selain suka membantu keluarganya, A(11) sangat baik suka tolong menolong kepada warga setempat, “Misalnya dia dikasih uang atau makan sama orang, dia selalu membawa pulang, dikasih ke ibunya dan adiknya yang paling kecil. Dia selalu prioritaskan buat ibunya dari uang imbalan yang dia dapatkan,” ungkap Haria istri Ketua RT 22/RW 17 Kelurahan Penjaringan.
Pihak kepolisian :
Ayah berinisial U tega membanting anaknya, K alias Awan (11), hingga meninggal dunia. Pelaku kini diperiksa intensif di Mapolres Metro Jakarta Utara.
"Atas nama U (43), seorang ayah dari korban atas nama K sedang diamankan di Polres Metro Jakarta Utara dan kami lakukan pemeriksaan," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan, dilansir Antara, Kamis (14/12/2023).
Belum diketahui secara pasti penyebab pelaku membanting anaknya hingga meninggal dunia. Polisi menduga pelaku dalam kondisi emosional akut.
"Mungkin pada kondisi emosional yang akut ya. Kami mendalami lagi apa latar belakang persoalan yang sebelum peristiwa terjadi," ujar Gideon.
Kesaksian dan Reaksi Masyarakat:
"Awan sempat dipukul, kemudian ditendang kakinya hingga jatuh. Lalu setelah itu tampak diangkat sama ayahnya, dikira mau dibawa ke rumah, enggak menyangka ibu-ibu pas itu lihat dia dibanting," kata pengurus RT 02 RW 017, Kelurahan Penjaringan, Abdul Rahman, dilansir Antara, Kamis (14/12).
Setelah itu, korban langsung dibawa oleh pelaku ke rumah sakit karena Awan tak sadarkan diri. Warga tidak mengetahui keberadaan ibu Awan, H (42) saat peristiwa terjadi.
Masyarakat di sekitar lokasi kejadian merasakan keguncangan moral yang mendalam. Tersebar rasa simpati dan dukungan bagi keluarga yang kehilangan anaknya dalam keadaan yang tragis ini. Pada saat yang sama, muncul kemarahan dan kekecewaan terhadap tindakan kejam yang dilakukan oleh ayah korban. Banyak kalangan menyerukan agar kasus ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan anak dan deteksi dini terhadap kekerasan dalam rumah tangga.
Implikasi Psikologis: