"Aku sudah ada rencana khusus," kata Axl sembarangan. "Bye, Kia, thanks ya, nanti nomormu aku simpan, sorry, ini HP baru."
Setelah telpon itu, Axl cemas. Terus terang, dia tidak menyimpan nomor Pim, perempuan terpenting di hidupnya, di masa lalunya. Dia tidak mungkin bertanya pada Kia.Â
"De," teriaknya pada Dede yang kebetulan lewat.
"Saya ke kamar mandi dulu, Pak," sahut Dede terburu-buru karena dia tahu, nada Axl agak genting, butuh waktu lama untuk bicara.Â
"Bagaimana mencari kontak orang, ya?" tanya Axl langsung ketika Dede tergopoh-gopoh ada di depannya.
"Cari lewat media sosialnya saja, Pak. Seperti toko kita, di Instagram kan sudah lengkap ada nomor WA, telpon dan email. Tidak ada alasan untuk tidak bisa menghubungi kita, Pak," jelas Dede dengan bangga karena itu semua idenya.
"Kalau orang, berarti pakai namanya?" tanya Axl lagi. Dia tidak berani minta tolong Dede mencarikan nomor Pim.
"Iya, Pak, hanya saja bisa nama akun media sosialnya tidak pakai nama sebenarnya. Tapi bisa dicoba, Pak. Mau saya carikan?" tawar Dede dan bersiap dengan HPnya.
"Tidak perlu, aku coba cari sendiri," Axl lalu sibuk sendiri dengan HP dan laptopnya. Dede dia tinggalkan terpaku di depannya. Tapi Dede sudah biasa dengan kelakuan cuek bossnya.
Axl dengan cepat membuka Instagram dan menulis nama Pim, muncul akun dengan bio nama lengkap cewek itu. Dia buka profilenya, eh ternyata akun Instagramnya sudah follow-followan dengan akun Pim. Dia cek message, dan bum, ada nomor HP di salah satu chat mereka.Â
Axl bingung, mau merasa lega atau kembali cemas.