Mohon tunggu...
USMAN HERMAWAN
USMAN HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA

Belajar menebar kebaiakan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hati yang Kembali

9 Mei 2021   22:34 Diperbarui: 9 Mei 2021   22:35 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau begitu, tolong jemput Nurma di Bank BRI dekat pasar."

Suradin terhentak dan jengah sejenak, tapi tak ada alasan untuk menolaknya. "Baiklah Mi."

"Tolong segera Sur, takut keburu selesai urusannya di sana. Cuma tarik tunai uang pembayaran kedelai dari orang Makasar."

Suradin segera tancap gas. 

Keempat mata tertuju pada keberangkatan Suradin, lalu beradu pandang seraya berurai senyum.

"Dari Makasar ada transferan dua puluh juta ke rekening aji," Umi Salimah menegaskan.  Dua hari lalu Haji Murad mengirim dagangan kedelai kepada pelanggannya melalui pelabuhan Kota Bima.

***

Seperti biasa Bank BRI disesaki nasabah. Namun Suradin tidak mengalami kesulitan mendapati Nurma di antara banyak orang. Setelah hampir sepuluh menit Suradin menanti, Nurma pun keluar. Tak ada ketekejutan pada Nurma begitu melihat Suradin karena sejak awal sudah tahu bahwa ibunya akan menyuruh Suradin untuk menjemputnya. 

Inilah pertemuan kali pertama sejak orang tua mereka serius menyepakati perjodohan. Suradin berusaha menunjukkan sikap berempati kendati sebenarnya perasaannya biasa saja. Tak ada rasa tak suka, juga tak ada ketertarikan sebagai lawan jenis. Namun  demi memenuhi harapan Mak Badriah, Suradin berusaha menepis egonya. Dia pun menyadari, jika tuhan berkenan, dalam waktu dekat Nurma akan menjadi jodohnya. Seperti kata orang, pikir Suradin, cinta bisa tumbuh belakangan.

"Sur, boleh aku minta antar ke rumah temanku di Rasabou?"

Suradin mengangguk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun