1.mengerti sikap belajar pesera didik
Pengertian Sikap Belajar Peserta Didik
Sikap seseorang adalah pemikiran pertamanya
sebelum bertindak. Tujuan seseorang untuk
menggunakan kendali atas suatu keadaan atau kendali
atas bagaimana mereka akan menanggapinya adalah cara
lain untuk mengkonseptualisasikan sikap. Sikap adalah
sifat yang mewakili keadaan mental seseorang dan dapat
dipahami seperti itu dalam bahasa Inggris. Sikap ini
terlihat pada objek tertentu atau hal-hal yang masih
tertutup. Oleh karena itu, meskipun sikap tidak dapat
diamati secara eksplisit, perilaku tertutup dapat
digunakan untuk menyimpulkannya. Karena sikap juga
bersifat sosial, sikap seseorang harus fleksibel untuk
mengakomodasi orang lain. Sikap seseorang juga
mempengaruhi perilakunya, oleh karena itu perilaku akan
mencerminkan pendapat yang diungkapkan. Dua elemen,
psikologis dan budaya, memiliki dampak konstan pada
bagaimana seseorang mengembangkan,
mempertahankan, atau mengubah sikapnya. Kedua faktor
inilah yang membentuk sikap seseorang.
Garrett menjelaskan hal ini dengan menyatakan
bahwa ada dua komponen kunci yang berdampak pada
bagaimana sikap terbentuk dan berubah, yaitu: (1) Unsurunsur psikologis yang berperan menyebabkan atau
mengubah perilaku seseorang meliputi motivasi,
kebutuhan, emosi, kekuatan, penalaran, dan kepatuhan;
dan (2) Unsur budaya lain yang berpengaruh besar
terhadap perilaku masyarakat antara lain lingkungan
keluarga, status sosial, dan pendidikan. Ini adalah
kebenaran universal bahwa faktor psikologis dan budaya
berinteraksi untuk menciptakan, memodifikasi, dan
mempertahankan sikap.
Tindakan aktual dan spontan mereka ditentukan
oleh sikap mereka sendiri. Ini adalah kecenderungan
untuk berinteraksi dengan cara tertentu dengan
rangsangan atau situasi saat ini ketika seseorang
memiliki penilaian tentang objek tertentu atau mengubah
pembenaran untuk bertindak dengan cara tertentu. Dia
sebenarnya tidak melakukan apa-apa, tetapi sikapnya
masih tertutup. Sikap seseorang terhadap objek
psikologis
dapat meningkatkan atau memperburuk
perilaku mereka.Â
Â
2.Komponen Sikap Belajar Peserta Didik
Komponen sikap yang terdiri dari tiga komponen
yaitu:
a. Komponen kognitif
Adalah bagian yang mencakup pendapat dan
pemikiran seseorang tentang subjek tentang
sikap, fakta, pengetahuan, dan keyakinan tertentu
tentang objek. Pertimbangkan bagaimana
perasaan orang tentang senjata nuklir, misalnya.
Informasi tentang ukurannya, khususnya jumlah
hulu ledak nuklir di setiap rudal, serta beberapa
asumsi tentang negara yang mungkin
memilikinya dan potensi destruktifnya dapat
dimasukkan ke dalam komponen kogniti
Komponen sikap yang terdiri dari tiga komponen
yaitu:
a. Komponen kognitif
Adalah bagian yang mencakup pendapat dan
pemikiran seseorang tentang subjek tentang
sikap, fakta, pengetahuan, dan keyakinan tertentu
tentang objek. Pertimbangkan bagaimana
perasaan orang tentang senjata nuklir, misalnya.
Informasi tentang ukurannya, khususnya jumlah
hulu ledak nuklir di setiap rudal, serta beberapa
asumsi tentang negara yang mungkin
memilikinya dan potensi destruktifnya dapat
dimasukkan ke dalam komponen kogniti
Komponen sikap yang terdiri dari tiga komponen
yaitu:
a. Komponen kognitif
Adalah bagian yang mencakup pendapat dan
pemikiran seseorang tentang subjek tentang
sikap, fakta, pengetahuan, dan keyakinan tertentu
tentang objek. Pertimbangkan bagaimana
perasaan orang tentang senjata nuklir, misalnya.
Informasi tentang ukurannya, khususnya jumlah
hulu ledak nuklir di setiap rudal, serta beberapa
asumsi tentang negara yang mungkin
memilikinya dan potensi destruktifnya dapat
dimasukkan ke dalam komponen kognitif.Â
b. Komponen afektif
Semua sentimen atau emosi seseorang tentang
suatu objek, terutama penilaian, termasuk dalam
komponen emosional. pengembangan
kesenangan yang dibawa oleh sikap seseorang
terhadap subjek sikap. Orang lebih senang
dengan objek sikap ketika komponen keyakinan
positif lebih substansial. Pertimbangkan teror
kehidupan manusia yang dihancurkan oleh
senjata nuklir. Asumsi yang tidak
menguntungkan ini akan menyebabkan penilaian
yang buruk terhadap inti Ula.
c. Komponen perilaku
Kesiapan untuk berinteraksi atau kecenderungan
untuk bertindak dengan cara tertentu terhadap
suatu item membentuk komponen perilaku.
Ketika seseorang senang dengan sesuatu,
kecenderungan mereka untuk bergerak ke arah
itu, dan sebaliknya juga benar.
Dapat ditunjukkan bahwa unsur-unsur sikap
belajar siswa tidak diragukan lagi mengacu pada
komponen sikap yang diberikan oleh para
profesional. Berikut ini adalah unsur-unsur sikap
belajar siswa: Pengetahuan terkait pembelajaran
yang dimiliki siswa yang akan memengaruhi atau
membentuk cara mereka memahami
pembelajaran disebut sebagai kognisi. (1) Afektif,
yakni aspek yang mempengaruhi rasa atau
perasaan peserta didik yang terwujud dengan
rasa senang atau tidak senang terhadap suatu
pelajaran; dan (2) Perilaku, yakni perilaku belajar
yang merupakan tindakan peserta didik peserta
belajar (Nurhidayah, 2017). Ada tiga komponen
motivasi belajar, yaitu: (1) Komponen harapan:
komponen ini berhubungan dengan keyakinan
siswa tentang kemampuan mereka untuk
memahami materi pelajaran dan mengerjakan
tugas; (2) Komponen nilai: komponen ini
mencakup tujuan siswa dan kepercayaan tentang
arti pentingnya belajar dan mengerjakan tugas;
dan (3) Komponen afektif: komponen ini
berhubungan dengan reaksi emosional siswa
ketika menghadapi pelajaran dan tugas (Ulfah,
3.Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik
Upaya meningkatkan motivasi belajar anak dalam
kegiatan belajar di sekolah, ada beberapa langkah yang
dapat dilakukan oleh guru diungkapkan sadirman yaitu:
a. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai
kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru
untuk mencapai nilai atau angka yang baik.
Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan
atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang
baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang
sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa
pencapaian angka-angka tersebut belum
merupakan hasil belajar yang sejati dan
bermakna.
b. Hadiah
Dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa
tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan
hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan
untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik
menurut siswa.
c. Kompetensi
Persaingan individu dan kelompok dapat
meningkatkan dorongan siswa untuk belajar.
Karena siswa terkadang menjadi lebih termotivasi
untuk menghasilkan prestasi terbaik jika ada
persaingan.
d. Ego-Involvement
Meningkatkan pemahaman siswa tentang
pentingnya tugas dan penerimaan mereka
sebagai tantangan untuk memotivasi mereka
bekerja keras merupakan bagian penting dari
pendidikan. Siswa dapat berpartisipasi secara
kognitif dalam pekerjaan yang menantang
dengan mencari strategi untuk menjadi lebih
termotivasi.
e. Memberi ulangan
Jika siswa mengetahui bahwa ujian akan
diberikan, mereka akan bekerja keras untuk
mempersiapkannya. Namun, hindari
melakukannya terlalu sering karena akan menjadi
monoton dan biasa saja.
f. Mengetahui hasil
Mencari tahu hasil belajar bisa menjadi teknik
yang memotivasi. Siswa akan terinspirasi untuk
belajar lebih giat jika mereka mengetahui hasil
pekerjaannya. Siswa niscaya akan berusaha
mempertahankan atau bahkan meningkatkan
hasil belajarnya jika sudah meningkat.
g. Pujian
Pujian harus diberikan kepada siswa yang berhasil
menyelesaikan pekerjaan rumah mereka dengan
keunggulan. Pujian adalah metode penguatan
konstruktif yang membantu anak merasa
termotivasi. Memberi juga harus terjadi pada
waktu yang tepat untuk mempromosikan
lingkungan yang menyenangkan, meningkatkan
motivasi belajar, dan meningkatkan harga diri.
h. Hukuman
Hukuman adalah bentuk penguatan negatif,
tetapi juga bisa menjadi alat yang memotivasi jika
digunakan dengan benar dan masuk akal.
Akibatnya, instruktur perlu menyadari dasar  Tujuan utama psikologi pendidikan adalah untuk
membangkitkan minat siswa dalam belajar.Â
 Â
4 . Indikator motivasi belajar yaitu Â
diantaranya sebagai
berikut:
a. Ulet menghadapi kesulitan.
b. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk
berprestasi.
c. Ingin mendalami bahan atau bidang
pengetahuan yang diberikan.
d. Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin.
e. Menunjukkan minat terhadap macam-macam
masalah.
f. Senang dan rajin belajar, dapat mempertahankan
pendapatnya.
g. Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat
menunda penguasan kebutuhan sesaat yang
ingin dicapai kemudian).
h. Senang mencari dan memecahkan soal-soalÂ
Indikator motivasi belajar yaitu diantaranya sebagai
berikut:
a. Ulet menghadapi kesulitan.
b. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk
berprestasi.
c. Ingin mendalami bahan atau bidang
pengetahuan yang diberikan.
d. Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin.
e. Menunjukkan minat terhadap macam-macam
masalah.
f. Senang dan rajin belajar, dapat mempertahankan
pendapatnya.
g. Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat
menunda penguasan kebutuhan sesaat yang
ingin dicapai kemudian).
h. Senang mencari dan memecahkan soal-soal.Â
Menurut Sudjana indikator motivasi belajar dalamÂ
penelitian ini yaitu:
a. Minat dan fokus anak pada materi pendidikan.
Kegiatan belajar sangat diuntungkan dari minat
dan perhatian anak. Tanpa minat dan fokus anak
pada pembelajaran, instruktur tidak dapat
menyampaikan informasi secara efektif. Ketika
anak-anak muda mendengarkan dan
memperhatikan, menghindari berbicara dengan
suara keras, dan tetap berada di dalam kelas,
dikatakan bahwa mereka tertarik dan
memperhatikan.
b. Semangat anak untuk mengerjakan tugasnya.
Semangat anak mempunyai peranan penting,
dengan semangat anak akan lebih aktif dalam
pembelajaran.
c. Tanggung jawab anak dalam mengerjakan
tugasnya. Tanggung jawab merupakan sesuatu
yang ada pada diri seseorang anak dalam
kegiatan belajar baik secara individu maupun
kelompok.
d. Rasa senang dalam mengerjakan tugas yang
diberikan guru, harus disertai dengan perasaan
senang dalam mengerjakan tugas tersebut,
karena dengan perasaan senang maka anak akan
mengerjakan sesuai dengan tuntutan guru.
e. Cara anak merespon stimulus yang diberikan oleh
guru. Karena bagaimana stimulus guru
menyebabkan anak bereaksi, dapat terjadi
interaksi antara guru dan siswa selama proses
pembelajaran (Aulina, 2018).
5. Jenis Motivasi
Salah satu unsur yang membantu keberhasilan setiap
orang dalam mencapai tujuan belajarnya adalah motivasi
belajarnya. Individu yang memiliki keseimbangan
motivasi belajar yang sehat akan mampu memahami
tujuan pengalaman belajar dan berperan aktif dalam
mencapai keberhasilan, tetapi siswa akan menderita jika
dorongan belajar setiap orang terlalu tinggi atau terlalu
rendah. Ini adalah beberapa jenis motivasi:
a. Motivasi Intrinsik
Setiap orang memiliki dorongan untuk mencapai
sesuatu, oleh karena itu motivasi adalah sesuatu
yang berasal dari dalam diri dan tidak
dipengaruhi oleh apapun di luar diri sendiri.
Orang yang tindakannya dimotivasi oleh faktor
internal hanya akan merasa puas jika telah
menghasilkan hasil yang diharapkan. Sebagai
gambaran, seseorang yang senang membaca
sendiri akan mencari buku untuk dibaca. Orang
yang bertanggung jawab dan berdedikasi bekerja
dengan baik tanpa menunggu perintah.
b. Motivasi Ekstrinsik
Paradigma motivasional ini berkembang sebagai
akibat dari efek eksternal, seperti ajakan, perintah,
dan paksaan dari orang lain, agar keadaan
tersebut dapat memotivasi siswa untuk terlibat
dalam pembelajaran.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H