“Sekarang abang masih kerja di proyek?”
“Gak. Pensiun, sejak tiga tahun lalu. Beko dijual. Sekarang nyangkut di ruko. Rukonya disewakan.”
“Enak yah, tinggal terima duit.”
“Alhamdulillah.”
Bang Kamin mencetus. “Boh dia mah, rukonya panjang. Sebulan satu M dapat kali.”
“Gaklah, gak sampe.”
“Banyak duit, gak tambah istri?” kataku.
“Tetap satu, dengan yang sekarang saya setia, lagi pula saya sudah tualah. Lebih baik memperbanyak ibadah. Siapa tahu nanti kita mati khusnul khatimah, betul gak?”
“Betul Bang.”.
Bang Darino melihat jam tangannya. “Maaf, sudah malam, saya pamit yah. Itu tadi omongan saya jangan direkam yah, jangan disebarin ke orang-orang. Gak ada yang vidioin kan? Malu saya. Yang jelek-jelek jangan ditiru yah. Ini mah saya cuma sekadar cerita pengalaman. Betul gak?”
Kami mengiyakan.