Mohon tunggu...
Utari ninghadiyati
Utari ninghadiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Menjalani tugas sebagai penggiat budaya memberi kesempatan untuk belajar berbagai budaya, tradisi, seni, dan kearifan lokal masyarakat. Ragam cerita ini menjadi sumber untuk belajar menulis yang dituangkan di kompasiana dan blog www.utarininghadiyati.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Unik, Megah, Sejarah dan Keindahan Masjid-masjid Indonesia

8 April 2023   15:23 Diperbarui: 8 April 2023   15:35 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masjid ini tak kalah tuanya dan masih berhubungan dengan masjid Suktan Suriansyah. Sama-sama menjadi tempat penyelenggaraan acara baayun maulid.

Untuk saya masjid ini memiliki keistimewaan tersendiri meski ukurannya tidak sebesar Masjid Sultan Suriansyah.

Tetapi menurut warga dan penggurus masjid, masjid ini dibangun oleh datuk Ujung. Ada kisah yang terjaga hingga kini perihal proses pembuatan masjid yaitu kesaktian sang Datuk yang bisa berlayar dalam waktu singkat saat mengumpulkan kayu besar untuk soko guru masjid.

Dari empat soko guru, ada sebuah tiang yang istimewa. Letaknya dekat dengan mimbar. Warna tiang tersebut lebih gelap dan ada balutan kain kuning. Tiang tersebut mengeluarkan minyak yang saat mengusapnya tidak terasa lengket.

Sementara di bagian luar ada sebuah guci untuk menyimpan air. Air dari guci ini kerap dipakai untuk acara mandi-mandi. 

Dari tanah Rantau, saya mendatangi Masjid Jami Cempaka.

Mimbar masjid jami cempaka (foto: pribadi)
Mimbar masjid jami cempaka (foto: pribadi)

Sebenar kedatangan saya karena mencari benda cagar budaya yang ada di Kecamatan Cempaka. Kabarnya tersimpan di sebuah masjid tua. Sayang sungguh di sayang, masjid itu sudah dipugar. 

Tidak ada lagi kayu ulin dan bentuk.khas masjid tua di tanah Kalimantan Selatan. Sudah berganti menjadi masjid besar.

Namun dua benda cagar budaya masih tersimpan dan menjadi penanda perubahan jaman. Sebuah mimbar tua yang sarat ukiran indah serta empat soko guru yang menunjang atap masjid.

Setiap soko guru berasal dari satu batang kayu ulin. Tinggi menjulang dengan warna gelap karena telah berumur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun