Mohon tunggu...
Usup
Usup Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Konten

Saya Usup, sebagai penulis atau novelis. Saya suka menulis dan kini saya aktif menulis, tergabung dari Getcraft sebagai marketplace, wadah bagi creator untuk memasarkan karyanya. Saya menulis tiga novel saat ini, dan tahun ini novel saya kembali terbit judulnya, #Inilahtantangankita Travel story

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mesin Ketik - Video Puisi By Usup

14 September 2020   14:43 Diperbarui: 14 September 2020   14:46 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Suatu hari

Aku menginjak ekor seseorang

Dia tidak melawan tapi menahan

Situasinya makin menyulitkan

Aku bernafas sesuai jalannya

Jalannya perlahan mengiringiku

Dalam ketergantungan

Sebenarnya kubetah padanya

Karena dia mengasihiku segenap hatinya

Suatu hari, aku merasa ada pada bayangannya

Bayangannya menyelimutiku

Sehingga dikepalaku terpenjara dimensi luar biasa

Ombaknya begitu kuat, itu sesuatu pengaruh

Pengaruhnya menjadi negatif

Di mana semakin jauh, semakin tersesat

Dan aku takut tidak bisa kembali

Sampai  hari kesalahan, duniawi

Telah membungkusku begitu pengap

Mengapa awalnya kumulai?

Mengapa aku bodoh? Menginjak ekornya

Kini kusadar, bahwa hanya ada mesin ketik

Energiku menuju permukaan,

Setelah melalui hujan es

Aku harus menulis

Menulis tentang semua kesulitan ini

Nafas, dengusan, helaan, ditelingaku

Dia adalah penyebab dan penyayang

Akhirnya,  aku kembali

Mesin ketikku tak akan setega itu

Mesin ketik siap menjadi saksi

Mesin ketik Wajahmu selalu membayangiku

Sampai akhirnya aku lumpuh

Dia menjadi roda berkarat

Dalam perjalananku sementara ini

Dia membuatku kesulitan

kekasihku

Dan aku kembalinya pada mesin ketik

Bukan padamu...

Bukan padamu....

Kau sangat baik,

Tak akan tega Menginjak ekormu selamanya

Jadi biakan kumerenung dan menangis sendiri

Tebanglah pohon akasia

Dan kamu jangan beranjak dari tempat

Biarkan jatuh digubuk

Dimana saat itu aku mengetik

Mengetik sesuatu dalam gubuk

Kepastian yang sunyi, bayangan aneh

Kepahitan duniawi,

Kejujuran yang menjanggal

Aku telah melihat harimu

Harimu tak sebaik hariku

Aku tahu kau dipenuhi kebingungan dan 

konspirasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun