Pada 9 Oktober 2024, di Jakarta selata aku duduk di depan laptop, menatap berita-berita yang berseliweran di layar, juga memeriksa media sosial yang tampak selalu gaduh.Â
Yang saya lihat ada satu isu yang terus menerus dimunculkan jelang pelantikan presiden terpilih, keterakan antara Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan yang yang kini sebagai Presiden 2024 terpilih yang akan dilantik 20 Oktober mendatang.
Isu itu seperti bola liar, dilempar ke berbagai arah, membuat para pengamat politik saling berdebat, dan warganet terpolarisasi, mulai dari pembagian jabata, akun fufafa pokoknya mereka terus membesarkan issu itu mereka seolah mau 'Pecah' aku kasi tanda kutip yahh.
"Siapa sebenarnya yang diuntungkan dari isu ini?" pikirku. Aku menelusuri komentar-komentar yang membanjiri setiap postingan tentang Prabowo dan Jokowi.Â
Ada yang menuduh Jokowi - Prabowo begini dan begitu, ada juga yang mengatakan Prabowo akan dijatuhkan oleh kelompok Jokowi. Tetapi, aku tidak bisa mengabaikan satu hal yang mencurigakan, ada pola yang sama. Seperti ada kelompok yang sengaja membesarkan isu ini, memecah belah dukungan antara dua sosok yang bersatu membangun bangsa.
Aku teringat sebuah istilah klasik, Divide et Impera, memecah belah untuk menguasai. Taktik ini tidak asing di dunia politik. Ketika satu pihak dibuat seolah-olah bertentangan dengan pihak lain, kekuatan mereka menjadi lebih lemah, dan pihak ketiga yang bermain di balik layar dapat dengan mudah meraih keuntungan. "Apakah ini yang sedang terjadi?" gumamku.
Beberapa waktu lalu, ketika menjelang Pilpres, pernah beredar isu besar bahwa Prabowo marah besar dan menampar Wakil Menteri Pertanian. Saat itu, berita tersebut menjadi viral dan orang-orang segera mempercayainya.Â
Namun, fakta yang sebenarnya sangat jauh dari apa yang disebarkan. Itu hoax, fitnah murni. Tapi, menariknya, ada kelompok yang terus mendorong narasi itu agar Prabowo terlihat buruk di mata publik.
Kejadian itu sekarang terlintas lagi dalam benakku. "Apakah mereka kelompok yang sama? Yang menyebarkan fitnah waktu itu?" tanyaku dalam hati.Â
Apa yang mereka inginkan sebenarnya? Aku menyadari bahwa saat itu, publik begitu mudah dipengaruhi. Narasi negatif, ketika dibumbui sedikit kebohongan dan dimainkan dengan baik, bisa menghancurkan citra seseorang. .
Dan sekarang, sepertinya mereka sedang berusaha menggoyahkan Prabowo lagi---kali ini dengan isu perpecahan dengan Jokowi.