Mohon tunggu...
Putri Fudini
Putri Fudini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNIKOM

Pendidikan, Sudut pandang, Cerpen, Cerita perjalanan, Resep

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Matahari Terbenam di Pelabuhan Cinta

9 Januari 2024   20:57 Diperbarui: 10 Januari 2024   07:51 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Putri Fudini

Bestari : "17 tahun pak"

Pak Tono : "17 tahun itu tidak sebentar lho, tapi kalian terpecah belah hanya karena 1 wanita. Bapak tanya lagi, kalian berteman dengan Wanita itu sudah berapa lama?"

Arsa : "baru sekitar 6 bulan mungkin pak, dihitung sejak kita berdua bertemu dia"

Pak Tono : "wah 17 tahun dibanding dengan 6 bulan. Kalian tahu sebelum kalian lahir ada 2 pemuda yang mengalami kisah sama seperti kalian, yaitu bapak. Bapak mengalah untuk tidak bersama Wanita yang bapak cintai sejak pandangan pertama, karena bapak memikirkan tentang persahabatan bapak, namun sahabat bapak bersikeras untuk memperjuangkan cintanya, bapak tidak pernah benci kepadanya, setiap lebaran tiba bapak selalu ingin berkunjung kerumahnya namun sudah bertahun-tahun kedua sahabat bapak itu entah berada dimana, lalu ada surat dengan nama pengirim sahabat bapak itu, isi suratnya berkata ia meminta maaf apa yang telah terjadi selama bertahun-tahun ini dan ia memilih untuk meninggalkan kota Jakarta karena ia malu sudah egois pada saat itu, lalu ia bercerita bahwa di tahun ke-2 pernikahannya sang istri yang juga sahabat bapak itu berselingkuh darinya. Tapi bapak tidak menganggap ia egois, menurut bapak ia sedang memperjuangkan cintanya"

Arsa : (meneteskan air mata) "ri maafin gua yaa"

Bestari : (memeluk arsa) "sa maafin gua juga ya, gapapa nana buat lo aja, gua gak mau kehilangan sahabat gua yang sudah selalu ada dan peduli sama gua dari kecil"

Pak Tono : "Nak Ari, nak Arsa jangan pernah kalian tinggalkan seseorang yang sudah peduli dan sayang kepada kalian, bapak harap kisah kalian tidak seperti kisah bapak, karena penyesalan selalu datang Ketika kita sudah menyadari"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun