"Kenapa mengalah? Mengalah sama siapa?"
"Sama Gustav. Gustav yang duluan bilang ke kami kalau dia suka sama kamu, baru sesudah itu Ditos tapi cuma ke aku bilangnya."
"Lah, aku ga ada apa-apa sama Gustav sampai sekarang."
"Entahlah," kata temanku yang sangat informatif ini.
Aku tidak punya perasaan apapun dengan keduanya. Ditos cakep sih, lucu dan pinter ngedance. Banyak juga teman cewek yang suka ndeketin dia, hanya saja seperti ada aturan tak tertulis, di club tidak ada yang pacaran. Gustav juga lumayan tapi jauh lebih tua dari aku hanya dia tidak istimewa, biasa saja, tapi dia anak baik.
Hari itu berlalu membiarkanku merenung: haruskah aku merasa rugi atau merasa kosong?
+++
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H