Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Diary

Arimbi: Jangan Lihat dari Tampangnya

26 Oktober 2021   21:37 Diperbarui: 26 Oktober 2021   21:58 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: wirestock - www.freepik.com

"Kerja bagus, Rimbi, Iko," teriak bossku dari mobil di seberang. "Besok kalian satu tim lagi, ya? Ganti Rimbi yang jadi lead-nya."

Risa pasti mendengar pengumuman itu karena suara bossku yang berat dan keras menggema di ruang parkir yang kosong. Hanya ketawa Iko yang bisa mengatasinya. Dia geli karena aku dijadikan ketua. Padahal kalau satu tim, selalu Iko yang melakukan semuanya.

Tiba-tiba HPku berbunyi ketika aku sudah duduk di mobil Iko. Risa menelpon.

"Rim, Iko dingin banget orangnya, ya? Jahat juga. Tadi dia menolak proposalku buat satu tim sama dia, dia bilang dia sudah memilih timnya sendiri, lalu pergi. Tanpa senyum," rentetan curhat Risa memenuhi telingaku. Aku hanya melirik ke arah Iko yang senyum-senyum mau dapat oleh-oleh dari Jepang. Hm, jadi dia yang memilihku?

"Kamu jangan kejam sama pegawai baru," kataku langsung pada Iko ketika kami berhenti di lampu merah.

"Siapa? Risa?" dia menoleh ke arahku dengan tampang bingung. "Biasalah, Rim, dia aja yang suka mengganggu kalau aku sedang kerja. Orangnya agak ambis, nggak kayak anak baru yang lain, Doni sama Raka. Mereka lebih tahu diri."

Eh, Iko nggak paham, yang dia sebut memang cowok-cowok, mana ada yang mau ngejar-ngejar Iko senior populer tapi tidak tersentuh ini?

"Risa mungkin suka sama kamu," lebih baik aku menembak dia saja, supaya bisa memberi info baru ke Risa besok pagi.

"Kenapa sih kamu ungkit lagi masalah ini?" tiba-tiba suara Iko berubah sedingin es. Tak terasa aku kedinginan, AC mobilnya mungkin berkualitas tinggi. "Kamu lupa kalau aku nggak mau ada relationship? Nggak mau aku ngurusin cewek. Ribet."

"Iya, ingat," jawabku kesal karena suasana yang berubah gini. "Kali aja kamu sekarang mau nyoba. Risa baik kok anaknya, kualitas kerjaan dia juga bagus."

"Entahlah, Rim. Kamu bilang tentang Risa gitu bikin aku males ketemu dia. Bisa-bisa dia salah paham, dikiranya aku ngasih dia harapan," suara Iko masih dingin tapi sudah tidak seperti es batu lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun