Mohon tunggu...
Ngomongin Seni dan Budaya
Ngomongin Seni dan Budaya Mohon Tunggu... Full Time Blogger - hai saya suka menulis puisi, menggambar, dan curhat.

Suka puisi, suka menggambar, suka kamu

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Keseruan "Field Trip" Danone Blogger Academy 2018

21 Oktober 2018   22:24 Diperbarui: 9 November 2018   14:53 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari pertama saling sambut di Bandara Soeakarno Hatta dengan mata sayup-sayup, bengkak, dan tak henti-hentinya ingin memejam. Namun membayangkan perjalanan menyenangkan selama tiga hari ke depan buat hati riang.

Tak terasa perjalanan menuju Bandara Adisutjipto  dituntaskan dengan menenggelamkan diri dalam mimpi. Peserta terpilih Danone Blogger Academy 2018 berjumlah 20 orang dari 600 orang yang mendaftar, ditambah panitia, jadi kian ramai. Sebagian teman-teman bloger terpilih sudah saya kenal.

Sarihusada, Klaten

Perjalanan pertama menuju PT Sarihusada Generasi Mahardika (Sarihusada) di Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Matahari tak malu-malu tunjukkan diri, langit cerah, cahaya bertabur, cerahkan hati-hati kelabu. Saya disambut lahan berumput cukup luas. Kalau ingin bermain bola sepertinya bisa.

Sarihusada adalah pusat produksi dan distribusi produk nutrisi untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak dengan harga terjangkau, enak, dan berstandar internasional. Sarihusada sudah beroperasi sejak 1954 sebagai wujud nyata program kecukupan protein nasional yang diselenggarakan Pemerintah Indonesia bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Sarihusada termasuk bagian dari Danone Nutricia Early Life Nutrition, perusahaan nutrisi yang tersebar di beberapa negara di dunia. Selain itu juga menghasilkan 263 penelitian dan 147 inovasi tentang ASI dan nutrisi awal kehidupan.

Sarihusada menaungi 1.000 karyawan di seluruh penjuru Indonesia dan mengoperasikan fasilitas produksi kawasan Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah untuk menghasilkan produk, seperti susu pertumbuhan SGM, SGM bunda, dan Lactamil.

Saya dan teman-teman juga diberi kesempatan untuk tahu lebih banyak tentang apa yang terjadi di dalam pabrik. Sayang sekali memang saya dilarang memotret untuk menghindari mantan yang selalu ingin kembali ke sisi, eh. Tak banyak memang yang diberitahu, tapi minimal saya tahu bagaimana Sarihusada berusaha memberikan yang terbaik untuk menutrisi masyarakat.

CSR Desa Kemundo, Klaten

Tak jauh dari pabrik Sarihusada, saya diantar ke Kantor Kepala Desa Kemundo bersama teman-teman. CSR adalah singkatan dari Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan, di mana perusahaan atau organisasi punya tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, meliputikaryawan, konsumen, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Danone tentu punya tanggung jawab untuk keberlangsungan hidup masyarakat dan lingkungan dengan merangkul masyarakat untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Dari situ masyarakat Desa Kemundo dengan didukung oleh Danone mengembangkan potensi desa dengan membuat pertanian organik, memanfaatkan barang sekitar untuk dijadikan barang berguna dan lain-lain.

Ada banyak kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemundo, yaitu membuat MOL tempe, MOL bawang merah, MOL pisang, dan lain-lain untuk menutrisi tanaman yang mereka kelola, membuat kerajinan seperti meja dan kursi dari kayu-kayu yang sebenarnya dibuang, beternak sapi, dan lain-lain.

Intinya masyarakat di Desa Kemundi saat ini punya kesadaran untuk memanfaatkan bahan sekitar untuk keperluan sendiri (minimal), meningkatkan nilai ekonomi desa, dan peduli lingkungan. Saya rasa kamu harus berkunjung ke tempat itu kalau ada kesempatan.

Taman Pintar Yogyakarta

Bus kembali melaju dalam keadaan sendu menjelang siang menuju sebuah lokasi bernama Taman Pintar. Cuaca tidak menolak kedatanganku untuk bergembira ria di sana. Meski kamu tahu, dengan cuaca cerah artinya saya akan cukup gerah karena panas, tapi tidak masalah.

Taman Pintar adalah wahana wisata sekaligus bermain untuk anak-anak, sengaja disediakan oleh pemerintah kota Yogyakarta untuk menyediakan sarana belajar sains buat anak-anak. Selain itu taman pintar ini bagus untuk memotivasi anak dengan meningkatkan kompetensi motoriknya juga. 

Anak perlu wadah bermain dan belajar. Kadang di sekolah saja tidak cukup. Saya ingat dulu suka sekali membaca ensiklopedia, di mana isinya berupa proyek-proyek kecil di laboratorium. Karena tidak adanya bimbingan, akhirnya saya tidak bisa melakukan apa yang saya pelajari dulu.

Anak-anak baik yang prasekolah sampai sekolah menengah bisa memperdalam pemahaman mengenai apa yang sudah dipelajari di sekolah atau buku sekaligus berkreasi. Memperkenalkan sains sejak dini adalah cara pintar untuk menstimulus kerja otak anak agar mampu berkreasi dan kreatif.

Begitu masuk, saya melalui Aquarium Taman Pintar di mana saya bisa melihat ikan-ikan berenang menikmati hidup di dalamnya. Sepertinya kehidupan mereka di dalam air cukup damai, sampai-sampai mereka sama sekali tidak terusik oleh kehadiran pengunjung. Kemudian masuk ke Zona Kehidupan Purba di mana ada replika dinosaurus dan manusia zaman prasejarah.

Ternyata Taman Pintar Yogyakarta juga bekerjasama dengan Danone dengan memberikan Wahana Jejak Nutrisi. Wahana ini dibuat untuk memberikan informasi seputar gambaran informasi tentang gizi. Tak hanya Wahana Jejak Nutrisi, wahana lain yang bekerjasama dengan Danone ada beberapa. Terpisah dari wahana lain agar lebih leluasa bagi anak-anak belajar dan bermain.

Wahana yang ditawarkan Taman Pintar ada banyak. Sepertinya kalau kamu ingin mengajak anak-anak berkunjung tidak cukup sekali. Ada baiknya jadwalkan dengan anak agar saat mengunjungi wahana satu ke wahana lain bisa maksimal.

Kamu bisa mengunjungi Wahana Bahari pada minggu pertama, minggu kedua ke Science Theater, minggu ketiga ke area playground, minggu keempat ke Zona Perpustakaan, minggu kelima ke Kampung Kerajinan, Minggu keenam ke Gedung Paud, kemudian berlanjut ke Planetarium, Gedung Kotak, dan Gedung Oval. Sebenarnya kamu bisa menghabiskan waktu seharian di semua wahana, tapi sayang kalau hanya berkunjung tapi hanya mendapatkan kesenangan saja.

Merapi Project, Yogyakarta

Tiba-tiba bus yang saya tumpangi berhenti di tengah hijau-hijauan. Udara cukup sejuk mendermakan dirinya di antara panasnya Kota Yogyakarta. Setelah usai bermain-main di Taman Pintar, kemudian saya tidur di bus, ternyata saya sudah tiba di peternakan sapi di Kecamatan Cangkringan, tak jauh dari Gunung Merapi (sekitar 15 km).

Tak bisa dipungkiri daerah itu pernah mendapatkan bonus awan panas tahun 2010 lalu akibat aktivitas Gunung Merapi. Sebagai bentuk tanggung jawab Danone kepada masyarakat dan lingkungan, Danone merangkul peternakan sapi perah itu sebagai bagian dari program CSR di Yogyakarta.

Hasil susu perah dari peternakan itu sebagian dipasok untuk Danone untuk diproduksi sebagai produk nutrisi. Saya cukup terkejut saat melihat sapi-sapi dalam kandang dalam kondisi bersih dan tidak berbau. Berbeda sekali dengan sapi-sapi yang tetangga saya pelihara di kampung.

Dalam radius tertentu saya bisa mencium bau kotoran sapi, tapi tidak di sana. Memang benar, peternakan sapi perah kondisinya harus berbeda dengan peternakan sapi potong, karena yang diambil adalah susunya.

Peternakan sapi yang saya datangi benar-benar zero waste, seperti sebuah siklus hidup, segala yang terpakai akan diurai kembali ke alam. Mulai dari kotoran sapi yang dimanfaatkan sebagai biogas dan kompos, air kencing sapi untuk pupuk cair, sampai pada hasil panen di ladang. Sapi-sapi perah itu sengaja didatangkan dari Baturaden dan Blitar dan menghasilkan susu 7---20 liter per hari.

Tak hanya memasok susu untuk Sarihusada, tapi beberapa perusahaan lain juga mendapat tempat yang sama untuk pasokan susunya. Tak hanya itu, siapapun dapat belajar menjadi peternak sapi perah mulai dari perawatan, pengolahan limbah, sampai ke pembuatan pakan sendiri.

Pabrik Aqua, Klaten

Hari pertama Danone Blogger Academy fieldtrip sebenarnya berakhir di sebuah restoran western dan Greenhost Boutique Hotel. Saya dna teman-teman beristirahat setelah melakukan perjalanan yang cukup padat. Lepas cek out dari hotel, saya dan teman-teman digiring menuju pabrik Aqua, PT Tirta Investama Klaten.

Aqua lahir dari ide Bapak Tirto Utomo, S.H, di mana kemudian lahir industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) pertama di Indonesia tanggal 23 Februari 1973. Saya diberitahu bahwa proses yang dilakukan dalam pabrik menjaga kualitas air, kemurnian. Tahun 1981 Aqua memutuskan untuk mengganti bahan baku yang awalnya dari sumur bor menjadi air pegunungan yang mengalir sendiri.

Karena berasal dari air pegunungan, Aqua bersama masyarakat baik yang di hulu sampai ke hilir untuk menjaga ketersediaan air, menjaga kemurniannya, dan lain-lain agar pasokan air bisa terpenuhi untuk perusahaan dan masyarakat sekitar. Bahkan di dalam pabrik pun, air kotor diolah menjadi air bersih yang kemudian dialirkan kembali ke lingkungan.

Komunitas Pengelola Sampah, Rukun Santoso, Klaten

Tak lengkap rasanya jika saya hanya berkunjung ke pabrik tanpa tahu bentuk kerjasama dan bantuan perusahaan kepada masyarakat sekitar seperti apa. Siang itu saya langsung meluncur ke Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

Tampak ibu-ibu sibuk berkelompok merangkai serpihan sampah menjadi barang kerajinan. Ada yang mengunting-gunting sampah plastik, ada juga yang menjahit. Kebetulan juga ada bapak-bapak yang menjahit di area yang berbeda.

Rukun Santoso sudah lama menjadi komunitas percontohan untuk desa sekitar dan di tempat lain. Dari situ masyarakat menjadi berdaya guna, punya keterampilan, dan bisa meningkatkan perekonomian keluarga. Hasil akhirnya masyarakat jadi sejahtera, tidak perlu lagi bingung harus melamar kerja di perusahaan-perusahaan yang jauh dari keluarga, lagipula gajinya belum tentu sepadan dengan yang diinginkan, bukan? Hehe...

Rukun Santoso tak hanya mampu produksi banyak barang dari barang bekas dengan kualitas terjamin, tapi mau mengajari kamu kalau mau. Tinggal datang saja, minta izin, jangan minta makan ya, lalu bergabunglah dengan komunitas tersebut. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah untuk membuat bumi lebih sehat, mengurangi sampah, dan mendapatkan penghasilan tambahan dari itu.

Rumah Sumber dan Taman Keanekaragaman Hayati AQUA, Klaten

Untuk sampai pada titik rumah sumber, saya harus melewati taman keanekaragaman hayati, di mana ada ragam tanaman dari berbagai spesies. Ada tanaman buah, ada tanaman hias, ada tanaman dari kelompok berbiji terbuka, sampai rumput-rumputan. Sebelum sampai pada fokus utama, saya dan teman-teman diajarkan bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar.

Bukan hanya untuk membersihkan tangan dari kuman, tapi juga bagaimana caranya agar saat mencuci tangan, saya tetap efisien dan efektif menggunakan air. Saya termasuk orang yang suka menyepelekan keberadaan air. Saya menganggap air selalu ada dan kalau pun tidak, saya bisa beli air di minimarket. Padahal dalam kondisi tertentu saya tidak bisa sejumawa itu.

Usai bermain air, saya dipandu untuk menyusuri jalan dan meniti jembatan yang hanya boleh dilewati oleh maksimal tiga orang. Dari 20 sekian orang bloger akhirnya bergantian melaluinya.

Taman begitu asri, sejuk, dan lembab. Keberadaan pepohonan, kanopinya melindungi kulit saya dari terpaan sinar matahari menyengat. Apalagi kulit saya sensitif, terkena matahari sedikit bisa langsung membara seperti saat melihat mantan berpelukan dengan kekasihnya.

Di area rumah sumber, tidak sembarangan orang boleh masuk, sebab area tersebut memang untuk menjaga agar sumber air di daerah tersebut tetap ada dan aman. Memasuki rumah sumber, ada sebuah tabung di tengah dengan diberi penutup besi. Begitu dibuka, ada gelembung air yang berontak untuk keluar, seperti air mendidih. Gelembung itu merupakan gas dari dalam tanah.

Kalau kamu mempelajari tentang kisah perjalanan air dari daerah pegunungan sampai hilir, kamu akan menemukan istilah akuifer, di mana perjalanan air dari hulu sampai ke hilir bisa mencapai 1500 tahun. Jadi apa yang kita konsumsi saat ini sebenarnya adalah air yang usianya jauh lebih tua dari usia kita.

Bermain air di Desa Wangen, Klaten

Usai dari rumah sumber saya dan teman-teman digiring kembali ke Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. Dalam padatnya kegiatan selama dua hari field trip Danone Blogger Academy 2018, panitia memang sengaja memberikan waktu lebih banyak untuk bermain air. 

Namun, sayang sekali. Karena ceritanya akan seru sekali, saya sengaja akan memisahkannya menjadi satu tulisan sendiri. Asli seru sekali. Apalagi pada hari ketiga Danone Blogger Academy 2018, saya dan teman-teman harus menghadapi kenyataan mempresentasikan draft outline kami untuk dibuat menjadi tulisan menakjubkan. Jadi, saya tutup dulu ceritanya ya. Daa..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun