Mohon tunggu...
Utari ninghadiyati
Utari ninghadiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Menjalani tugas sebagai penggiat budaya memberi kesempatan untuk belajar berbagai budaya, tradisi, seni, dan kearifan lokal masyarakat. Ragam cerita ini menjadi sumber untuk belajar menulis yang dituangkan di kompasiana dan blog www.utarininghadiyati.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pikat Anak Menyukai Buku dengan Membaca Bareng

11 Februari 2023   11:14 Diperbarui: 27 Februari 2023   14:37 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak sedang membaca buku di Yayasan Bustanul Hikmah milik Fauzi, penjual jamu di Sidoarjo, Minggu (7/4/2017).(KOMPAS.com/Rachmawati)

Suatu sore yang cerah, saya berkumpul bersama anak-anak di Kampung Purun Kota Banjarbaru. Sesuai janji, saya akan membacakan buku cerita rakyat dari kalimantan selatan. 

Kegiatan ini sebenarnya untuk memenuhi salah satu tugas penggiat budaya pada bidang tradisi lisan. Namun saya juga ingin membagi kegembiraan dengan kegiatan membaca. 

Selain itu untuk mendorong anak-anak agar tertarik melihat dan membaca buku agar tidak buta huruf.

Buku Dari Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan

Ketika menetapkan program kerja mengenalkan cerita rakyat kalimantan selatan, saya membayangkan akan berjibaku mencari buku-buku cerita rakyat kalimantan selatan.

Tidak tau kenapa, cerita rakyat dari provinsi ini tidak banyak. Pencarian di Perpustakaan daerah hanya mendapatkan satu cerita rakyat tentang putri junjung buih.

Di perpustakaan milik Museum Lambung Mangkurat Provinsi Kalimantan Selatan bahkan tidak ada. 

Buku cerita rakyat dari Kalimantan Selatan baru saya dapatkan di perpustakaan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan.

Buku-buku ini bagai harta karun untuk saya. Inilah bahan untuk membaca bersama anak-anak.

Pikat Anak dengan Intonasi

Berbekal lima buah buku cerita rakyat, saya berkumpul dengan anak-anak di sebuah pendopo. Udara dingin berkat kehadiran pohon-pohon besar di sekeliling pendopo sungguh terasa menyenangkan.

Berdoa bersama sebelum membaca bareng buku cerita rakyat.
Berdoa bersama sebelum membaca bareng buku cerita rakyat.

Namun sekaligus tantangan untuk saya karena kesejukan mampu menghadirkan kantuk. Lalu bagaimana agar anak-anak terpikat dan mau mendengarkan?

Tentu membaca begitu saja bukan solusi. Saya harus memainkan intonasi dan ekspresi seperti video membaca buku yang tersebar di internet.

Sebelumnya, saya telah membaca cerita yang akan disampaikan. Beberapa bagian yang dirasa membingungkan sebisa mungkin mengalami perubahan agar sesuai dengan nalar anak-anak.

Saya pun mulai membaca. Atau, lebih tepatnya mendongeng. Buku saya pegang dengan tangan kiri dan menghadap anak-anak. Dengan demikian mereka bisa melihat gambar atau ilustrasinya.

Intonasi ternyata mampu menarik perhatian anak. Mereka mendengar dan menyimak cerita yang saya bawakan.

Melibatkan Anak

Meski saya menginginkan anak-anak mendengar dengan baik, namun mengundang mereka dalam kegiatan membaca akan lebih menyenangkan.

Itu sebabnya sepanjang kegiatan membaca, saya membiarkan anak-anak mendekat, menunjuk, menyentuh buku, dan berbicara.

Upaya ini secara tidak langsung mendekatkan anak-anak dengan buku. Rasa penasaran akan mendorong anak-anak untuk mencari tau.

Begitu juga dengan menunjuk gambar atau ilustrasi terjadi karena rasa ingin tau yang dilanjutkan menyentuh buku sudah mengembirakan bagi saya. Anak-anak tertarik pada cerita dan buku.

Lalu, memberikan kesempatan anak-anak berbicara sekaligus bertanya merupakan langkah maju. 

Ketika anak-anak berebut bercerita saat saya menunjuk gambar dalam buku, kegembiraan sungguh terasa.

Anak-anak tertarik dan memiliki minat pada buku bacaan. Namun pertanyaan berikut muncul?

Apakah ketersediaan buku bacaan anak  mencukupi?

Berkaca pada kesulitan yang saya alami saat mencari buku cerita rakyat, jelas menjawab kurangnya buku-buku tersebut. Selain itu akses untuk mendapatkan buku bacaan perlu dipermudah.

Perpustakaan sekolah memang berada di dekat mereka. Namun apakah buku yang ada sesuai dengan kemampuan membaca anak-anak.

Kerja besar yang harus dilakukan oleh banyak lembaga untuk menekan dan mengurangi buta huruf. Setiap bagian bisa ikut serta, mulailah dengan membacakan buku pada anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun