Mohon tunggu...
Putri Fudini
Putri Fudini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNIKOM

Pendidikan, Sudut pandang, Cerpen, Cerita perjalanan, Resep

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Matahari Terbenam di Pelabuhan Cinta

9 Januari 2024   20:57 Diperbarui: 10 Januari 2024   07:51 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Putri Fudini

Renjana : "sa, kenapa? Aku siap dengernya"

Arsa : "lo siap nanggung resiko nya na kalau denger ceritanya?"

Renjana bingung dan kesal saat itu, perasaan nya campur aduk. Ia kesal melihat dua sahabatnya berkelahi sampai luka-luka, ia juga bingung apa yang terjadi dan mengapa Arsa mengatakan tentang kehancuran dan Bestari yang memilih untuk diam dan mencegah Arsa untuk tidak berkata alasan mereka berkelahi.

Renjana : "Sa? ri? Aku siap dengar alasan kalian berantem, aku siap menanggung segala resiko nya"

Arsa : (menunjuk Bestari) " lo liat dia na, sahabat lo sendiri, suka sama lo"

Bestari : (membantah) "wey coy ngaca dong! Dia juga suka na sama lo, bahkan dia bikin fake account dengan nama "untuknana" yang isinya postingan kita tapi guanya di crop"

Renjana : (diam membisu)

Renjana, Bestari dan Arsa pernah membuat janji bahwa diantara mereka tidak boleh saling suka dan dilarang menjodoh-jodohkan Renjana dengan siapapun, karena hal itu membuat ia trauma dengan keadaan keluarganya yang seringkali menjodohkan ia dengan orang yang tak ia kenal dan ternyata semua calon pilihan keluarganya mempunyai niat jahat kepada ayahnya Renjana. Namun tak disangka kedua sahabatnya mengingkari janji tersebut.

Renjana : "aku paham. Arsa, kata kamu aku harus siap menerima konsekuensi nya Ketika mendengar alasan kalian berdua berantem. Perlu kalian ketahui aku selalu siap dengan apapun yg terjadi dalam hidupku kecuali kematian, yang seharusnya mempersiapkan diri itu kalian, maaf aku pamit"

Renjana pergi dan melepaskan gelang hitam persahabatannya lalu melemparkannya di hadapan mereka berdua.

Arsa : "Na! tunggu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun