Mohon tunggu...
Zukra Budi Utama
Zukra Budi Utama Mohon Tunggu... profesional -

Pembelajar Sosial dan Ekonomi Manajemen SDM

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menangkap Esensi dari 29 Rahasia Kepemimpinan Jack Welch

23 Januari 2015   12:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:32 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan yang selalu ditujukan kepada John Maxwell seorang pakar leadership terkemuka disetiap seminarnya adalah “bagaimana saya mengimplementasikan apa yang Anda ajarkan sedangkan saya bukanlah seorang top leader”. Pertanyaan yang sama mungkin akan diajukan oleh mereka yang disodori buku leadership berjudul 29 rahasia kepemimpinan Jack Welch.

Bagi Maxwell leadership dibutuhkan ketika seseorang berkeinginan untuk mengambil inisiatif, baik terhadap atasan, rekan kerja maupun terhadap bawahan. Ini dari sisi aktif, namun dari sisi pasif dengan membaca buku ini setidaknya kita dapat memahami apa kira-kira yang menjadi trend pemikiran leader secara umum, mengingat Buku tentang Jack Welch adalah salahsatu referensi penting bagi para leader.

Buku ini berisi 29 kiat Jack Welch menjadi leader terkemuka, dibagi atas 4 bagian, yang mengalir dalam bentuk perubahan-perubahan yang dilakukan Welch sebagai dasar keseluruhan proses kepemimpinannya dari tahun1980 sampai 2001.

Visi: cara pandang berbeda seorang pemimpin

Jack Well membangun visi seiring dengan langkahnya yang berani dalam melakukan perubahan komprehensif. Pada awal kepemimpinannya Welch memangkas 350 jenis usaha menjadi 12 jenis usaha, sehingga mendatangkan konsekwensi pemutusan hubungan kerja pada ribuan karyawan GE, yang sempat mengguncang ketenagakerjaan Amerika Serikat. Dari sini bisa diresapi tentang hal-hal yang tidak bisa diukur dari tindakan seorang pemimpin. Hal ini disebabkan cara pandang seorang pemimpin yang berbeda dengan seorang pekerja, serta tidak harus sama dengan pandangan umum para pengamat bisnis.

A.B Susanto, Managing Partner The Jakarta Consulting Group menggambarkan Organisasi layaknya sebuah gunung. Makin tinggi posisinya, makin jauh jarak pandangannya. Jika di kaki gunung kita hanya dapat memandang 1 kilometer ke depan, di puncak gunung kita bisa memandang 20 kilometer ke depan. Di kaki ‘gunung organisasi’ para karyawan hanya dapat memandang 1 tahun ke depan, pimpinan puncak harus dapat memandang 10 atau 20 tahun ke depan. Para karyawan di kaki gunung berkutat dengan masalah teknis operasional, para pimpinan di puncak gunung berkutat dengan visi dan masalah-masalah strategis.

Bisa dikatakan tidak ada yang meramalkan kalau beberapa tahun kemudian Jack Welch malah menambah jauh lebih banyak pekerjanya dibanding yang dikeluarkan. Jika sebelumnya dia tidak melakukan phk, mungkin justru dikemudian hari harus mengeluarkan lebih banyak lagi pekerja.

Jack Welch dan Musashi: perjuangan hidup dan mati

14219703041631761707
14219703041631761707
Bagian kedua dan ketiga sarat dengan strategi perubahan mendasar yang dilakukan secara total, layaknya perjuangan antara hidup dan mati. Membaca bagian ini seakan membaca kisah Mushasi dalam versi yang lain. Miyamoto Musashi, tokoh Jepang legendaris yang termasyhur di seluruh dunia sebagai master pedang, pencari kesempurnaan spiritual, dan penulis Kitab Lima Lingkaran. Suatu gambaran memukau seorang pemberani bertekad baja. Sang samurai radikal bergulat dengan gagasan-gagasan filosofis dan spiritual yang tetap relevan sampai sekarang. Buku mushasi membentuk sifat dasar manajemen Jepang yang dikenal dengan PDCA-nya, dalam dasar nilai bushido terus menerus melakukan perbaikan dengan belajar dari waktu yang sudah lewat.

Membandingkan kedua buku ini memperkuat keyakinan akan sangat esensinya faktor nilai-nilai yang melampaui seluruh unsur simbol-simbol. Disiplin Welch pada nilai-nilai mengharuskannya meninggalkan kemewahan birokrasi saat itu, membuahkan sangat banyak manfaat bagi pertumbuhan perusahaan.

Kesamaan Jack Welch dan Musashi dapat dilihat melalui semboyan Welch: “survival for fittest” (yang terkuat yang mampu bertahan). Dia mewajibkan seluruh bisnis GE untuk menjadi nomor satu atau nomor dua di pasarnya masing-masing (hal. 45).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun