Mohon tunggu...
Ngomongin Seni dan Budaya
Ngomongin Seni dan Budaya Mohon Tunggu... Full Time Blogger - hai saya suka menulis puisi, menggambar, dan curhat.

Suka puisi, suka menggambar, suka kamu

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Keseruan "Field Trip" Danone Blogger Academy 2018

21 Oktober 2018   22:24 Diperbarui: 9 November 2018   14:53 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunitas Pengelola Sampah, Rukun Santoso, Klaten

Tak lengkap rasanya jika saya hanya berkunjung ke pabrik tanpa tahu bentuk kerjasama dan bantuan perusahaan kepada masyarakat sekitar seperti apa. Siang itu saya langsung meluncur ke Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

Tampak ibu-ibu sibuk berkelompok merangkai serpihan sampah menjadi barang kerajinan. Ada yang mengunting-gunting sampah plastik, ada juga yang menjahit. Kebetulan juga ada bapak-bapak yang menjahit di area yang berbeda.

Rukun Santoso sudah lama menjadi komunitas percontohan untuk desa sekitar dan di tempat lain. Dari situ masyarakat menjadi berdaya guna, punya keterampilan, dan bisa meningkatkan perekonomian keluarga. Hasil akhirnya masyarakat jadi sejahtera, tidak perlu lagi bingung harus melamar kerja di perusahaan-perusahaan yang jauh dari keluarga, lagipula gajinya belum tentu sepadan dengan yang diinginkan, bukan? Hehe...

Rukun Santoso tak hanya mampu produksi banyak barang dari barang bekas dengan kualitas terjamin, tapi mau mengajari kamu kalau mau. Tinggal datang saja, minta izin, jangan minta makan ya, lalu bergabunglah dengan komunitas tersebut. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah untuk membuat bumi lebih sehat, mengurangi sampah, dan mendapatkan penghasilan tambahan dari itu.

Rumah Sumber dan Taman Keanekaragaman Hayati AQUA, Klaten

Untuk sampai pada titik rumah sumber, saya harus melewati taman keanekaragaman hayati, di mana ada ragam tanaman dari berbagai spesies. Ada tanaman buah, ada tanaman hias, ada tanaman dari kelompok berbiji terbuka, sampai rumput-rumputan. Sebelum sampai pada fokus utama, saya dan teman-teman diajarkan bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar.

Bukan hanya untuk membersihkan tangan dari kuman, tapi juga bagaimana caranya agar saat mencuci tangan, saya tetap efisien dan efektif menggunakan air. Saya termasuk orang yang suka menyepelekan keberadaan air. Saya menganggap air selalu ada dan kalau pun tidak, saya bisa beli air di minimarket. Padahal dalam kondisi tertentu saya tidak bisa sejumawa itu.

Usai bermain air, saya dipandu untuk menyusuri jalan dan meniti jembatan yang hanya boleh dilewati oleh maksimal tiga orang. Dari 20 sekian orang bloger akhirnya bergantian melaluinya.

Taman begitu asri, sejuk, dan lembab. Keberadaan pepohonan, kanopinya melindungi kulit saya dari terpaan sinar matahari menyengat. Apalagi kulit saya sensitif, terkena matahari sedikit bisa langsung membara seperti saat melihat mantan berpelukan dengan kekasihnya.

Di area rumah sumber, tidak sembarangan orang boleh masuk, sebab area tersebut memang untuk menjaga agar sumber air di daerah tersebut tetap ada dan aman. Memasuki rumah sumber, ada sebuah tabung di tengah dengan diberi penutup besi. Begitu dibuka, ada gelembung air yang berontak untuk keluar, seperti air mendidih. Gelembung itu merupakan gas dari dalam tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun