Mohon tunggu...
Usman D. Ganggang
Usman D. Ganggang Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan penulis

Berawal dari cerita, selanjutnya aku menulis tentang sesuatu, iya akhirnya tercipta sebuah simpulan, menulis adalah roh menuntaskan masalah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Apa di Balik “Banjir Air Mata Adinda”?

10 Februari 2016   18:42 Diperbarui: 10 Februari 2016   18:53 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam tepat pada tengahnya
Ingat kamu
Dingin?
Sepi?

Terlalu panjang sendirimu disini
Terlalu jauh terbuangmu disini
Tinggal saja semua disini
Air mata biarlah disini

Empatpuluh seperti sekelebat
Kupelukmu dalam tahajud
Damailah abadimu
Adinda

 

Banjir Air Mata
Sarujin
(Tragedi,9 Pebruari 2011)

Banjir bandang memperkosa dana mbojo
Banjir keserakahan ciri khas anak negeri
Hutan belantara diperkosa sepanjang masa
Daerah aliran sungai digauli hingga hamil
Reboisasi hanyalah kicauan burung
Pohon ditanam dosa yang tumbuh
Anggaran satu milyar
Yang hidup hanya satu mili
Banjir keserakahan
Menggenangi laci –laci meja
Meluap ke kantung-kantung
Sejengkal got ditukar dengan rupiah
Banjir bandang tak akan surut
Selama banjir keserakahan
Tetap bersemayam abadi
Dalam nurani anak negeri
Banjir keserakahan
Akan terus dan terus
Menuai banjir air mata
berbuah banjir duka
Hingga ke alam baka

Usman D.Ganggang *)Kelahiran Bambor – Kempo Kab. Manggarai Provinsi NTT ini, kini berdomisili di Kota Kesultanan Bima Provinsi NTB.

*Foto Dokumen Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun