Insiden ini menyoroti urgensi masalah kesehatan mental di dalam keluarga. Keluarga dianggap sebagai lingkungan yang seharusnya memberikan dukungan dan perlindungan, bukan tempat teror dan penderitaan. Perlunya penguatan layanan kesehatan mental di masyarakat dan pendidikan psikologis bagi orang tua menjadi suatu keharusan agar potensi kejadian serupa dapat diminimalkan.
Kesimpulan:
Tragedi di Penjaringan, Jakarta Utara, bukan hanya tentang kehilangan seorang anak, tetapi juga menciptakan luka yang dalam di hati masyarakat. Kasus ini menjadi panggilan bagi kita semua untuk bersatu dalam upaya melindungi anak-anak dari kekerasan di dalam keluarga. Kesehatan mental dan pendidikan psikologis harus ditingkatkan, dan perlindungan anak harus menjadi prioritas utama. Sambil menunggu hasil penyelidikan resmi, mari bersama-sama berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung perkembangan anak-anak, di mana mereka dapat tumbuh dengan cinta dan kepedulian di dalam keluarga yang seharusnya memberikan kasih sayang dan keamanan.
Sumber tambahan :
Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Ayah Aniaya Anak di Penjaringan hingga Tewas Ditetapkan Jadi Tersangka Terancam 15 Tahun Penjara, https://kaltim.tribunnews.com/2023/12/15/ayah-aniaya-anak-di-penjaringan-hingga-tewas-ditetapkan-jadi-tersangka-terancam-15-tahun-penjara?page=all.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H