Mohon tunggu...
Putri Fudini
Putri Fudini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNIKOM

Pendidikan, Sudut pandang, Cerpen, Cerita perjalanan, Resep

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Matahari Terbenam di Pelabuhan Cinta

9 Januari 2024   20:57 Diperbarui: 10 Januari 2024   07:51 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Putri Fudini

Tokoh:

1. Bestari (Pria, 24 tahun)

2. Renjana (Wanita, 24 tahun)

3. Arsa (Pria, 24 tahun)

4. Pak Tono (Pria, 50 tahun)

Sore itu disebuah Pelabuhan kota Jakarta, Pelabuhan Sunda Kelapa, terlihat pria muda sedang duduk sendiri sambil memandangi laut. Lalu dari arah berlawanan datang Wanita muda terlihat sedikit bingung, tempat yang biasa ia datangi untuk merenung kini di tempati oleh seseorang

Renjana : (sambil tersenyum) "Halo, permisi. Boleh aku duduk di sini?"

Bestari : (tersenyum) "Tentu saja, silakan."

Tempat yang begitu luas namun Renjana tetap memilih tempat itu walaupun ada seseorang yang lebih dahulu ada disitu karena tempat itu adalah tempat paling cocok untuk menikmati matahari terbenam.

Bestari : "Sendiri?"

Renjana : "Siapa? Saya? Iya sendiri"

Bestari : (tersenyum lalu menjulurkan tangan nya) "Bestari."

Renjana : (sedikit bingung lalu ikut menjulurkan tangannya juga) "eh, Renjana."

Itulah awal mula mereka bertemu. Di sebuah Pelabuhan sambil menikmati indahnya matahari terbenam. Bestari adalah sosok yang memiliki kepribadian Ekstrovert sedangkan Renjana sosok yang memiliki kepribadian Ambivert. Bestari memulai percakapan terlebih dahulu agar suasana yang awalnya dingin berubah menjadi hangat.

Bestari : (menoleh ke arah Renjana) "Kamu sering kesini?"

Renjana : (Menoleh ke arah Bestari) "Lumayan, seminggu sekali kalau lagi gak sibuk"

Bestari : "kalau sibuk?"

Renjana : "sebulan sekali"

Bestari merasa Renjana tidak nyaman dengan pertanyaan yang ia lontarkan kepadanya, terlihat dari jawaban singkat, padat dan jelas lalu memasangkan muka datar.

Bestari : "kamu gak nyaman ya? Maaf ya kalau pertanyaan aku buat kamu terganggu"

Renjana : "eh gak lho, pertanyaan kamu gak ganggu kok, apa jawaban aku bikin kamu ngerasa seperti itu?"

Bestari : "jawaban kamu singkat, padat dan jelas sih, tapi.... Muka kamu datar saat menjawab pertanyaan ku, jadi aku merasa kamu terganggu"

Renjana : "yaampun, maaf ya aku gak terbiasa ngobrol dengan orang yang baru aku kenal, tapi kalau kita uda kenal mungkin kamu bisa bilang aku beda 360 derajat"

Bestari mulai tertarik dengan Wanita ini, Wanita yang baru 30 menit ia bertemu. Percakapannya pun ia lanjut dengan hal hal yang membuat suasana semakin hangat.

Bestari : (tersenyum) "yasudah kalau begitu, kamu lebih tertarik matahari terbit atau terbenam?"

Renjana : (terpancing dengan pertanyaannya, ia pun tersenyum) "keduanya aku suka, tapi aku gak pernah ada waktu untuk lihat matahari terbit, karena aku harus kerja, bahkan sebelum matahari terbit aku sudah harus berangkat"

Bestari : (tertawa) "wah budak korporat banget ni yaa"

Renjana : "ya begitulah"

Suasana hening pun Kembali hadir. Tiba-tiba bestari menunjuk matahari yang mulai terbenam secara perlahan itu.

Bestari : "Aku selalu bermimpi berlayar ke seluruh dunia. Melihat matahari terbenam di setiap pelabuhan yang indah."

Aisha: (tersenyum) "Itu impian yang luar biasa."

Bestari : "Kalau Impian kamu apa na?"

Renjana : "Aku ingin membuka toko buku kecil di berbagai sudut kota di dunia dan membuat tempat di mana orang-orang bisa merasakan keajaiban ketika membaca"

Mereka pun terlihat semakin dekat, berbagi cerita tentang impian dan kehidupan masing-masing dan merasa terhubung satu sama lain karena mempunyai beberapa kesamaan, yaitu mereka suka matahari terbenam, laut dan mengelilingi dunia.

---

Terdengar suara motor menghampiri mereka. Bestari tetap fokus memandangi laut karena ia tahu siapa yang akan datang. Renjana pun menoleh kebelakang dan melihat siapa sosok yang datang kearah nya. Renjana melihat sosok lelaki tinggi memakai jaket kulit hitam sedang melepaskan helm lalu mengkibas-kibasnya rambutnya.

Arsa : "oi ri!"

Bestari : (menoleh ke arah Arsa sambil melambaikan tangannya) " oi sa!"

Arsa datang dengan senyuman lebar, menghampiri mereka berdua lalu menyapa Bestari dan Wanita yang ia tak kenal.

Arsa : (tersenyum sambil mengulurkan tangan ke Renjana) "hai, Arsa, Sahabat Ari."

Renjana : (ikut tersenyum sambil mengulurkan tangan juga) "hai, Renjana."

Arsa bingung mengapa ada sosok Wanita yang baru ia kenal ini berada bersama sahabatnya, Bestari. Arsa sangat mengenal sahabat 17 tahun nya ini, Bestari adalah laki-laki yang mempunyai banyak teman, baik itu laki-laki maupun perempuan. Namun seumur hidupnya Bestari tidak pernah pergi berdua bersama wanita, tapi kali ini Arsa melihat Bestari berdua bersama Wanita.

Arsa : "Temen ri?"

Bestari : "Eh iya temen gua sa"

Arsa : "Temen apa temen ri? Kenal Dimana"

Bestari: (tersenyum malu) "Temen sa, kenal barusan"

Arsa : (bingung) "b-barusan gimana maksudnya ri?"

Bestari : "ya.. barusan, tadi banget sebelum lu datang, Renjana datang duluan dan ternyata ini tempat dia juga sa"

Arsa : "jodoh ri"

Mendengar Arsa berkata begitu, Renjana kaget dan menoleh nya

Renjana : "Apa kamu bilang? Jodoh?"

Arsa : "eh kenapa? Biasa aja neng jangan emosi gitu"

Renjana : (sinis) "kalau ngomong di jaga ya"

Mendengar keributan kecil, Bestari menengahi mereka berdua

Bestari : "Udah, udah. Apa deh kok ribut baru kenal juga"

Renjana : "Sahabat mu nih kalau ngomong suruh di saring dulu ya, baru kenal ngomong asal-asalan"

Bestari : "hati-hati nanti malah kalian yang jodoh"

Renjana : "ARI!"

Arsa heran, kenapa Renjana sangat sensitif dengan kata "jodoh" menurutnya itu adalah kata biasa dan tidak ada unsur menjelekkan Wanita tersebut.

Arsa : (menjulurkan tangannya) "gua minta maaf ya na, maaf kata kata gua buat lu marah"

Renjana : "iya gak apa-apa, lain kali hati-hati ngomongnya kalau sama orang baru ya"

Mereka bertiga pun berbincang hangat sampai tidak terasa bawah matahari sudah hilang dari pandangan mereka.

Renjana : (beranjak berdiri dari duduknya) "aku pulang duluan ya ri, sa"

Bestari : "pulang kemana na? jauh? Mau diantar tidak?"

Renjana : "tidak usah, aku jalan kaki saja, rumah ku tidak jauh dari sini, sekitar 500 meter mungkin"

Bestari : "oke hati-hati ya"

Saat beberapa langkah ada suara memanggil namanya

Arsa : "Renjana!"

Renjana : (menoleh kebelakang)

Arsa : "ini ari minta nomor lo, biar bisa kesini bareng lagi katanya, dia gapunya temen soalnya"

Arsa pun berlari ke arah nya dan memberikan handphone nya kepada Renjana. Renjana mengambil handphone Arsa lalu mengetikan nomor nya. Renjana berpikir tidak apa-apa memberikan nomor nya tersebut kepada orang yang baru ia kenal, karena setelah kurang lebih 2 jam mereka bersama dan mengobrol Renjana menganggap mereka bukan orang yang jahat.

---

Setelah 6 bulan mereka bertiga berteman dan sering mengunjungi Pelabuhan setiap minggu nya, konflik baru pun muncul. Adanya kisah cinta segitiga yang tak terduga.

Persahabatan Bestari dan Arsa sudah berjalan 17 tahun, namun karena satu perempuan bernama Renjana persahabatan mereka bisa terpecah belah. Semua berawal dari Bestari yang mengetahui bahwa Arsa pun juga memiliki rasa yang sama terhadap Wanita yang ia sukai.

Bestari : "sa, minjam hp lo dong gua mau log-in Instagram gua, hp gua eror"

Arsa : (memberikan handphone nya) "nih"

Saat ingin log-in Instagram di handphone Arsa, Bestari melihat bahwa Arsa baru saja membuat Instagram Stories. Bestari pun dengan sengaja mengklik stories tersebut, ia berpikir tak apa melihatnya karena nanti pun ia juga lihat di Instagram miliknya. Betapa terkejutnya Bestari melihat isi stories tersebut. Arsa memposting beberapa foto yang dimana foto tersebut adalah foto mereka bertiga yaitu, Bestari, Renjana dan Arsa. Namun, di postingan tersebut wajah Bestari di crop. Pada beberapa postingan instagram stories tersebut juga Arsa memberikan lagu tentang seorang lelaki yang mencintai seorang perempuan. Buru-buru Bestari keluar dari halaman Instagram stories tersebut dan ternyata Instagram itu adalah fake account yang dibuat oleh Arsa dengan nama "untuknana"

---

Pada hari minggu kesekian kali nya mereka bertiga bertemu, Renjana tidak kunjung datang dan tidak memberi kabar mengapa ia tidak datang ke Pelabuhan. Bestari pun menatap mata Arsa lalu berbicara dengan nada serius.

Bestari : "Gua suka nana"

Arsa : (tersedak air) "uhuk... hah apa ri? Lu ngomong apa?"

Bestari : (teriak) "gua suka nana sa!"

Arsa : (bingung) "ri?"

Bestari : "gua tau lu juga suka nana kan?"

Arsa : (protes) "lo tau dari mana ri? Jangan bilang lo buka buka hp gua ya? Kelewatan lo ri, gua tau kita sahabatan uda dari kecil tapi lo juga tau batesan dong, gua juga punya privacy, parah lo ri"

Bestari : "udah ngomong nya? Kok lu asal nuduh gua ya sa? Iya gua emang buka hp lo tapi lo inget gak gua gak pernah asal ambil hp lo, gua selalu ngomong kalau gua mau minjem"

Arsa : (membantah) "banyak alasan lo"

Arsa pun memukul pipi Bestari, maka terjadilah baku hantam antara Arsa dan Bestari yang berada di pinggir laut. Pada saat Arsa memukul kesekian kalinya terdengar teriakan seorang Wanita dari kejauhan.

Renjana : (teriak) "Ari, Arsa, cukup!"

Tangan kiri Arsa yang menarik kerah Bestari dan tangan kanan nya yang mengepal hendak memukul Bestari pun tertahan karena teriakan seorang Wanita, Renjana.

Renjana : (menengahi) "apa apan si kalian, kamu juga sa gila kamu ya anak orang sampai bonyok begini"

Bestari : "udah aku gapapa na"

Renjana : (kesal) "kalian kenapa si kok bisa ribut? Cerita sama aku"

Arsa dan Bestari pun terdiam saling tatap-menatap dan kesakitan karena luka yang mereka perbuat.

Renjana : "Sa? Ri? Kok diam? Jawab dong, jelasin kalian kenapa?"

Arsa : "lo siap dengernya na?"

Bestari : (teriak) "sa! Diam!"

Arsa : "kenapa ri? Kalau mau hancur, hancur sekalian aja kan lo duluan yang mulai"

Renjana : "sa, kenapa? Aku siap dengernya"

Arsa : "lo siap nanggung resiko nya na kalau denger ceritanya?"

Renjana bingung dan kesal saat itu, perasaan nya campur aduk. Ia kesal melihat dua sahabatnya berkelahi sampai luka-luka, ia juga bingung apa yang terjadi dan mengapa Arsa mengatakan tentang kehancuran dan Bestari yang memilih untuk diam dan mencegah Arsa untuk tidak berkata alasan mereka berkelahi.

Renjana : "Sa? ri? Aku siap dengar alasan kalian berantem, aku siap menanggung segala resiko nya"

Arsa : (menunjuk Bestari) " lo liat dia na, sahabat lo sendiri, suka sama lo"

Bestari : (membantah) "wey coy ngaca dong! Dia juga suka na sama lo, bahkan dia bikin fake account dengan nama "untuknana" yang isinya postingan kita tapi guanya di crop"

Renjana : (diam membisu)

Renjana, Bestari dan Arsa pernah membuat janji bahwa diantara mereka tidak boleh saling suka dan dilarang menjodoh-jodohkan Renjana dengan siapapun, karena hal itu membuat ia trauma dengan keadaan keluarganya yang seringkali menjodohkan ia dengan orang yang tak ia kenal dan ternyata semua calon pilihan keluarganya mempunyai niat jahat kepada ayahnya Renjana. Namun tak disangka kedua sahabatnya mengingkari janji tersebut.

Renjana : "aku paham. Arsa, kata kamu aku harus siap menerima konsekuensi nya Ketika mendengar alasan kalian berdua berantem. Perlu kalian ketahui aku selalu siap dengan apapun yg terjadi dalam hidupku kecuali kematian, yang seharusnya mempersiapkan diri itu kalian, maaf aku pamit"

Renjana pergi dan melepaskan gelang hitam persahabatannya lalu melemparkannya di hadapan mereka berdua.

Arsa : "Na! tunggu!

Bestari : "semua gara-gara lo sa, lo yang buat kita hancur"

Tak lama seorang pria tua turun dari kapal miliknya, melihat Arsa dan Bestari terluka ia berlari menghampirinya

Pak Tono : "ini ada apa toh? Siapa yang buat kalian seperti ini"

Arsa menunjuk Bestari dan Bestari pun menunjuk Arsa

Pak Tono : (bingung) "walah kalian berantem? Wes wes jangan ribut disini, sini ikut bapak cari angin"

Pak Tono, seorang pria tua berprofesi sebagai nelayan di Pelabuhan tersebut melihat ada yang tidak beres dengan 2 pemuda yang sering ia temui saat hendak pergi berlayar, maka Pak Tono mengajaknya naik ke kapal miliknya. Bestari dan Arsa pun mengikuti Pak Tono naik ke kapalnya lalu mengajak mereka berkeliling di lautan.

Pak Tono : "masalah perempuan toh?"

Arsa dan Bestari pun saling tatap lalu saling sinis satu sama lain.

Bestari : "bapak punya kotak P3K?"

Pak Tono : "ada-ada, maaf bapak lupa kalian luka-luka, sek yo"

Pak Tono : "ini"

Bestari : (membuka kotak P3K dan mengambil plester) "nih tutup dahi lo yang berdarah"

Arsa : "jangan sok peduli lo sama gua"

Pak Tono : "wes wes, bapak cemplungin ke laut kalian, mau?"

Pak Tono berjalan ke arah ujung kapal, ia tahu bahwa 2 pemuda ini berkelahi karena 1 orang Wanita yang sering bersamanya.

Pak Tono : (menunjuk Arsa) "kamu nak, siapa Namanya?"

Arsa : "Arsa pak"

Pak Tono : (menunjuk Bestari) "kalau kamu, siapa?"

Bestari : "Bestari pak, panggil saja Ari"

Pak Tono : "Nak Arsa, nak Ari tahu apa sebutan Pelabuhan itu?"

Keduanya menggelangkan kepalanya memberikan isyarat bahwa mereka tidak mengetahui.

Pak Tono : "Pelabuhan itu biasa disebut Pelabuhan cinta, bapak tau Pelabuhan itu pasti tempat pertama kalian bertiga bertemu, tempat itu juga yang menjadikan kalian bertiga berpisah. Bapak tanya, nak arsa dan nak ari sudah berapa lama bersahabat?"

Bestari : "17 tahun pak"

Pak Tono : "17 tahun itu tidak sebentar lho, tapi kalian terpecah belah hanya karena 1 wanita. Bapak tanya lagi, kalian berteman dengan Wanita itu sudah berapa lama?"

Arsa : "baru sekitar 6 bulan mungkin pak, dihitung sejak kita berdua bertemu dia"

Pak Tono : "wah 17 tahun dibanding dengan 6 bulan. Kalian tahu sebelum kalian lahir ada 2 pemuda yang mengalami kisah sama seperti kalian, yaitu bapak. Bapak mengalah untuk tidak bersama Wanita yang bapak cintai sejak pandangan pertama, karena bapak memikirkan tentang persahabatan bapak, namun sahabat bapak bersikeras untuk memperjuangkan cintanya, bapak tidak pernah benci kepadanya, setiap lebaran tiba bapak selalu ingin berkunjung kerumahnya namun sudah bertahun-tahun kedua sahabat bapak itu entah berada dimana, lalu ada surat dengan nama pengirim sahabat bapak itu, isi suratnya berkata ia meminta maaf apa yang telah terjadi selama bertahun-tahun ini dan ia memilih untuk meninggalkan kota Jakarta karena ia malu sudah egois pada saat itu, lalu ia bercerita bahwa di tahun ke-2 pernikahannya sang istri yang juga sahabat bapak itu berselingkuh darinya. Tapi bapak tidak menganggap ia egois, menurut bapak ia sedang memperjuangkan cintanya"

Arsa : (meneteskan air mata) "ri maafin gua yaa"

Bestari : (memeluk arsa) "sa maafin gua juga ya, gapapa nana buat lo aja, gua gak mau kehilangan sahabat gua yang sudah selalu ada dan peduli sama gua dari kecil"

Pak Tono : "Nak Ari, nak Arsa jangan pernah kalian tinggalkan seseorang yang sudah peduli dan sayang kepada kalian, bapak harap kisah kalian tidak seperti kisah bapak, karena penyesalan selalu datang Ketika kita sudah menyadari"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun