Mohon tunggu...
Usman
Usman Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru PKN SMKN 1 Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pergilah

15 Maret 2015   08:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:38 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin memang sudah waktunya

berbagi bebanmu pada pundakku.

Sudah cukuplah waktumu, mengajariku berdiri,

meski kurasa belum lagi kokoh pijak pada tapakku.

Toh kini aku sudah menjadi laki-laki, berkatmu juga.

Ah....Tak perlu kuratapi

caramu melepas bebanmu yang nista itu.

Pergilah...

Telah kau pilih jalanmu menjadi pecundang,

harga yang  tak pernah terlintas kan melekat padamu,

dalam mimpi terburukku sekali pun.

Dulu kau begitu kujunjung,

yang tanpa suara, telah mendidikku dengan teladanmu.

Tak pernah kau tuturkan petuah,

tapi kutemukan maknanya dalam setiap lakumu.

Kuhormati kau selayak malaikat,

Menganggap kau selalu ada,

meski ari terhalang jauh bentang ruang.

Pergilah, menjauh....

genggam erat keyakinanmu.

sosokmu kini memang lebih cocok berdiri

di sisinya yang jalang.

Ah, sudahlah...

kau memang bukan yang dulu lagi.

Kamu tak hanya pergi tanpa pesan,

tapi juga membawa serta kekagumanku

dan segala puja-puji tentangmu.

...dan di saat waktu telah hadirkan sesal,

kembalilah, ambil kembali semua hakmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun