Mohon tunggu...
Usman Bone
Usman Bone Mohon Tunggu... Buruh - Buruh, Kuli, Pembantu

Kumpulan Cerita Pendek, Cerita Rakyat Puisi, Tokoh dan Sosok

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ceritaku Melihat "Pendengung" yang Mau Jokowi - Prabowo "Pecah" Kongsi

9 Oktober 2024   15:09 Diperbarui: 9 Oktober 2024   15:24 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Instagram Presiden Joko Widodo

Pada 9 Oktober 2024, di Jakarta selata aku duduk di depan laptop, menatap berita-berita yang berseliweran di layar, juga memeriksa media sosial yang tampak selalu gaduh. 

Yang saya lihat ada satu isu yang terus menerus dimunculkan jelang pelantikan presiden terpilih, keterakan antara Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan yang yang kini sebagai Presiden 2024 terpilih yang akan dilantik 20 Oktober mendatang.

Isu itu seperti bola liar, dilempar ke berbagai arah, membuat para pengamat politik saling berdebat, dan warganet terpolarisasi, mulai dari pembagian jabata, akun fufafa pokoknya mereka terus membesarkan issu itu mereka seolah mau 'Pecah' aku kasi tanda kutip yahh.

"Siapa sebenarnya yang diuntungkan dari isu ini?" pikirku. Aku menelusuri komentar-komentar yang membanjiri setiap postingan tentang Prabowo dan Jokowi. 

Ada yang menuduh Jokowi - Prabowo begini dan begitu, ada juga yang mengatakan Prabowo akan dijatuhkan oleh kelompok Jokowi. Tetapi, aku tidak bisa mengabaikan satu hal yang mencurigakan, ada pola yang sama. Seperti ada kelompok yang sengaja membesarkan isu ini, memecah belah dukungan antara dua sosok yang bersatu membangun bangsa.

Aku teringat sebuah istilah klasik, Divide et Impera, memecah belah untuk menguasai. Taktik ini tidak asing di dunia politik. Ketika satu pihak dibuat seolah-olah bertentangan dengan pihak lain, kekuatan mereka menjadi lebih lemah, dan pihak ketiga yang bermain di balik layar dapat dengan mudah meraih keuntungan. "Apakah ini yang sedang terjadi?" gumamku.

Beberapa waktu lalu, ketika menjelang Pilpres, pernah beredar isu besar bahwa Prabowo marah besar dan menampar Wakil Menteri Pertanian. Saat itu, berita tersebut menjadi viral dan orang-orang segera mempercayainya. 

Namun, fakta yang sebenarnya sangat jauh dari apa yang disebarkan. Itu hoax, fitnah murni. Tapi, menariknya, ada kelompok yang terus mendorong narasi itu agar Prabowo terlihat buruk di mata publik.

Kejadian itu sekarang terlintas lagi dalam benakku. "Apakah mereka kelompok yang sama? Yang menyebarkan fitnah waktu itu?" tanyaku dalam hati. 

Apa yang mereka inginkan sebenarnya? Aku menyadari bahwa saat itu, publik begitu mudah dipengaruhi. Narasi negatif, ketika dibumbui sedikit kebohongan dan dimainkan dengan baik, bisa menghancurkan citra seseorang. .

Dan sekarang, sepertinya mereka sedang berusaha menggoyahkan Prabowo lagi---kali ini dengan isu perpecahan dengan Jokowi.

Kembali kulihat media sosial. Isu keterakan Prabowo dan Jokowi terus menggema. Ada komentar-komentar pedas yang bahkan mulai menyerang personal, menggiring opini publik. 

"Mereka benar-benar menginginkan perpecahan, bukan persatuan," pikirku lagi. Persatuan antara Jokowi dan Prabowo justru menguatkan bangsa. Namun, jika berhasil dipecah, maka peluang mereka untuk menguasai (?)

Aku mencoba menggali lebih dalam, menelusuri siapa yang paling diuntungkan dalam situasi ini. Beberapa kelompok politik yang mungkin merasa tersaingi oleh kekuatan Prabowo dan Jokowi tampaknya sedang bermain api di belakang layar. 

Mereka menggunakan isu ini sebagai alat untuk memecah belah basis dukungan yang kuat.

Mereka tidak bermain dengan jujur. Strategi mereka halus, tapi mematikan. Mereka menggiring opini, menciptakan narasi seolah-olah Jokowi - Prabowo pecah, padahal faktanya masih sangat erat mereka malah duduk bersma, diskusi dan makan-makan bersama. 

Mereka memanfaatkan media sosial sebagai senjata utama, menciptakan kebisingan dan kekacauan di tengah masyarakat yang sudah lelah dengan konflik politik.

Namun, di balik semua itu, satu hal yang pasti, mereka yang menginginkan perpecahan tidak pernah menginginkan yang terbaik bagi bangsa. Mereka hanya peduli pada kekuasaan. Bagi mereka, Divide et Impera adalah jalan untuk meraih apa yang mereka inginkan.

Aku sadar, tugas kita sebagai masyarakat adalah tidak mudah terprovokasi. Kita harus lebih bijak dalam menyaring informasi, memahami bahwa di balik setiap isu ada motif tersembunyi. Dan sekarang, motif itu jelas: kekuasaan.

Tulisan ini hanya gumamku saja.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun