang luas, umumnya tidak mungkin untuk memprediksi dan membuat katalog situs web "baik" yang mungkin dimiliki pengguna mengunjungi.

Sebaliknya, pendekatan daftar hitam (seperti Microsoft, SmartScreen, dan Google Safe Browsing) menambah keamanan dengan memblokir situs web berbahaya yang diketahui. Konten yang secara inheren tidak berguna atau diketahui berbahaya yang terdeteksi, seperti iklan, sering kali tidak dibatasi. Banyak situs web menyertakan ruang untuk ditampilkan oleh pengiklan pihak ketiga

Terlepas dari sifat jinak dari sebagian besar konten iklan, iklan telah dikenal sebagai vektor distribusi malware selama lebih dari satu dekade. Serangan ini, yang dikenal sebagai "malvertising", memungkinkan aktor jahat untuk menargetkan pengguna berdasarkan lokasi, minat, kebiasaan menjelajah, dan pengidentifikasi khusus sistem, seperti versi perangkat lunak

Rekomendasi

Organisasi yang telah menerapkan rezim patching yang komprehensif dan cepat dapat menangani lebih lanjut malvertising dengan memblokir iklan berbasis internet yang berpotensi berbahaya. Sementara keduanya berbasis jaringan dan host.

Solusi yang ditempuh salah satunya solusi berbasis jaringan memberikan tingkat perlindungan yang sama dengan solusi host tanpa memperkenalkan risiko tambahan.

Ada berbagai strategi pemblokiran iklan dengan perbedaan signifikan dalam dampak pengguna, biaya, dan infrastruktur persyaratan. Administrator harus menggunakan panduan ini untuk menentukan strategi terbaik untuk lingkungan mereka berdasarkan infrastruktur jaringan yang ada.

Pencegahan iklan melalui fungsi jaringan

Memblokir akses ke iklan di batas jaringan seringkali dapat dicapai dengan menggunakan teknologi yang sudah digunakan pada jaringan. Banyak firewall dan server DNS menyediakan blok bangunan yang diperlukan untuk mengimplementasikan tujuan akhir.

Sebuah organisasi dapat memilih untuk menggabungkan lebih dari satu implementasi jaringan di bawah ini tergantung pada set fitur dari sistem yang dikerahkan.

Demikian antara lain kebijakan dari pemerintah amerika.

Bagaimana dengan Indonesia? 

Mari saya tujukin contoh bergambar di bawah, minimal untuk Anda ketahui berapa jumlah perusahaan ketiga dan perusahaan iklan dan aplikasi bertarget melacak dan bahkan menyimpan jejak Anda ketika mengujungi kompasiana. Menggunakan Extention atau Add on Google Chrome. Disconnect versi standard.

Ini sudah saya bahas di tulisan saya tahun 2013 di atas, silahkan dibaca penjelasannya.

Screenshot Disconnected Kompasiana 
Screenshot Disconnected Kompasiana 

Screenshot Disconnected Kompasiana
Screenshot Disconnected Kompasiana

Bisakah Anda bayangkan berapa aplikasi iklan, pelacakan media sosial, dan perangkat lain yang udah merekam semua kebiasaan Anda di kompasiana selama ini. Yang nantinya seperti penelitian dan pembahasan di atas, akan di kumpulkan dalam satu data base besar yang dapat memperdagangkan data sebagai mata uang baru kemarin, sekarang, dan di masa depan.

So harapan saya, minimal amankan device Anda, paling tidak mengikuti apa yang saya sarankan melalui tulisan di kompasiana, yang berjudul. Aturan Keamanan Internet Teratas atau Terpenting untuk Semua Orang! yang diposting pada tanggal 22 Desember akhir tahun lalu.

Rasanya belum selesai dibahas hinga tuntas, karena banyak pilihan yang bisa di cari oleh pembaca, baik artikel maupun di youtube. Sehingga saya berusaha untuk menghadirkan dalam bentuk artikel dengan pilihan yang khusus, yang diusahakan akan dilakukan secara berseri ke depan.

Semoga bermanfaat.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun