Meresapi makna dan duka kehilangan sesungguhnya
Film ini terinspirasi dari pengalaman pribadi dari Tom Lin, direktur film tersebut, yang kehilangan istrinya Huang Ruoxun pada tahun 2012 dikarenakan sakit.Â
Setiap orang memiliki cara berdukanya masing – masing, karena kompleksitas dari perasaan manusia. Film ini menurut saya berhasil untuk menyajikan perasaan duka tersebut dengan baik.Â
Membuat para penonton turut merasakan perasaan dari para pemerannya. Dari sekian banyak bentuk duka, digambarkanlah dua bentuk perasaan melalui para pemain utama tersebut.
Wei digambarkan sebagai seseorang yang belum bisa menerima kepergian istrinya. Dirinya diselimuti dengan kemarahan, terlebih lagi ketika mengetahui bahwa pengendara yang menyebabkan kecelakaan itu juga meninggal. Sehingga dirinya tidak memiliki seseorang yang dapat menjadi pelampiasannya, tidak ada yang dapat disalahkan dan terlebih keluarganya yang juga mempeributkan bagaimana bentuk pemakaman istrinya.Â
Dirinya yang tengah berduka seakan tidak ada yang memperdulikannya. Wei juga terlihat lebih menghindari perasaan dukanya, dengan menyingkirkan semua benda yang dapat mengingatkannya pada istrinya termasuk piano istrinya.Â
Dirinya juga menghindari untuk beraktifitas dan tenggelam dalam keterpurukannya. Wei mencari berbagai macam kegiatan untuk mengurangi rasa bersalahnya.
Sedangkan Lin digambarkan sebagai seseorang yang lebih tabah. Meski dirinya tidak dapat melihat jasad kekasihnya karena tidak mendapatkan izin dari keluarga kekasihnya.Â
Lin terlihat lebih baik dalam menerima kepergian kekasihnya. Meskipun dirinya tidak dapat menunjukkan perasaan duka tersebut dan lebih memilih untuk mencoba berkompromi dengan perasaannya dengan menahan semuanya sendiri.Â
Dalam kesendiriannya Lin mencoba untuk menerima, membiarkan semuanya seperti adanya. Semua kenangan dirinya dan kekasihnya dibiarkan mengalir begitu saja dalam ingatan.Â
Membuat kehilangan itu terasa begitu menyedihkan. Hingga akhirnya dirinya mulai berdamai dengan perasaannya dan mencoba menerima semuanya.