Mohon tunggu...
Utari Nur Pratiwi
Utari Nur Pratiwi Mohon Tunggu... Guru - Mahasisiwi

Bersekolah di universitas Darussalam Gontor, Suka kaligrafi, suka olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Secercah Harapan di kampung Nan Damai Darussalam

5 September 2024   23:19 Diperbarui: 5 September 2024   23:20 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhirnya aku pun telah selesai mengikuti babak pertama. Tinggal menunggu pengumuman yang lolos ke babak kedua. Dua hari setelah itu aku dan teman ku berbondong-bondong untuk melihat pengumuman itu, syukur alhamdulilah aku masuk ke babak kedua, dan teman sekelasku yang menhinaku diawal tadi ia pun masuk kebak selnjutnya. Kami berdua sama-sama masuk ke babak selanjutnya.

Teman sekelasku ini merasa kalua dia tidak akan tersaingi dan masih menyombongkan diri, sampai pada babak kedua aku pun mulai tampil lagi dan seperti biasa demam panggungku pun tak terbendungkan, namun aku bisa menutupi semua itu. Alhamdulilah aku telah melewati babak ke dua dan tinggal menunggu pengumuman selanjutnya. 

Selang satu hari setelah itu, ternyata tak disangka setelah kami melakukan sholat Dzuhur berjamaah, ada pengumuman yang tertempel di Gedung pengurus panitia itu, lalu salah saltu temanku berlari dan mengucapkan selamat syaqiya kamu masuk ke babak selanjutnya, sedangkan dia yang menhinamu kala itu tidak lolos dibabak selanjutnya. Kaliamat syukur yang amat besar yang bisa terucap dari mulut dan hatiku ini.

Pada akhirnya akupun mengikuti babak ke tiga di mana tim penilaian hanya satu juri saja dengan interview. Kemudian setelah di mulainya waktu penilaian aku pun makin percaya diri untuk berbicara didepan orang, dan tidak seperti biasanya aku begitu percaya diri, sebagaimana aku telah melewati semua perjalanan lomba ini. Dengan caciaan, hinaan sehingga tercipta lah rasa ingin mengingatkan bahwa aku bisa, dan aku tidak seperti yang kau fikirkan.

Sampai saatnya setelah penampilan itu aku pun di interview oleh guru yang menjadi juri saat itu. Guru ku berkat," mengapa kamu ingin mengikuti perlombaan ini? Tanya guruku akupun menjawa," karena saya ingin bisa berbicara didepan orang banyak wahai guruku, dan aku ingin membuktikan kepada teman yang menghinaku ketika itu karena dia bilang aku tidak akan mungkin bisa menang karena aku tidak percaya diri, apa lagi untuk berbicara didepan orang banyak. Kemudian guruku yang menjadi juri kala itu mengatakan " semangat, jangan menyerah, Allah selalu bersama hambanya.

Kemudian setelah semua babak selesai tinggal menunggu hasil dari seleksi itu dan ini adalah seleksi terakhir, yang setelah ini sudah pasti yang masuk babak selanjutnya akan menjadi juara 1, 2, dan 3. Kemudian setelah sholat Dzuhur ada pengumuman bahwasannya nama-nama yang di panggil untuk berkumpul, betapa terkejutnya aku ternyat aku masuk ke babak final. Merebutkan juara 1,2, dan 3. Setelah 3 hari final pun diadakan. 

Betapa kagetnya aku tiba-tiba suaraku habis dan sangat serak rasanya. Sempat ingin menangis namun walikelas ku selalu mendukungku untuk tetpa bersemangat. Pada akhirnya aku telah tampil untuk babak final ini, begitu tidak percaya dirinya aku karena aku merasa tidak ada harapan untuk dapat juara satu. Pada akhirnya aku pun pergi dari kerumunan orang itu, karena aku malu dengan penampilanku yang suaranya begitu kurang enak didengar dikarenakan suaraku habis karena terus berlatih.

Namun pada saat pengumuman rasa hati dan telinag ini tidak ingin untuk mendengarkan pengumuman namun bak sebuah keajaiban ketika pemanggilan juara 3 ternyata bukan namaku, dan ketika pemangigilan ke dua juga bukan namaku, ternyata pemanggilan pertama nama ku disebut tak terasa air mata benar-benar menetes saat itu juga, tangisan haru dan Bahagia. Kuucapkan beribu terimakasih kepada walikelas ku yang selalu menjadi motivasiku dalam perjalanan lomba ini. 

Dan tak lupa teman yang menghinaku, terimakasih telah membuat ku jatuh, namun aku akan tetpa bangkit sampai aku membuktikan kepadamu bahwa aku bukan seperti yang kau kira. Kemudian di depan kamar aku berpapasan dengan kawan yang menghinaku, dan aku tersenyum tipis kepadanya, bukti bahwa aku bangkit dan tak bisa diremhkan. Sekian cerita singkat ini, semoga menjadi motivasi untuk kita yang selalu tidak percaya diri, UBAH DAN BANGKITLAH!!

SELESAI...

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun