Mohon tunggu...
Usup
Usup Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Konten

Saya Usup, sebagai penulis atau novelis. Saya suka menulis dan kini saya aktif menulis, tergabung dari Getcraft sebagai marketplace, wadah bagi creator untuk memasarkan karyanya. Saya menulis tiga novel saat ini, dan tahun ini novel saya kembali terbit judulnya, #Inilahtantangankita Travel story

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Rusa - Cerita Pendek by Ahmad Yusuf

11 April 2022   20:13 Diperbarui: 11 April 2022   20:17 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

'' Kamu berbohong untuk melindungi, kamu berbohong demi rusa itu. Kasihan rusa itu, biarkan dia berkeliaran di hutan, mungkin hewan itu sedang tersesat, dia berhak untuk hidup. ''

'' Tapi bagaimana jika raja tahu, jika aku membohongi dia ayah?! '' 

'' Miki, Panikun bukanlah tempat satu - satunya untuk kamu berkarya. Dunia ini luas, kamu bisa kemana saja. ''

Pikiran Miki mulai terbuka, dan ia pun jadi tidak ragu lagi. Dia mulai tersenyum dan bersemangat. '' Ayah berarti aku harus mencari kulit ini. ''

'' Kamu bisa pergi ke pedagang desa pinggir jalan di sini yang khusus menjual kain rajutan tangan. Tidak jauh dari rumah, cepat. ''

Miki lekas beranjak dan membawa serbet tersebut sebagai contohnya. Miki merasa, jika ayahnya sangat benar berkata seperti itu. Hewan apapun itu, mereka berhak untuk hidup dan melindungi hewan juga salah satu cara terpuji. 

--------

Miki tiba di tempat pedagang kain pinggir jalan desa. Miki bertanya kepada pemiliknya seorang bapak - bapak paruh baya akan kulit tersebut sambil menunjukan serbet di tangannya sebagai contoh. Bapak penjual kain tersebut pun bilang dengan raut wajah heran. '' Oh ini adalah kain aneh yang sangat tidak laku sama sekali. Banyak orang bilang baunya kayak karet mentah. Buat apa kamu mencarinya? '' 

'' Tidak apa - apa, tapi jika masih ada, saya akan membelinya. '' Miki pun berkata penuh semangat.

''  Oh ya? Baiklah, tunggu sebentar. ''

Miki pun mengangguk cukup senang. Bapak itu pun mengeluarkan segulung tipis kain kulit tersebut berwarna cokelat gelap dari bawah meja dagangannya lalu memberikan kepada Miki. '' Ini. '' Sembari menyebutkan harganya '' 50 sen. ''

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun