Mohon tunggu...
Usup
Usup Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Konten

Saya Usup, sebagai penulis atau novelis. Saya suka menulis dan kini saya aktif menulis, tergabung dari Getcraft sebagai marketplace, wadah bagi creator untuk memasarkan karyanya. Saya menulis tiga novel saat ini, dan tahun ini novel saya kembali terbit judulnya, #Inilahtantangankita Travel story

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Rusa - Cerita Pendek by Ahmad Yusuf

11 April 2022   20:13 Diperbarui: 11 April 2022   20:17 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Miki pun lekas membayarnya dengan uang logam sambil mengambil gulungan kain kulit dari tangan bapak itu. Miki mengatakan, '' terima kasih. '' Kemudian segera beranjak cepat menuju kota. '' Aku tidak percaya, aku bisa menemukan kulit penggantinya. '' Kata Miki pada dirinya sendiri. 

Ketika ditengah perjalanan menuju kota, yang harus melewati kawasan hutan nan sepi, tidak sengaja Miki pun berhenti ketika sang rusa menunjukan dirinya di tengah jalan setelah keluar dari dalam semak belukar! Entah bagaimana perasaannya pada saat itu. Kain kulit pengganti telah di tangannya, dan sementara rusa asli yang diinginkan raja bersama tanduknya ada di depannya. Rusa itu tidak juga beranjak dari jalan, dia hanya diam memandang Miki dalam keadaan tegang serta panas dingin. Kuping kirinya seperti ada bisikan, '' rusa asli sudah ada, kamu tidak perlu repot lagi, kejar dan bunuh. Jangan kamu sensarakan dirimu, jangan bawa kulit palsu ke hadapan raja, maka kamu bisa menangis darah. Jangan bodohi raja, bisa - bisa berakibat buruk. '' 

Sementara hatinya berusaha menyentuh, '' sikap terpuji datangnya dari keyakinan yang baik. Kamu mungkin bisa menjadi terburuk karena berbohong di depan raja, namun apa kamu sadar, jika tindakanmu ini supaya bisa menyelamatkan rusa malang itu. Dia tersesat dan tidak memiliki kawanan, jangan bunuh dia demi reputasi manusia, itu yang dinamakan tamak dan egois. '' 

Jiwa Miki bergetar,  ada perdebatan antara hati kecil dan bisikan di kupingnya bersatu bersama logikanya. Kedua tangan Miki bergetar hampir ingin melepaskan gulungan kain itu ke tanah, namun ketika ia melihat mata si rusa. Seakan bersinar dan berkata, '' aku ingin hidup, aku ingin menjadi temanmu. '' Miki pun dengan rasa marah pada diri sendiri menegaskan jika dia tidak akan memburu rusa itu. '' Segera kaki kanan Miki menendang sebuah batu sebesar genggaman telapak tangan ditanah begitu kuat hingga hampir mengenai rusa itu. Rusa itu pun lekas berlari pergi menuju semak - semak. Miki berhasil mengusirnya, ia bisa bernafas lega kemudian lekas beranjak pergi berlari. 

-------------

Pada tengah malam, Miki mulai mengerjakan sebuah tas tangan untuk sang raja di mejanya yang tepat menghadap jendela kaca rumahnya menggunakan kain kulit yang dinamakan sintetis. Miki mengukur menggunakan penggaris kayu, memotong sesuai ukuran memakai pisau. Menjahit pakai benang cokelat serta satu jarum untuk menyatukan pada sisi - sisi yang telah dia tentukan. Perlahan - lahan pekerjaannya hampir usai, Miki sangat berkonsentrasi sekali dan tidak lupa berhati - hati dalam membuat tas tersebut. Seekor rusa bertanduk mekar itu memerhatikan Miki dari luar rumah. Untungnya pada saat itu jalanan sepi, sehingga tidak ada yang tahu jika rusa itu ada di sana. Tanpa berlama - lama rusa itu pergi berlari menuju hutan dan memutuskan pergi sejauh mungkin demi menyelamatkan Miki. Seketika tanduknya dengan sendirinya mengeluarkan sinar yang menyala keemasan bagaikan api di dalam pipa transparan. Sehingga beberapa binatang, seperti babi hutan dan macan dahan pergi ketakutan saat melihat rusa itu berlari kencang bersama tanduknya yang bersinar. 

Hujan mulai turun dan suara gemuruh terdengar menghentak langit. Miki akhirnya selesai dengan pekerjaannya yang memakan  waktu hampir empat jam. Sekarang tas tangan dari kulit sintetis untuk pria bisa di antarnya besok. Miki cukup mengantuk bahkan menguap, lekas ia mulai beranjak ke kamar sambil membawa lilin. 

Si rusa telah sangat jauh meninggalkan hutan yang mendekati Kota Panikun, kini ia berada di bawah antara dua tebing yang seperti menyempit. Cahaya dari tanduk si rusa mulai memudar, dan si rusa memutuskan beristirahat di di dalam sebuah goa. Duduk di tanah dan diam tanpa bersuara. Rusa itu memang benar tersesat jauh, dia tidak tahu kemana harus pergi. Banyak sekali cobaan yang dia harus lewati dari beberapa tempat di singgahi. Para pemburu adalah musuh yang harus selalu diwaspadai. Para pemburu selalu mengincar dirinya, karena menganggap tanduk rusa sangatlah istimewa. Rusa tahu bahwa satu - satunya manusia yang telah menyelamatkannya adalah Miki dan dia tidak akan pernah melupakan wajahnya. Miki juga bermimpi dalam tidurnya ketika terbaring di atas tempat tidur. Berjalan santai bersama Rusa yang tanduknya mengeluarkan cahaya, menikmati suasana musim semi di tengah hutan pada sore hari. Dimana dedaunan keemasan dan kemerahan berguguran pada di setiap ranting pepohonan serta ilalang rerumputan yang berwarna serupa. Merasakan juga angin yang mendayu - dayu lembut, membawa sebagian daun - daun terbang tergulung oleh angin, kebanyakan jatuh di tanah maupun di danau.  Miki tersenyum saat sedang tertidur, kesan yang istimewa. 

Keesokan siangnya, Miki datang bersama penasehat kerajaan di samping kanannya ke hadapan raja yang sedang duduk di bangku kayu ulin singgah sananya. Miki membawa tas itu dengan kedua tangannya yang beralas kain putih. '' Raja ini tas yang ingin anda miliki, terbuat dari kulit rusa. '' Dalam rasa percaya diri.

'' Sungguh? '' Raja Pani cukup bahagia pada tas tersebut, namun tiba - tiba saja keningnya mengerut. '' Lalu... dimana tanduknya? ''

Miki pun menjawab, sebuah alasan yang sudah disiapkan. '' Tanduknya tidak bisa kuberikan pada raja, karena ketika aku menangkap rusa tersebut, tanduknya telah patah, aku mencurigai jika rusa itu telah terlibat perkelahian dengan hewan buas. ''

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun