"Hey, kamu nggak boleh nanyak!" Kimaya memberikan ultimatum syarat dan ketentuannya. Adian terbahak dengan trik Kimaya. Ini yang dia rindukan dari kebiasaan cewek ini. Tak ada teman lain yang seunik Kimaya.
Berdua kemudian sibuk memeriksa kulkas dan menyiapkan tas belanjaan. "Tak boleh ada tas plastik," ancam Kimaya. Adian suka ini.Â
Untung ada supermarket dan toko sayur di dekat situ. Mereka berdua hanya cukup berjalan sepuluh menit.
"Bali panas, ya?" komentar Adian. Kimaya hanya mendengus, cowok ini sudah pernah di Bali lama, kok masih dengan komentar yang sama.
Namun hasil belanja benar-benar tidak disangka oleh Kimaya. Mereka terpaksa beli tas kain belanja lagi karena hampir semua jenis sayuran dibeli Adian.
"Kamu beneran bisa masak enggak sih, Di?" Kimaya mulai curiga. Kan ada sayur yang tidak betah lama? Dan juga dia dan Mona tidak makan banyak.
Adian tertawa misterius. Kimaya menyerah. Dia berharap Mona segera kembali untuk menyelamatkannya dari situasi Adian yang perlu diwaspadai.
"Kim, kamu buka YouTube, ya?" wajah polos Adian membuat Kimaya meledak.
"Di, kamu janji menghabiskan apapun yang kamu masak, loh, ya?" muka Kimaya mulai memucat.Â
"I am trying, Kim ..." suara Adian mulai lirih dan segera lenyap di ruang dapur.Â
Pagi ini cukup melelahkan buat Kimaya. Tadinya pengin santai, tapi gegara belanjaan Adian, dia cemas bukan main. Kita lihat saja nanti, Mona ... dia geram pada sahabatnya yang kepincut sama janji-janji Adian.