Berbekal lima buah buku cerita rakyat, saya berkumpul dengan anak-anak di sebuah pendopo. Udara dingin berkat kehadiran pohon-pohon besar di sekeliling pendopo sungguh terasa menyenangkan.
Namun sekaligus tantangan untuk saya karena kesejukan mampu menghadirkan kantuk. Lalu bagaimana agar anak-anak terpikat dan mau mendengarkan?
Tentu membaca begitu saja bukan solusi. Saya harus memainkan intonasi dan ekspresi seperti video membaca buku yang tersebar di internet.
Sebelumnya, saya telah membaca cerita yang akan disampaikan. Beberapa bagian yang dirasa membingungkan sebisa mungkin mengalami perubahan agar sesuai dengan nalar anak-anak.
Saya pun mulai membaca. Atau, lebih tepatnya mendongeng. Buku saya pegang dengan tangan kiri dan menghadap anak-anak. Dengan demikian mereka bisa melihat gambar atau ilustrasinya.
Intonasi ternyata mampu menarik perhatian anak. Mereka mendengar dan menyimak cerita yang saya bawakan.
Melibatkan Anak
Meski saya menginginkan anak-anak mendengar dengan baik, namun mengundang mereka dalam kegiatan membaca akan lebih menyenangkan.
Itu sebabnya sepanjang kegiatan membaca, saya membiarkan anak-anak mendekat, menunjuk, menyentuh buku, dan berbicara.
Upaya ini secara tidak langsung mendekatkan anak-anak dengan buku. Rasa penasaran akan mendorong anak-anak untuk mencari tau.