Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Teburu-buru! Kurikulum Prototipe Hanya Sebuah Opsi, Pilihan Lain Bisa Dimungkinkan

29 Desember 2021   02:43 Diperbarui: 29 Desember 2021   15:35 8864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Nadim (Koran Jakarta Youtube Channels)

Maka untuk menarik benang merah, sebenarnya kita lihat sekelumit tentang wacana Kurikulum pendidikan 4.0, entah dinamakan apa nantinya.

KURIKULUM PENDIDIKAN 4.0

Seperti yang dipaparkan  dalam penelitian Piterlaser (2019: 35):

Revolusi Industri 4.0 yang sarat dengan teknologi super cepat akan membawa perubahan yang signifikan, salah satunya adalah sistem pendidikan di Indonesia. Perubahan sistem pendidikan tentunya akan berdampak pada rekonstruksi kurikulum, peran guru sebagai pendidik dan perkembangan teknologi pendidikan berbasis TIK/ICT.

Hal ini menjadi tantangan baru untuk merevitalisasi pendidikan, guna menghasilkan insan yang cerdas, kreatif dan inovatif yang mampu bersaing secara global. Banyak kajian yang menyatakan bahwa implementasi kurikulum di lapangan telah mengalami degradasi yang di luar konteks dan tidak lagi berorientasi pada pencapaian kemampuan siswa dalam memahami sains dalam konteks kehidupan dan praktik sehari-hari.

Menyelaraskan pembelajaran pada tataran praktis yang disesuaikan dengan konstruk kurikulum menjadi fokus pertama persaingan pekerjaan rumah di bidang pendidikan. Kebijakan kurikulum harus mengelaborasi kemampuan peserta didik dalam dimensi pedagogis, kecakapan hidup, dan kemampuan hidup bersama (kolaborasi), serta berpikir kritis dan kreatif. Mengutamakan 'soft skill' dan 'transversal skill', life skill, dan skill yang tidak kasat mata terkait dengan bidang pekerjaan dan akademik tertentu. 

Namun, ini sangat berguna dalam banyak situasi kerja seperti keterampilan berpikir kritis dan inovatif, keterampilan interpersonal, kewarganegaraan global, dan literasi media dan informasi. 

Kemudian dalam penelitiannya dijelaskan bahwa pengembangan kurikulum pendidikan harus mampu mengarahkan dan membentuk peserta didik yang siap menghadapi era revolusi industri dengan menitikberatkan pada bidang Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika atau STEM.

Kurikulum harus mengacu pada pengajaran teknologi informasi. Apalagi dalam situasi pandemi saat ini, pendidikan harus lebih berkompeten dan mampu menjalani pembelajaran lintas ruang dan waktu. Artinya mampu menggunakan teknologi untuk melakukan proses pembelajaran.

Proses pembelajaran tidak selalu tatap muka tetapi dapat dilakukan melalui internet (online). Pembelajaran diatur sedemikian rupa untuk menumbuhkan keinginan dan mampu mencapai tujuan pembelajaran. 

Jika melihat proses perubahan yang diakibatkan oleh revolusi industri, dimana hampir semua siswa dapat mengakses teknologi berupa android, maka penuangan proses pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi (android) dapat menyebar dan dapat mendidik siswa dimana saja dan kapan pun. Tentunya ini bisa menjadi alternatif terbaru dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak selalu di dalam kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun